This Author published in this journals
All Journal Attoriolong
Najamuddin Najamuddin
Prodi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum UNM

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Bate Salapang ri’ Gowa, 1935-1946 Isnaeni Isnaeni; Najamuddin Najamuddin; Mustari Bosra
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Bate Salapang pada masa lalu sebagai pemilih dan pelantik Raja Gowa, sebagai pembuat kebijakan bersama Raja Gowa dan sebagai pemerintah otonomi di wilayah mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan Bate Salapang di masa kerajaan sangat berperang penting karena Bate Salapang selaku Dewan Hadat suatu dewan rakyat (parlemen) yang menetapkan hukum-hukum dasar pemerintah dan hukum adat. Setelah peralihan dari sistem monarki ke NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Peran Paccallaya memiliki kewanangan dan kekuatan memaksa dan menyelesaikan perselisihan secara tuntas,namun seiring berjalannya waktu peranan paccallaya mulai bergeser digantikan oleh seoranga raja yang disepakati oleh anggota paccallaya.  Peran Bate Salapang masa kerajaan hingga sekarang itu tentu sudah berbeda dimana pada masa kerajaan, bate salapang memiliki kekuasaan/wewenang dalam memilih, mengangkat dan menurunkan seorang Raja. Setelah peralihan rezim dimana masa kerajaan sudah beralih ke masa pemerintahan, begitupun dengan peran bate salapang yang sudah tidak lagi sama perannya dimasa sekarang ini karena pemiliahan pemimpin atau Bupati dipilih langsung oleh Rakyat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri atas tahapan: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi arsip dan studi pustaka.
Ritual Rambu Solo’ pada Komunitas Adat Muslim Patongloan di Kabupaten Enrekang, 1966-2020. Rahmania Rahmania; Najamuddin Najamuddin; La Malihu
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ritual rambu solo’ masyarakat muslim Komunitas Adat Patongloan di Kabupaten Enrekang sebelum memeluk Agama Islam, perubahan dalam ritual rambu solo’ masyarakat muslim Komunitas Adat Patongloan di Kabupaten Enrekang tahun 1966-2020, serta perbedaan antara ritual rambu solo’ masyarakat muslim Komunitas Adat Patongloan dan ritual rambu solo’ masyarakat nonmuslim Toraja. Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan metode sejarah yang terdiri atas empat tahapan yakni: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebelum memeluk Agama Islam, masyarakat adat patongloan di Kabupaten Enrekang menganut Kepercayaan Aluk Todolo yang juga merupakan kepercayaan leluhur masyarakat Toraja. Adapun perubahan yang terjadi pada ritual rambu solo’ masyarakat muslim komunitas adat patongloan pada periode 1966-1979 pelaksanaan ritual masih sangat tradisional baik itu peralatan yang digunakan dan masyarakatnya yang pada saat itu masih terbawa pengaruh Aluk Todolo, pada tahun 1980-2006 beberapa perubahan mulai muncul termasuk pada alat yang digunakan pada saat jalannya ritual dikarenakan perkembangan zaman, kemudian pada tahun 2007-2020 perubahan mulai komplit baik itu dari peralatan yang digunakan hingga pada perubahan pola pikir masyarakat. Perbedaan antara ritual rambu solo’ masyarakat muslim komunitas adat patongloan di Kabupaten Enrekang dan masyarakat nonmuslim Toraja dapat dilihat dari lama mayat dikebumikan, proses pengurusan jenazah, hewan yang dikubankan, cara penyembelihan hewan, serta pada pelaksanaan ritaul rambu solo’.  
Nelayan Rajungan di Kampung Lantebung Kota Makassar 2000-2019 Nurainun Nurainun; Najamuddin Najamuddin; Ahmadin Ahmadin
Attoriolong Vol 20, No 2 (2022): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengemukakan tentang : pentingnya Rajungan bagi masyarakat Lantebung, latar belakang perdagangan rajungan di Kampung Lantebung, dan dinamika perdagangan rajungan di Kampung Lantebung pada tahun 2000-2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rajungan memiliki nilai penting karena menangkap rajungan adalah bagian dari warisan masa lalu. Selain itu, rajungan merupakan penopang kehidupan masyarakat Lantebung. Adapun yang melatarbelakangi masyarakat Lantebung menangkap rajungan dimulai ketika munculnya perusahaan besar yang melirik hasil tangkapan rajungan di awal tahun 2000-an sehingga masyarakat setempat menjadikan rajungan sebagai komoditas utama di samping hasil tangkapan laut lainnya. Dijadikannya rajungan sebagai komoditas memberikan pemahaman pada masyarakat setempat untuk melestarikan habitat rajungan, yakni hutan mangrove (bakau). Pelestarian hutan bakau ini pula membawa dampak ekonomi tersendri seperti adanya eko-wisata mangrove, kemudian dapat merangsang roda ekonomi masyarakat pesisir Kampung Lantebung. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara umum rajungan memberikan banyak manfaat tidak hanya dari segi ekonomi, segi sosial-masyarakat, tetapi juga pelestarian lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri atas tahapan: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi arsip dan studi pustaka.
Sekolah Berasrama SMA Negeri 11 Pinrang, 2012-2020. Achmad Idrus Al Islami; Najamuddin Najamuddin; Ahmadin Ahmadin
Attoriolong Vol 21, No 1 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Latar belakang didirikannya, (2) Perkembangan sekolah, dan (3) Dampak keberadaan sekolah tersebut pada alumni dan masyarakat sekitar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan menggunakan analisis pendekatan sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu: heuristik (pengumpulan data atau sumber), kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa: (1) Latar belakang didirikannya Sekolah berasrama SMA Negeri 11 Pinrang berawal dari adanya dana infrastruktur daerah (DID) Kabupaten Pinrang. Dan juga didasari oleh dukungan masyarakat dan para pakar-pakar pendidikan yang sangat ingin jika di kabupaten Pinrang dibangun sekolah dengan model semi pesantren negeri atau kata lain sekolah berasrama. Gagasan ini juga diperkuat dengan realita belum adanya sekolah dengan model “Boarding School”. (2) Selama didirikannya Sekolah berasrama SMA Negeri 11 Pinrang pada tahun 2012 sampai sekarang ini telah banyak mengalami perkembangan dari segala aspek, mulai dari perkembangan peserta didik, tenaga pengajar, sarana dan prasarana, kurikulum, dan bahkan prestasi peserta didiknya mulai dari prestasi akademik maupun non akademik. (3) Keberadaan Sekolah berasrama SMA Negeri 11 Pinrang memberikan dampak bagi masyarakat kabupaten Pinrang dan sekitarnya, terutama bagi orang tua peserta didik yang sangat merasakan dampaknya, dan dampak Sekolah berasrama SMA Negeri 11 Pinrang tidak hanya berdampak bagi masyarakat sekitar, tetapi juga berdampak langsung bagi kehidupan para siswa setelah selesai atau kata lain alumni. 
Pelaksanaan Ritual Sipulung pada Masyarakat Towani Tolotang di Amparita masa Covid 19 Andi Tenrile; Najamuddin Najamuddin; Ahmadin Ahmadin
Attoriolong Vol 21, No 1 (2023): Attoriolong Jurnal Pemikiran Kesejarahan dan Pendidikan Sejarah
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini membahas 3 hal pokok yakni latar belakang dilakukannya acara Sipulung, dinamika pelaksanaan acara Sipulung, serta dampak Covid-19 terhadap pelaksanaan acara Sipulungmasyarakat Towani Tolotang di Amparita Kabupaten Sidenreng Rappang. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa acara Sipulung dilaksanakan karena sebuah wasiat dari leluhur masyarakat Towani Tolotang  yang bernama Ipabbere. Ipabbere berpesan kepada anak cucunya bahwa kelak jika dia meninggal maka kuburanya harus di ziarahi setahun sekali. Sipulung juga sebagai media permohonan keselamatan dalam setahun. Pelaksanaan Sipulung telah mengalami banyak dinamika mulai dari sebelum adanya Covid-19 sampai saat adanya Covid-19. Sipulung yang biasanya ramai di hadiri oleh masyarakat Towani Tolotang baik dari daerah Sidrap maupun luar daerah Sidrap juga merasakan dampak akibat adanya Covid-19. Tidak semua masyarakat dapat mengikuti acara Sipulung ini seperti anak-anak, lanjut usia, dan masyarakat yang memiliki gejala seperti Covid-19 tidak diperbolehkan untuk ikut. Terdapat beberapa rangkaian acara yang biasa mereka lakukan terpaksa harus ditiadakan seperti acara Masempe’ bahkan ada rombongan kepemangkuan yang hanya datang ziarah di makam Ipabbere dan melakukan pelaporan kepada Dewata Seuwa’e kemudian langsung pulang tanpa manre sipulung seperti. Sipulung yang biasanya bisa dihadiri oleh tamu dari luar masyarakat Towani Tolotang pada acara kali ini sudah tidak diperbolehkan. Waktu keberangkatan ke lokasi Sipulung juga berubah menjadi lebih awal dan pulang lebih cepat.