ABSTRAKPenelitian ini bertujuan memaparkan proses transformasi budaya belajar di sekolah dasar kabupaten Sintang melalui pemanfaatan platform merdeka mengajar. Penelitian ini menggunakan case study research untuk memaparkan dan memaknai kondisi sekolah dalam memanfaatkan teknologi bagi pengembangan profesionalisme guru. Subyek penelitian dari peneltian ini adalah kepala sekolah, guru, siswa sekolah penggerak dan dinas pendidikan. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 453 Sekolah Dasar di Kabupaten Sintang, ada 245 SD sudah memiliki akses internet untuk dapodik, 393 sekolah sudah memiliki akun belajar id, dan baru 331 sekolah yang sudah aktivasi belajar.id. Loging rapor pendidikan ada 71 sekolah, dan yang sudah eksplorasi dan downloud laporan ada 43 sekolah. Kondisi ini memberi gambaran masih lambatnya transformasi teknologis dan budaya belajar virtual di level sekolah karena sekitar 408-411 sekolah belum bisa melakukan eksplorasi dan dounloud rapor pendidikan. Situasi ini memberi gambaran prakondisi pentingnya akselerasi teknologi dalam mewujudkan budaya virtual bagi terwujudnya program digitalisasi sekolah di Kabupaten Sintang.Kata Kunci: Transformasi, Platform Merdeka, Digitalisasi Sekolah ABSTRACTThis study aims to describe the process of transforming learning culture in elementary schools in Sintang district through the use of an independent teaching platform. This study uses case study research to describe and interpret school conditions in utilizing technology for teacher professional development. The research subjects of this research are principals, teachers, students of driving schools and the education office. The results showed that out of 453 elementary schools in Sintang Regency, 245 elementary schools already had internet access for DAPODIK, 393 schools already had a learning id account, and only 331 schools had activated learning.id. There are 71 schools logged in education report cards, and 43 schools have explored and downloaded reports. This condition illustrates the slow technological transformation and virtual learning culture at the school level because around 408-411 schools have not been able to explore and download educational reports. This situation illustrates the preconditions for the importance of technology acceleration in realizing virtual culture for the realization of the school digitization program in Sintang Regency.Keywords: Transformation, Platform Merdeka, School Digitization