Tulisan ini membahas 3 hal pokok yakni latar belakang dilakukannya acara Sipulung, dinamika pelaksanaan acara Sipulung, serta dampak Covid-19 terhadap pelaksanaan acara Sipulungmasyarakat Towani Tolotang di Amparita Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa acara Sipulung dilaksanakan karena sebuah wasiat dari leluhur masyarakat Towani Tolotang yang bernama Ipabbere. Ipabbere berpesan kepada anak cucunya bahwa kelak jika dia meninggal maka kuburanya harus di ziarahi setahun sekali. Sipulung juga sebagai media permohonan keselamatan dalam setahun. Pelaksanaan Sipulung telah mengalami banyak dinamika mulai dari sebelum adanya Covid-19 sampai saat adanya Covid-19. Sipulung yang biasanya ramai di hadiri oleh masyarakat Towani Tolotang baik dari daerah Sidrap maupun luar daerah Sidrap juga merasakan dampak akibat adanya Covid-19. Tidak semua masyarakat dapat mengikuti acara Sipulung ini seperti anak-anak, lanjut usia, dan masyarakat yang memiliki gejala seperti Covid-19 tidak diperbolehkan untuk ikut. Terdapat beberapa rangkaian acara yang biasa mereka lakukan terpaksa harus ditiadakan seperti acara Masempe’ bahkan ada rombongan kepemangkuan yang hanya datang ziarah di makam Ipabbere dan melakukan pelaporan kepada Dewata Seuwa’e kemudian langsung pulang tanpa manre sipulung seperti. Sipulung yang biasanya bisa dihadiri oleh tamu dari luar masyarakat Towani Tolotang pada acara kali ini sudah tidak diperbolehkan. Waktu keberangkatan ke lokasi Sipulung juga berubah menjadi lebih awal dan pulang lebih cepat.