Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Katarak Dengan Hipertensi Di Poliklinik Mata Rs Yarsi Periode 2021-2022 Dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Annisa Putri Humardani; Kamal Anas; Muhammad Arsyad
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 3 No. 3 (2023): Cerdika : Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.456 KB) | DOI: 10.59141/cerdika.v3i3.550

Abstract

Katarak adalah kekeruhan dari lensa. Katarak dapat terjadi karena penyakit degeneratif seperti hipertensi yang dapat menyebabkan konformasi struktur perubahan protein dalam kapsul lensa sehinga dapat memicu katarak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan katarak dengan hipertensi dan karakteristik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskripsi korelasional yang bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 35 orang yang diperoleh melalu simple random sampling dari data rekam medik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik menggunakan chi-square. Karakteristik pasien katarak mayoritas berusia >50 tahun sebanyak 27 orang (77.1%), katarak senilis sebanyak 32 orang (91.4%), stadium imatur sebanyak 20 orang (57.1%) dan tidak ada riwayat hipertensi sebanyak 29 orang (82.9%). Hasil penelitian menunjukan analisis chi suare mengenai hubungan klasifikasi katarak dengan riwayat katarak didaptkan p = 1, p > ? = 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan katarak dengan hipertensi. Latar Belakang: Katarak adalah kekeruhan dari lensa. Katarak dapat terjadi karena penyakit degeneratif seperti hipertensi yang dapat menyebabkan konformasi struktur perubahan protein dalam kapsul lensa sehinga dapat memicu katarak. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan katarak dengan hipertensi dan karakteristik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskripsi korelasional yang bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 35 orang yang diperoleh melalu simple random sampling dari data rekam medik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik menggunakan chi-square. Hasil: Karakteristik pasien katarak mayoritas berusia >50 tahun sebanyak 27 orang (77.1%), katarak senilis sebanyak 32 orang (91.4%), stadium imatur sebanyak 20 orang (57.1%) dan tidak ada riwayat hipertensi sebanyak 29 orang (82.9%). Hasil penelitian menunjukan analisis chi suare mengenai hubungan klasifikasi katarak dengan riwayat katarak didaptkan p = 1, p > ? = 0,05 Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan katarak dengan hipertensi
Hubungan Katarak Dengan Diabetes Melitus Di Poliklinik Mata Rs Yarsi Periode Tahun 2021-2022 Dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Khairunnisa Karimah; Kamal Anas; Muhammad Arsyad
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 3 No. 3 (2023): Cerdika : Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.401 KB) | DOI: 10.59141/cerdika.v3i3.551

Abstract

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa. Kekeruhan atau penurunan kejernihan pada lensa menyebabkan kelemahan atau penurunan penglihatan. Beberapa faktor resiko berhubungan yang dapat meningkatkan penyebab terjadinya katarak yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, merokok, trauma mata, dan diabetes melitus. Pada diabetes melitus katarak dapat terjadi karena aktivasi jalur poliol pada keadaan hiperglikemia.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan katarak dengan riwayat penyakit diabetes melitus dan karakteristik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif korelasi yang bersifat observasi dengan pendekatan cross sectional study. Sampel berjumlah 35 responden yang diperoleh melalui simple random sampling dari data rekam medik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik menggunakan chi-square. Karakteristik pasien katarak mayoritas berusia >50 tahun sebanyak 27 orang (77.1%), katarak senilis sebanyak 32 orang (91.4%), stadium imatur sebanyak 20 orang (57.1%) dan tidak ada riwayat diabetes melitus sebanyak 28 orang (80.00%). Hasil penelitian menunjukan analisis chi suare mengenai hubungan klasifikasi katarak dengan riwayat katarak didapatkan p = 0.547, p >0,05. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya hubungan yang signifikan antara katarak dengan diabetes melitus di poliklinik mata RS YARSI periode tahun 2021-2022 Latar belakang: Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa. Kekeruhan atau penurunan kejernihan pada lensa menyebabkan kelemahan atau penurunan penglihatan. Beberapa faktor resiko berhubungan yang dapat meningkatkan penyebab terjadinya katarak yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, merokok, trauma mata, dan diabetes melitus. Pada diabetes melitus katarak dapat terjadi karena aktivasi jalur poliol pada keadaan hiperglikemia. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan katarak dengan riwayat penyakit diabetes melitus dan karakteristik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022. Metode: Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif korelasi yang bersifat observasi dengan pendekatan cross sectional study. Sampel berjumlah 35 responden yang diperoleh melalui simple random sampling dari data rekam medik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik menggunakan chi-square. Hasil: Karakteristik pasien katarak mayoritas berusia >50 tahun sebanyak 27 orang (77.1%), katarak senilis sebanyak 32 orang (91.4%), stadium imatur sebanyak 20 orang (57.1%) dan tidak ada riwayat diabetes melitus sebanyak 28 orang (80.00%). Hasil penelitian menunjukan analisis chi suare mengenai hubungan klasifikasi katarak dengan riwayat katarak didapatkan p = 0.547, p >0,05. Kesimpulan: Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya hubungan yang signifikan antara katarak dengan diabetes melitus di poliklinik mata RS YARSI periode tahun 2021-2022.
Gambaran Pasien Varikokel yang Menjalani Operasi Palomo Procedure di Rumah Sakit Tentara Tk Ii Moh Ridwan Meuraksa Jakarta Periode Januari 2019 – Desember 2019 Hasna Rafikatami; Kamal Anas; Muhammad Arsyad
Junior Medical Journal Vol 2, No 1 (2023)
Publisher : Junior Medical Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i1.3762

Abstract

Latar Belakang: Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna dan merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria. Operasi Palomo Prosedur merupakan salah satu terapi pilihan yang digunakan untuk terapi varikokel karena operasi ini lebih mudah dilakukan dan biaya yang lebih terjangkau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum pasien varikokel di RS Tentara Tk II Moh Ridwan Meuraksa Jakarta periode Januari 2019 – Desember 2019. Menurut pandangan Islam, tindakan bedah medis diperbolehkan karena niat dan motivasi utamanya adalah pengobatan. Metode: Studi ini merupakan studi deskriptif dengan rancangan penelitian deskriptif retropspektif menggunakan data rekam medik 199 pasien varikokel. Populasi dan sampel dalam penelitian ini semua kasus varikokel yang menjalani operasi Palomo Procedure di Rumah Sakit Tentara Tk II Moh Ridwan Meuraksa Jakarta periode Januari 2019 – Desember 2019. Hasil: Hasil penelitian didapatkan menunjukkan bahwa semua kejadian varikokel ditemukan pada rentang usia 10 – 19 tahun dan varikokel bilateral ditemukan pada rentang usia 41 – 45 tahun. Varikokel kiri (96,98%), varikokel kanan (2,01%), dan varikokel bilateral (1%). Pekerjaan pasien varikokel pelajar (72,36%) dan TNI-AD (27,84%). Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah semua kejadian varikokel banyak ditemukan pada rentang usia 10 – 19 tahun, dengan lokasi terbanyak varikokel kiri dan pekerjaan paling banyak merupakan pelajar. Prosedur Palomo paling banyak dilakukan dengan indikasi varikokel grade 2 dan 3. Teknik palomo procedure pada pasien varikokel menurut pandangan islam diperbolehkan karena niat dan motivasi utamanya adalah pengobatan.