Dalam perencanaan kerja seringkali timbul masalah masalah operasional yang menghambat aktivitas penyelesaian suatu proyek seperti kurangnya sumber daya, alokasi sumber daya yang tidak tepat, keterlambatan pelaksanaan proyek dan masalah masalah lainnya diluar jadwal dalam rencana kerja ( Nicholas, 1990). Keterlambatan proyek biasa berasal dari penyedia jasa maupun dari penggunaan jasa maupun pihak lain yang berdampak penambahan waktu dan biaya diluar rencana. Bila keterlambatan berasal dari kontraktor ( penyedia jasa), maka kontraktor bisa dikenakan denda,begitu juga bila keterlambatan berasal dari pengguna jasa, maka pengguna jasa akan membayar kerugian yang ditanggung penyedia jasa, yang jumlahnya ditetapkan dalam kontrak sesuai perundang-undangan yang berlaku. Banyak penelitian yang sudah dilakukan untuk mengetahui factor-factor keterlambatan penyelesain proyek. Segala sesuatu di dalam suatu proyek yang tidak menambah nilai, sebaliknya menambah biaya disebut dengan pemborosan. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut yaitu dengan pengiriman material berdasarkan jadwal pekerjaan. Untuk menghindari traffic jam ditempuh dengan tindakan mencari rute terpendek dari tempat pengankutan menuju lokasi. Dari Hasil Penerapan Fishbone Diagram yang dilakukan terhadap beberapa Item pekerjaan pada Proyek Pelaksanaan Jalan Usilimo Karubaga Mulia II terjadi keterlambatan pada pekerjaan perkerasan berbutir dan persentase keterlambatan proyek sebesar 11.42%. sedangkan waktu penyelesaian akhir pekerjaan selama 210 hari.