Ratna Yulida Ashriany
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENYULUHAN TENTANG PENULISAN KARANGAN ILMIAH BAGI GURU-GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATANGERUNG LOMBOK BARAT I Nyoman Sudika; Khairul Paridi; Mochammad Asyhar; Ratna Yulida Ashriany; Baiq Wahidah
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2020): Februari
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.14 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v3i1.1684

Abstract

Dalam rangka peningkatan keprofesionalan guru, maka penyuluhan ini sangat perlu dilakukan untuk memberikan bekal wawasan yang lebih luas dan pengetahuan praktis mengenai karangan ilmiah, yang selama ini mereka rasakan sangat sulit. Materi penyuluhan ini meliputi ikhwal karangan ilmiah, sistematika karangan ilmiah, bahasa dalam karangan ilmiah, dan langkah-langkah karangan ilmiah. Materi penyuluhan disajikan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan partisipasi. Untuk memperdalam pemahaman materi, para peserta diberikan tugas membuat sebuah karangan ilmiah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kegiatan itu dapat dikatakan cukup berhasil. Hal ini terlihat dari tanggapan para peserta yang menyatakan bahwa dengan kegiatan ini mereka telah memperoleh wawasan pengetahuan tentang seluk beluk penulisan karangan ilmiah. Berbekal pengetahuan itu mereka lebih termotivasi untuk menulis karangan ilmiah dalam rangka peningkatan keprofesionalan guru. Keberhasilan kegiatan ini berkat kerja sama yang baik semua anggota tim dengan Kepala SDN 1 Gapuk Kecamatan Gerung, Lombok Barat.
Form and Meaning of Mosque Naming in Mataram City: Morphosemantic Study Ilham Ramadhani; Burhanuddin; Ratna Yulida Ashriany
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 9 No. 3 (2023)
Publisher : Program Studi Magister Ilmu Linguistik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55637/jr.9.3.9167.492-496

Abstract

Research on the Form and Meaning of Mosque Naming in Mataram City: This Morphosemantic Study aims to describe the form of mosque names morphologically and examine their meaning semantically. This research is a type of research with a descriptive qualitative approach. The data in this research are the names of mosques in Mataram City, while the data sources in this research include mosque administrators, the public, articles and other media. The data collection method in this research uses the Listening method with advanced techniques, the Listening Involvement Cakap technique, the Free Listening Involvement Cakap technique, the Note taking technique and the Recording technique. Apart from that, the Listening method is strengthened by the Interview method with the Cakap Semuka advanced technique. Furthermore, it is also strengthened by the Documentation method. The data analysis methods used include the Intralingual Matching method, the Extra Lingual Matching method and the Distributional method. The method for presenting data analysis in this research uses informal methods. The results of this research include the morphological forms of mosque names which are classified into words and phrases. Based on their meaning, mosque names are divided into lexical meaning and contextual (socio-cultural) meaning.
A research of semantic field Semantic Field of Oral Activity in Sasak Language in The Ampenan District Sulistiawangi; Burhanuddin; Ratna Yulida Ashriany
RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa Vol. 10 No. 3 (2024)
Publisher : Program Studi Magister Ilmu Linguistik Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55637/jr.10.3.10118.721-728

Abstract

This research is entitled Semantic Field of Oral Activity in Sasak Language at Ampenan District. The aim of this research is to classify and analyze the components of the oral activities in Ampenan District. This is qualitative research that uses a descriptive approach. To collect data, this research uses the introspection method; listening method with tapping techniques, uninvolved listening techniques, note-taking techniques; and cakap (speak) method. Furthermore, to analyze the data, this research used the intralingual matching method to classify lexemes of the semantic field and the extra-lingual matching method to analyze the components of each lexeme. Meanwhile, to present the results of the analysis, both formal and informal methods are used. The data of this research include lexemes of the semantic field of oral activity and the components of each lexeme in the Sasak language. A total of 30 oral activity lexemes were found to occupy the semantic field with the classification: (1) the oral activity, to eat, (2) to drink, (3) to speak, (4) to make sounds, and (5) to produce something (besides sound) from the mouth.
Toponimi Wisata Alam di Batukliang Utara, Lombok Tengah Latifatussolehah; Saharudin; Ratna Yulida Ashriany
Kopula: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Vol. 7 No. 2 (2025): Oktober
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/kopula.v7i2.8664

Abstract

Toponimi merupakan kajian tentang asal-usul, makna, dan latar belakang penamaan suatu tempat yang tidak hanya berfungsi sebagai penanda lokasi, tetapi juga menyimpan nilai sejarah, budaya, dan identitas masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk satuan lingual berupa kata dan frasa serta makna semantis berupa makna referensial dan kultural yang terkandung dalam toponim wisata alam di Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan metode cakap berupa teknik cakap semuka, metode simak dengan teknik catat rekam, dan dokumentasi untuk memperoleh data yang akurat dari masyarakat setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penamaan wisata alam di Kecamatan Batukliang Utara, berdasarkan unsur kebahasaan dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk satuan lingual kata dan frasa. Selain itu, secara makna semantis, dikelompokkan berdasarkan makna referensial dan makna kultural. Sebagian besar makna semantisnya bersifat referensial karena menjadikan aspek geografis sebagai acuan utamanya seperti nama wisata alam Danau Biru dan Goa Walet, sementara sisanya bersifat kultural karena berakar pada legenda, mitologi, dan nilai sosial masyarakat, seperti nama wisata alam Titisan Dewi Anjani dan Bukit Harapan. Dengan demikian, toponim wisata alam di Batukliang Utara mencerminkan keterpaduan antara alam, budaya, dan kearifan lokal yang menjadi identitas masyarakat setempat.