Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan pembelajaran problem posing untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi aritmetika sosial SMP kelas VII Rima Febriyanti; Slamet Slamet
Jurnal MIPA dan Pembelajarannya (JMIPAP) Vol. 1 No. 9 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.931 KB) | DOI: 10.17977/um067v1i9p678–686

Abstract

The purpose of this study is to improve the critical thinking skills of Class VII Middle Scool students in social arithmetic material by applying problem posing learning. This type of research is Classroom Action Research (CAR) with Kemmis and Mc Taggart models with stages of planning, implementation, observation, and reflection. The instruments used in this study were validation sheets, observation sheets, and final cycle test sheets. The results showed that the application of problem posing learning with the following steps: the stage of apperception and motivation, the stage of conceptualization, the development and discussion stages, and the stage of correcting answers can improve the critical thinking skills of Class VII Middle School students in social arithmetic material. The average percentage of the test results of students' critical thinking skills in the first cycle was 55.2 percent and increased by 20.6 percent in the second cycle to 75.8 percent, so that this study could be said to be successful. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan langkah-langkah pembelajaran problem posing yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP Kelas VII pada materi aritmetika sosial. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Mc Taggart dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, lembar observasi, dan lembar tes akhir siklus. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran problem posing dengan langkah-langkah sebagai berikut : tahap apersepsi dan motivasi, tahap penyampaian konsep, tahap pengembangan dan diskusi, serta tahap mengoreksi jawaban dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP Kelas VII pada materi aritmetika sosial. Persentase rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa siklus I sebesar 55,2 persen dan meningkat 20,6 persen pada siklus II menjadi 75,8 persen, sehingga penelitian ini dapat dikatakan berhasil.
Revitalisasi Nilai Kewarganegaraan Melalui Project Citizenship : Studi Kasus Di Kawasan Malioboro Yogyakarta Hermansyah, Hermansyah; Rima Febriyanti; Nazwa Hena Putri; Fauzan Saniah; Zuraifa Nahwa
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 19 No 2 (2025): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jpu.v19i2.42930

Abstract

Kawasan Malioboro merepresentasikan ruang publik hibrida yang dinamis, tempat globalisasi pariwisata bersinggungan dengan nilai-nilai kewarganegaraan lokal. Fenomena tersebut menjadi penting untuk dikaji karena kawasan wisata yang mengalami modernisasi sering kali berpotensi mengikis identitas budaya dan nilai kebangsaan masyarakat lokal. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki urgensi untuk memahami bagaimana interaksi multikultural yang terjadi di Malioboro dapat memengaruhi kesadaran dan praktik nilai-nilai kewarganegaraan masyarakat setempat di tengah arus globalisasi pariwisata.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peran kawasan Malioboro sebagai ruang publik hybrid dalam menumbuhkan kesadaran kewarganegaraan serta mengidentifikasi dampak positif dan negatif pariwisata internasional terhadap nilai-nilai sosial masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus dan studi kepustakaan, dilengkapi observasi lapangan dan wawancara dengan pelaku usaha lokal, seniman jalanan, serta pengunjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pariwisata internasional di Malioboro secara dominan memberikan dampak positif terhadap nilai-nilai kewarganegaraan, seperti meningkatnya rasa nasionalisme, kebanggaan budaya, toleransi, dan partisipasi sosial. Pelaku usaha lokal bertransformasi menjadi duta budaya informal yang aktif mempromosikan tradisi Jawa dan Indonesia kepada wisatawan asing. Interaksi lintas budaya juga memperkuat solidaritas sosial dan tanggung jawab bersama dalam menjaga citra positif kawasan. Namun, ditemukan pula tantangan berupa kecenderungan komersialisasi dan pengaruh budaya asing yang dapat mengikis nilai gotong royong serta identitas lokal. Dengan demikian, Malioboro dapat dipandang sebagai laboratorium hidup kewarganegaraan yang menunjukkan bagaimana ruang publik mampu beradaptasi terhadap globalisasi tanpa kehilangan keaslian budaya dan nilai-nilai Pancasila. Kata Kunci : Kewarganegaraan, malioboro, ruang publik.