This Author published in this journals
All Journal Maspari Journal
Hartoni ., Hartoni
Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA, Universitas Sriwijaya

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

DISTRIBUSI TOTAL SUSPENDED SOLID DAN TOTAL DISSOLVED SOLID DI MUARA SUNGAI BANYUASIN KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Firdaus, Ahmad; ., Melki; ., Hartoni; Aryawati, Riris
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 7, No 1 (2015): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1303.801 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v7i1.2493

Abstract

Muara Banyuasin merupakan daerah estuaria yang memiliki peranan penting dari segi ekonomi maupun ekologi, tempat bermuaranya sungai besar, beberapa sungai kecil. Aktivitas manusia seperti industri, transportasi, penebangan hutan dan pembukaan lahan peningkatan TSS dan TDS di Muara. Kegiatan ini menyebabkan meningkatnya pengikisan tanah di sepanjang aliran sungai sehingga berdampak terhadap padatan tersuspensi dan padatan terlarut semakin tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi TSS dan TDS, kondisi kualitas air di Muara sungai Banyuasin di lihat dari parameter lingkungan, menggambarkan distribusi TSS dan TDS saat pasang dan surut, menggambarkan profil melintang TSS dan TDS saat pasang dan surut. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2013. Penentuan stasiun penelitian menggunakan metode purposive sampling. Hasil Konsentrasi TSS di perairan Muara sungai Banyuasin lebih tinggi saat surut dibandingkan saat pasang yakni nilai TSS saat surut 208 mg/l – 1640 mg/l, sedangkan saat pasang 527 mg/l – 1116 mg/l. TDS lebih rendah saat surut dibandingkan saat pasang yakni nilai TDS saat surut 192 mg/l – 1081 mg/l, sedangkan saat pasang 779 mg/l - 1909 mg/l. Kondisi kualitas air Muara sungai Banyuasin meliputi suhu dan salinitas bervariasi setiap lapisan kedalaman dan lebih dominan di lapisan permukaan perairan.KATA KUNCI: Muara sungai Banyuasin, TDS, TSS.
PEMETAAN BATIMETRI MENGGUNAKAN METODE AKUSTIK DI MUARA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN Anzari, Ridho; ., Hartoni; Surbakti, Heron
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 9, No 2 (2017): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1001.019 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v9i2.4473

Abstract

Informasi kedalaman merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk beberapa kajian kegiatan sumberdaya kelautan. Namun, saat ini peta batimetri untuk perairan dangkal masih sangat terbatas, termasuk wilayah Muara Sungai Lumpur. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan batimetri di Muara Sungai Lumpur. Pengukuran batimetri menggunakan metode akustik yaitu pendeteksian target di perairan dengan proses perambatan suara. Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 3–5 Juli 2014 di Muara Sungai Lumpur. Pengukuran pasang surut untuk menentukan mean sea level (muka laut rata-rata) yang dijadikan koreksi kedalaman. Hasil dari penelitian diketahui mean sea level 3,016 meter dengan kedalaman perairan rata-rata 4,2 meter, dimana kedalaman tertinggi sedalam 10,4 meter terletak di hulu dan kedalaman terendah 0,7 meter pada muara sungai. Pada badan sungai kemiringan bervariasi antara 5-9 derajat, sedangkan pada pantai lebih landai dengan kemiringan dibawah 1 derajat.KATA KUNCI: Akustik, batimetri, Sungai Lumpur. 
Analisis Pola Sebaran Sedimen Tersuspensi Menggunakan Teknik Penginderaan Jauh di Perairan Muara Sungai Banyuasin Simbolon, Fernandho; Surbakti, Heron; ., Hartoni
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 7, No 2 (2015): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1102.328 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v7i2.2432

Abstract

TSS  (Total  suspended  solid)  adalah  semua  zat  padat  (pasir,  lumpur, dan tanah  liat)  atau partikel-partikel  yang  tersuspensi  dalam  air  berupa komponen  biotik  (fitoplankton, zooplankton, bakteri, fungi,dll), ataupun komponen abiotik (detritus dan partikel-partikel anorganik)  yang  masuk  ke perairan  melalui  sungai  menuju  ke  wilayah  pesisir  dan  laut , dapat dilihat pengaruhnya secara langsung di perairan pesisir. Aktivitas manusia di hulu seperti  illegal loging, pembuatan parit, transportasi, industri dan rumah tangga memberi sumbangan yang nyata terhadap peningkatan TSS di Muara Banyuasin. Penelitian analisis pola  sebaran  sedimen  tersuspensi menggunakan  teknik  penginderaan  jauh  di  perairan Muara Banyuasin telah dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai dengan Oktober 2013. Data Landsat ETM 7 dikaji untuk memetakan sebaran TSS di Perairan Muara Banyuasin. Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  pola  sebaran  TSS insitu  dan  pendugaan, mengetahui  algoritma  TSS  pendugaan  yang  sesuai di  Muara  Banyuasin  dan mengaplikasikanya  pada  citra  31  Maret  2004,  29 Maret  2009  dan  24  Maret  2013. Pengolahan  data  citra  landsat   ETM  7 tanggal  9  April  2013  adalah  untuk  mengetahui pendugaan konsentrasi TSS dan  mengolah  data  insitu  yang diambil tepat saat perekaman citra. Konsentrasi  TSS  pendugaan  diregresikan  dengan  data  insitu.  Hasil penelitian menunjukkan hasil dari regresi polynomial  antara TSS pendugaan dan TSS insitu koefisien determinasi (R2) terbesar adalah 0,426 dihasilkan oleh algoritma Budhiman. berdasarkan data  insitu  menunjukkan  konsentrasi  TSS saat  surut  berkisar  40,33  mg/l-755,66  mg/l sedangkan  saat   pasang berkisar  113,44  mg/l-477,11  mg/l.  Konsentrasi  TSS  pendugaan dalam kurun waktu 9 tahun (2004-2013) menunjukan bahwa terjadi peningkatan TSS di Muara Banyuasin.KATA KUNCI:   Landsat ETM 7, muara Banyuasin, penginderaan jauh, total suspended solid  (TSS).
IDENTIFIKASI DAERAH PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BERDASARKAN SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KONSENTRASI KLOROFIL – a MENGGUNAKAN CITRA MODIS DI PERAIRAN BANGKA BAGIAN BARAT Saing, Rizky Adolf A; Surbakti, Heron; ., Hartoni
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 1 (2018): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.721 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i1.5778

Abstract

Perairan Bangka bagian barat merupakan perairan yang terletak di antara Pulau Bangkadan Pulau Sumatera, salah satu wilayah yang termasuk di dalamnya yaitu Selat Bangka.Daerah ini memiliki potensi penangkapan ikan pelagis seperti tongkol dan tenggiri yangcukup baik. Pengamatan dan pengambilan sampel lapangan dilakukan di perairan Bangkabagian barat pada tanggal 12 Desember sebanyak 16 stasiun dengan menggunakan datacitra satelit dan in situ. Data citra Modis Aqua yang digunakan yaitu selama 6 tahun padaperiode Januari 2009 sampai dengan Januari 2015 meliputi konsentrasi klorofil-a, suhupermukaan laut dan fenomena thermal front. Daerah penangkapan yang ditunjukkan olehdata citra memiliki pola yang berbeda pada setiap musimnya dan berbeda dengan daerahoperasi penangkapan yang biasa dilakukan oleh nelayanKATA KUNCI : Citra Modis, Daerah Penangkapan Ikan, Klorofil-a, Perairan BangkaBagian Barat, Suhu Permukaan Laut
APLIKASI SIG UNTUK IDENTIFIKASI KESESUAIAN LOKASI KERAMBA JARING APUNG BERDASARKAN KUALITAS PERAIRAN DI MUARA SUNGAI BANYUASIN KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Tarigan, Ardhi Wiranatha; Agussalim, Andi; ., Hartoni
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 9, No 2 (2017): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1603.992 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v9i2.4474

Abstract

Pengembangan budidaya laut di daerah muara merupakan usaha meningkatkan produksi perikanan selain dengan cara penangkapan. Salah satu kegiatan budidaya ikan yang dapat dilakukan di daerah muara yaitu budidaya Keramba Jaring Apung. Namun, kegiatan budidaya ikan Keramba Jaring Apung sering mengalami kendala. Pemilihan lokasi yang tepat merupakan salah satu optimalisasi dalam kelangsungan kegiatan budidaya. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kesesuaian kualitas perairan dan memetakan lokasi kesesuaian budidaya ikan Keramba Jaring Apung menggunakan aplikasi SIG. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis spasial overlay menggunakan teknik matching. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian di Muara Sungai Banyuasin dengan luas 1.979,18 Ha, diperoleh daerah yang “Sesuai Bersyarat (S3)” seluas 38,982 Ha untuk lokasi budidaya KJA dan “Tidak sesuai (N)” seluas 1.940,197 Ha.Kata Kunci : Banyuasin, keramba jaring apung, matching, muara, SIG.
HUBUNGAN KONDISI TUTUPAN TERUMBU KARANG TERHADAP KELIMPAHAN IKAN FAMILI CHAETODONTIDAE DI PERAIRAN PULAU KETAWAI, BANGKA TENGAH, PROVINSI BANGKA BELITUNG hidayat, heriansyah; ., hartoni; ., fauziyah
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 10, No 2 (2018): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.15 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v10i2.8468

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tutupan terumbu karang, kelimpahan ikan famili Chaetodontidae, dan menganalisis hubungan diantara keduanya. Penelitian ini dilakukan di Perairan Pulau Ketawai Bangka Tengah Provinsi Bangka Belitung pada kedalaman 3 m dan 5 m. Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi tutupan terumbu karang yaitu metode Coral Reef Video Belt Transect (panjang 50 m, lebar 2 m) dan metode untuk mengetahui kondisi kelimpahan ikan famili Chaetodontidae yaitu metode Fish Video Belt Transect (panjang 50 m, lebar 2 m). Kondisi tutupan terumbu karang di perairan pulau ketawai dalam kategori sedang sampai baik sekali dengan persentase tutupan karang hidup 27,47% - 76,95%, dan kelimpahan ikan famili Chaetodontidae dari 1 ind/m² – 27 ind/m² dengan tiga spesies yang ditemukan yaitu spesies Chaetodon octofasciatus, Chelmon rostratus, dan Chaetodon decussatus, dan hubungan diantara keduanya dari hasil analisis regresi linier sederhana yaitu positif, hubungan positif tersebut menjelaskan jika semakin banyak ikan Chaetodontidae yang ditemukan menjadi indikator semakin banyak juga terumbu karang hidup yang ditemukan.
Potensi Kesesuaian Mangrove Sebagai Daerah Ekowisata di Pesisir Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin Agussalim, Andi; ., Hartoni
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 6, No 2 (2014): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.53 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v6i2.3037

Abstract

Wilayah Kabupaten Banyuasin yang sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah pesisir khususnya kawasan Muara Sungai Musi, memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi tujuan ekowisata mangrove karena daerah ini memiliki potensi ekosistem mangrove. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi kesesuaian kawasan mangrove sebagai penunjang dalam pengembangan ekowisata di Muara Sungai Musi Kabupaten Banyuasin. Metode penelitian yaitu survei lapangan dan analisis SIG. Stasiun pengamatan ditentukan sebanyak 8 stasiun secara purposive. Hasil penelitian menunjukkan Indeks Kesesuaian Wisata (IKW) untuk ekowisata mangrove di Muara Sungai Musi kategori sangat sesuai (S1) terdapat pada stasiun 1 dan stasiun 3, kategori sesuai (S2) stasiun 2, 4, 5, 6, 7 dan 8. Secara spasial kategori potensi kawasan mangrove sebagai ekowisata terdiri “sangat sesuai” 1.079,59 ha, “sesuai” seluas 1.344,737 ha, dan tidak sesuai seluas 1.991,339 ha.Kata kunci : Banyuasin, Ekowisata, Mangrove, Sungai Musi.
ANALISIS POLA SEBARAN KONSENTRASI KLOROFIL-a MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT PADA MUSIM TIMUR DI PERAIRAN SEKITAR MUARA SUNGAI LUMPUR KABUPATEN OKI PROVINSI SUMATERA SELATAN Marendy, Franky; ., Hartoni; ., Isnaini
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 9, No 1 (2017): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1222.561 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v9i1.4224

Abstract

Klorofil-a merupakan zat hijau dalam fitoplankton. Indikator kesuburan perairan dapat diukur dari kandungan klorofil-a. Pengukuran klorofil-a dapat dilakukan dengan dua cara yaitu konvensional dan menggunakan pemanfaatan teknologi penginderaan jauh.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis konsentrasi klorofil-a, menentukan algoritma citra landsat serta mengetahui sebaran-sebaran klorofil-a pada musim timur tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, 2011, 2013 dan 2014 di Perairan Muara Sungai Lumpur. Pengambilan data insitu pada 7 Juli 2014 pada kondisi pasang dan surut.Penentuan stasiun berdasarkan systematic random sampling terdiri dari 11 stasiun di Muara Sungai Lumpur. Analisis data sebaran konsentrasi klorofil-a insitu dan parameter arah dan kecepatan arus menggunakan Surfer 12, pengujian konsentrasi klorofil-a insitu dan data citra Landsat 2014 menggunakan analisis regresi serta pembuatan layout sebarankonsentrasi klorofil-a menggunakan ArcGis 10.1. Hasil penelitian menyatakan bahwa klorofil-a pada kondisi surut lebih tinggi daripada kondisi pasang. Pada saat pasang ratarata konsentrasi klorofil-a 2,2664 µg/l dan pada saat surut memiliki rata-rata 3,5523 µg/l.Tingkat konsentrasi klorofil-a tersebut tergolong bagus. Serta algoritma yang diperoleh adalah 681,8946 (X)3 - 1708,3328 (X)2 + 1420,9178(X) - 390,8598 yang dimodifikasi dari algoritma Pentury (1997). Konsentrasi klorofil-a di Perairan Muara Sungai Lumpur padatahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, 2011, 2013 dan 2014 cenderung merata yang berkisar 1-3,8 µg/l serta konsentrasi tertinggi ditemui pada bagian yang hampir sama. Faktor lingkungan yang mempengaruhi sebaran konsentrasi klorofil-a adalah arus serta kedalaman perairan.KATA KUNCI: Klorofil-a, Landsat, muara, Sungai Lumpur.
Kondisi Terumbu Karang di Perairan Pulau Tegal dan Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung ., Hartoni; Damar, Ario; Wardiatno, Yusli
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 4, No 1 (2012): Edisi Januari
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.671 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v4i1.1341

Abstract

Coral reefs are ecosystem that have important economic value, but very fragile towards natural factor and human activities. Increasing human activities around the coastal waters will affect the ecosystem of coral reefs. The research was conducted from April to July 2010. The purpose of this study were to analyze the current state of coral reefs, to analyze the extent of damage and identify the cause of damage in Tegal island and Sidodadi waters. Percentage of life coral cover was obtained using line intercept transect (LIT) method. The results showed that percentage of life coral cover at 6 observation stations approximately 37.76% - 65.90%. The highest percentage live coral cover at Station 2 and the lowest at Station 3. In general, the condition of coral reef life was categorized "medium" with an average percentage of 49.87%. Damage of coral reefs were caused by bombing activities to catch fish, coral mining for construction materials and jewelry, anchor of ships, marine tourism activities and culture.   Keyword: Coral reefs, Tegal island, Sidodadi.   ABSTRAK Terumbu karang adalah ekosistem yang mempunyai nilai ekonomi penting, tapi sangat rapuh terhadap faktor alam dan aktivitas manusia. Meningkatnya aktivitas manusia di sekitar perairan pesisir berdampak terhadap ekosistem terumbu karang. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2010. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kondisi terkini tutupan terumbu karang di perairan Pulau Tegal dan  Sidodadi. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai bulan Juli 2010 di perairan Pulau Tegal dan Sidodadi Kecamatan Padang Cermin  Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung. Pengambilan data tutupan karang menggunakan metode line intercept transect (LIT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tutupan karang hidup di 6 Stasiun pengamatan berkisar antara 37,76% - 65,90%. Tutupan terumbu karang terendah di Stasiun 3 sedangkan tutupan tertinggi di Stasiun 2. Secara umum kondisi terumbu karang di perairan Pulau Tegal dan Sidodadi dikategorikan kondisi sedang dengan rata-rata tutupan karang sebesar 49,87%. Kerusakan terumbu karang disebabkan oleh aktivitas pengeboman, penambangan karang untuk bahan bangunan dan souvenir, jangkar kapal, wisata bahari dan budidaya laut.   Kata Kunci: Terumbu karang, Pulau Tegal, Sidodadi
Penentuan Perubahan Garis Pantai dengan Teknologi Penginderaan Jauh dan Model Numerik di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah Ladys, Maria; Surbakti, Heron; ., Hartoni
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 4, No 2 (2012): Edisi Juli
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.07 KB) | DOI: 10.36706/maspari.v4i2.1391

Abstract

ABSTRACTThe coastal is intensif place for human activity. Sea process and human activity made influence for coastline change. This research discusses coastline change. The aim of this research investigates wave high, wave period, wave direction, sediment transport, and coastline change for remote sensing technic and numeric model. This research has been carry out on Mei to September 2011. The mothodes used wave numeric model and remote sensing technic.Mean maximum wave high is 1.7 metre and mean minimum wave high is 0.8 metre. Mean maximum wave period is 6.18 second and mean minimum wave period is 4.66 second. Wave direction has been on 1-3, 12 mounth come from north west, but 4-11 month, dominan direction wave come from north east. Design wave transformation from north west, north, and north east go to south east and south direction. Maximum sediment transport0.5 m3/s and minimum sediment transport is -0.5 m3/s. The change chostline of remote sensing method 568 cell or 34.08 km is experience sedimentation process and 104 cell or 6.24 km experience erosion process. The calculation mean numeric for 1999-2008, sediment transport for sedimentation process is 449 cell or  26.94 km and erosion process is 223 cell or 13.38 km. As calculate cumulation numeric model for 1999-2008, sedimentation process is 343 cell or 20.58 km and erosion process is  329 cell or 19.74 km. Key Words : coastline, wave, numeric, remote sensing, Kabupaten Batang ABSTRAKPesisir merupakan tempat intensif untuk kegiatan manusia. Pengaruh proses laut dan aktivitas manusia akan mempengaruhi perubahan garis pantai. Penelitian ini membahas perubahan garis pantai. Tujuannya yaitu menghitung tinggi, periode, arah datang gelombang, transpor sedimen, dan perubahan garis pantai dengan kedua metode. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai September 2011. Metode yang digunakan adalah model numerik gelombang dan teknik penginderaan jauh.Tinggi gelombang maksimum rata-rata 1.7 meter dan tinggi gelombang minimum rata-rata 0.8 meter. Periode gelombang maksimum rata-rata 6.18 detik dan periode minimum rata-rata 4.66 detik. Arah gelombang dominan yang terjadi pada bulan 1-3, dan 12 berasal dari arah barat laut, sedangkan bulan 4-11 arah gelombang dominan berasal dari arah timur laut. Pola transformasi gelombang yang berasal dari barat laut, utara, dan timur laut cenderung berbelok ke arah barat daya dan arah selatan. Transpor sedimen maksimum berkisar 0.5 m3/s dan transpor sedimen minimum berkisar -0.5 m3/s. Perubahan garis pantai dengan metode penginderaan jauh menghasilkan perhitungan berupa 568 sel atau 34.08 km mengalami sedimentasi dan 104 sel atau 6.24 km mengalami erosi. Perhitungan model numerik rata-rata tahun 1999-2008, transpor sedimen untuk proses sedimentasi berada pada wilayah pantai barat dengan 449 sel atau 26.94 km dan proses erosi terjadi pada wilayah timur pantai dengan 223 sel atau 13.38 km. Sedangkan perhitungan model numerik kumulatif tahun 1999-2008, proses sedimentasi terjadi di wilayah barat pantai dengan 343 sel atau 20.58 km dan proses erosi terjadi di wilayah timur pantai dengan 329 sel atau 19.74 km. Kata Kunci : garis pantai, gelombang, numerik, penginderaan jauh