Yuli Aslamawati
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Pelatihan Moral Knowing Terhadap Peningkatan Moral Action Dalam Mendidik Anak Annisa Karimah; Yuli Aslamawati; Susandari Susandari
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 6 No. 1 Mei 2021
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.018 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.6575

Abstract

Moral merupakan dasar dari pembentukan karakter setiap anak. Dengan moral, anak memahami perilaku-perilaku benar yang harus dia lakukan sesuai dengan tuntutan lingkungan. Berdasarkan penelitian yang ada, sebagian besar siswa sekolah dasar saat ini kurang memiliki karakter positif dalam bertindak, sehingga tidak adanya tutuntunan dalam berperilaku. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya Pendidikan dari orang tua di rumah. Untuk mengurangi dampak tersebut, peneliti pelatihan moral knowing yang dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut. Metode yang digunakan quasi experiment dengan rancangan one group before after design, menggunakan alat ukur yang telah dibuat sedemikan rupa, yang merupakan turunan dari moral action yang dikembangkan oleh Lickona (2012). Menggunakan populasi sesuai dengan kriteria dalam proses pelatihan, telah diuji signifikansi wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan skor pre dan post test setelah diberikan intervensi moral knowing dalam meningkatkan moral action orang tua dalam mendidik anak.
Pengaruh Pelatihan Psychological Empowerment dalam Meningkatkan Kematangan Karir Siswa SMAN Tanjungsiang Hana Nurul Aini; Yuli Aslamawati; Susandari Susandari
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 5 No. 2 November 2019
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1100.676 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.4995

Abstract

Kematangan karir merupakan suatu kondisi yang dibutuhkan untuk mampu memilih jurusan studi lanjut dan karir yang sesuai dengan potensi individu. Seseorang perlu mengenali dan memberdayakan potensi yang dimiliki untuk mencapai kematangan karir. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris mengenai pengaruh pelatihan psychological empowerment terhadap peningkatan kematangan karir siswa kelas XII SMAN Tanjungsiang, termasuk pada kelima dimensi kematangan karir berdasarkan teori Super. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pretest-posttest design. Hasil uji penelitian menggunakan uji beda wilcoxon sign-rank menunjukkan adanya peningkatan kematangan karir yang signifikan setelah mengikuti pelatihan psychological empowerment. Uji statistik juga memperlihatkan adanya peningkatan yang signifikan pada kelima dimensi kematangan karir, yaitu: perencanaan karir, eksplorasi karir, pengetahuan tentang membuat keputusan karir, pengetahuan tentang dunia kerja, dan realisasi karir. Peningkatan paling signifikan terdapat pada dimensi perencanaan dan eksplorasi karir dikarenakan penambahan pengetahuan siswa mengenai kedua dimensi tersebut lebih besar dibandingkan dengan dimensi lainnya
Pengaruh Flexible Working Arrangement terhadap Work Engagement pada Karyawan Milenial Perusahaan Startup Digital di Kota Bandung Reskina Winialda; Yuli Aslamawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v3i2.7362

Abstract

Abstract. This study aims to empirically examine the effect of flexible working arrangement on millennial employees work engagement in digital startup companies in Bandung City. This research used a quantitative approach with a cross-sectional survey design. This study used non-probability sampling, specifically convenience/ accidental sampling, with a sample size of 120 employees. Measurment scale using the Flexible Working Arrangement Scale from Farida and Utrecht Work Engagement Scale-17 (UWES-17) from Wilmar Schaufeli. The data analysis technique to test the research hypothesis used a multiple regression technique test. The results of this research shows that 76% millennial employees in digital startup companies in Bandung City have a high level of flexible working arrangement and 96% have a high level of work engagement. Simultaneously, flexible working arrangements have an 8.5% influence on work engagement. However, only one dimension of flexible working arrangements, that is flexible location, significantly affects work engagement. The other dimension, flexible time, does not have a significant impact on work engagement. The implication of this research is the importance of implementing flexible working arrangements, particularly in the dimension of flexible location, to enhance millennial employees work engagement in digital startup companies. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh flexible working arrangement terhadap work engagement karyawan milenial perusahaan startup digital di Kota Bandung. Pendekatan yang digunakan ialah kuantitatif dengan desain cross-sectional survey. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-probability sampling yaitu convenience/ accidental sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 120 orang. Alat ukur yang digunakan adalah skala Flexible Working Arrangement dari Farida dan Utrecht Work Engagement Scale-17 (UWES-17) dari Wilmar Schaufeli, analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76% karyawan milenial perusahaan startup digital di Kota Bandung memiliki flexible working arrangement yang tinggi dan 96% karyawan milenial perusahaan startup digital di Kota Bandung memiliki work engagement yang tinggi. Secara simultan, flexible working arrangement berpengaruh terhadap work engagement sebesar 8.5%. Sedangkan secara parsial hanya satu dimensi flexible working arrangement yaitu flexible location berpengaruh secara signifikan terhadap work engagement. Sementara dimensi lainnya yaitu flexible time tidak berpengaruh secara signifikan terhadap work engagement. Implikasi penelitian ini adalah pentingnya penerapan flexible working arrangement terutama pada dimensi flexible location dalam meningkatkan work engagement karyawan milenial perusahaan startup digital.
Pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Work Engagement pada Guru SLB Shofy Chaerunnisa Zahara; Yuli Aslamawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i1.10060

Abstract

Abstract. The lack of special school teachers is a problem because they will experience an increase in workload. This increase in workload will affect teacher performance so that it requires an engaged condition to improve teacher performance. Work engagement is a positive psychological construct in which employees feel enthusiastic at work. Perceived organizational support according to Eisenberger et al., (1986) is the employee's perception of the extent to which the organization appreciates their contribution during work and cares about their welfare. This study aims to determine how much influence perceived organizational support has on work engagement in special education teachers in Cirebon Regency. The method used in this research is quantitative method. The subjects in this study were 87 special school teachers in Cirebon Regency. The data analysis technique used is simple linear regression. The measuring instrument used in this study is SPOS (Survey Perceived Organizational Support) which refers to the theory of Eisenberger et al. (1986) and adapted by Kurniawan and Harsono (2021) and the UWES (Utrecht Work Engagement Scale) measuring instrument adapted by Kristiana et al. (2018). The results of this study indicate that Perceived Organizational Support only has an effect of 6.5% on Work Engagement. Abstrak. Kurangnya jumlah guru sekolah luar biasa menjadi sebuah masalah karena akan mengalami peningkatan beban kerja. Peningkatan beban kerja ini nantinya akan mempengaruhi kinerja guru sehingga membutuhkan kondisi yang engaged untuk meningkatkan kinerja guru. Work engangement merupakan konstruks psikologi positif yang dimana para karyawan merasa antusias dalam bekerja. Perceived organizational support menurut Eisenberger et al., (1986) merupakan persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi menghargai kontribusi mereka selama bekerja dan peduli akan kesejahteraan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perceived organizational support terhadap work engagement pada guru SLB di Kabupaten Cirebon. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Subjek pada penelitian ini adalah guru sekolah luar biasa di Kabupaten Cirebon sebanyak 87 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPOS (Survey Perceived Organizational Support) yang mengacu pada teori Eisenberger et al. (1986) dan diadaptasi oleh Kurniawan dan Harsono (2021) dan alat ukur UWES (Utrecht Work Engagement Scale) yang diadaptasi oleh Kristiana et al. (2018). Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa Perceived Organizational Support hanya memberikan pengaruh sebesar 6,5% terhadap Work Engagement.
Pengaruh Pola Asuh Otoriter terhadap Kecerdasan Emosi Remaja di Kota Bandung Icha Dwi Septyawati; Yuli Aslamawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i1.10064

Abstract

Abstract. Authoritarian parenting consistently correlates with the development of adolescents leading to negative behaviors. This is due to the high control but low closeness and communication in implementing authoritarian parenting, causing adolescents to struggle in developing their emotional intelligence. While many parents may be aware of the negative impact of applying authoritarian parenting in educating adolescents, this research focuses on adolescents' perceptions of the parenting style applied by their parents. Thus, there may be differences in opinions regarding the perspective of parenting styles between parents and adolescents in the city of Bandung. This study aims to examine the influence of parents' authoritarian parenting on the emotional intelligence of adolescents in Bandung, using a quantitative causality approach. The research sample consists of 151 adolescents in Bandung. The analysis technique used is simple regression analysis. The measurement tools used include the authoritarian parenting measurement tool created by Emmanuel M. (2017), referring to Baumrind's theory, and the emotional intelligence measurement tool created by the researcher based on Goleman's theory. The hypothesis test results show a significance value of 0.000 < α = 0.05, indicating an influence between variable X and variable Y, with an influence of 50.4% from the R-square result showing a figure of 0.504. In this study, the influence of variable X on Y is in a negative direction. The higher the perceived implementation of authoritarian parenting by parents, the lower the emotional intelligence of adolescents in Bandung. Abstrak. Pola asuh otoriter secara konsisten dikaitkan dengan perkembangan remaja yang mengarah pada perilaku yang negatif. Hal ini dikarenakan adanya kontrol yang tinggi, namun kedekatan dan komunikasi yang rendah, pada penerapan pola asuh otoriter orang tua kepada remaja membuat remaja mengalami kesulitan dalam mengembangkan kecerdasan emosinya. Mungkin saja banyak orang tua yang sudah mengetahui dan memahami akan dampak buruk menerapkan pola asuh otoriter dalam mendidik remaja, namun pada penelitian ini mengacu pada persepsi remaja mengenai pola asuh yang diterapkan oleh orang tua mereka, sehingga mungkin saja terjadi adanya perbedaan pendapat mengenai sudut pandang dalam penerapan pola asuh antara orang tua dan remaja di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pola asuh otoriter orang tua terhadap kecerdasan emosional remaja di Kota Bandung, dengan menggunakan metode pendekatan kuantitatif kausalitas. Sampel penelitian adalah 151 remaja di Kota Bandung. Teknis analisis yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Menggunakan alat ukur pola asuh otoriter yang dibuat oleh Emmanuel M. (2017) yang mengacu pada teori Baumrind dan alat ukur kecerdasan emosi yang dibuat oleh peneliti berdasarkan teori Goleman. Hasil uji hipotesis menunjukkan hasil nilai sig. sebesar 0.000 < α= 0.05, sehingga terdapat pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y, dengan pengaruh sebesar 50.4% dari hasil R square sebesar 0.504. Dalam penelitian ini, pengaruh variabel X terhadap Y mengarah pada arah yang negatif. Semakin tinggi penerapan pola asuh otoriter orang tua yang dipersepsi remaja, maka akan semakin rendah kecerdasan emosi remaja di Kota Bandung.
Hubungan Work-Life Balance dengan Work Engagement pada Guru TK X di Bandung Salsabila Putri; Yuli Aslamawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i1.10092

Abstract

Abstract. A kindergarten teacher who has job demands that have a relationship with early childhood so that it requires more patience in teaching, therefore the ability to balance personal life with work life is needed which can affect the work engagement of kindergarten teachers. This study aims to determine the relationship between work-life balance and work engagement in X kindergarten teachers. In this study, the method used was a non-experimental quantitative method involving 23 X kindergarten teachers. The measuring instrument in this study on the work-life balance variable uses Fisher's (2009) measuring instrument which has been adapted by Gunawan (2019). Meanwhile, the measuring instrument for the work engagement variable was adapted by Kristiana (2018), which refers to the UWES-9 measuring instrument of Schaufeli and Baker (2004). The data analysis used is correlational. The results of this study found that there is a relationship between work-life balance and work engagement in X kindergarten teachers of 0.657. This means that the lower the work-life balance, the lower the work engagement. Abstrak. Seorang guru TK yang memiliki tuntutan pekerjaan yang memiliki hubungan dengan anak usia dini sehingga membutuhkan kesabaran yang lebih dalam mengajar maka dari itu dibutuhkannya kemampuan menyeimbangi kehidupan pribadi dengan kehidupaan pekerjaan yang dapat mempengaruhi keterikatan kerja guru TK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan work-life balance dengan work engagement pada guru TK X. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kuantitatif non-eksperimental yang melibatkan 23 guru TK X. Alat ukur dalam penelitian ini pada variabel work-life balance menggunakan alat ukur Fisher (2009) yang telah diadaptasi oleh Gunawan (2019). Sedangkan untuk alat ukur variabel work engagement diadaptasi oleh Kristiana (2018), yang merujuk pada alat ukur UWES-9 Schaufeli dan Baker (2004). Analisis data yang digunakan adalah korelasional. Hasil penelitian ini menemukan terdapat hubungan antara work-life balance dengan work engagement pada guru TK X sebesar 0,657. Artinya apabila semakin rendah work-life balance maka semakin rendah work engagementnya.
Pengaruh Co-Worker Support terhadap Work-Family Conflict pada Perawat Wanita Rafi Muhammad Harits; Yuli Aslamawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i1.12475

Abstract

Abstract. Studies have shown that working women are particularly at risk of experiencing work-family conflict. Various efforts can be made to reduce the impact of work-family conflict. One of them is with positive support from co-workers. This study aims to determine how much influence co-worker support has on work-family conflict in female inpatient nurses at Cibabat Hospital. The sample size of this study was 30 female nurses in the inpatient room of Cibabat Hospital who have children under 10 years old. The research method used is non-experimental causality using a quantitative approach and multiple regression data analysis. The measuring instrument used is Sarafino & Smith's co-worker support scale which has been adapted by Puspita Wibawa E. P. While work-family conflict uses Carlson, Kacmar, & William's work-family conflict scale which has been adapted by Kuntari. The results showed that 93.3% of female nurses had high co-worker support and 6.7% of female nurses had high work-family conflict. Based on the results of multiple regression analysis, it is found that co-worker support has a major effect on work- family conflict, which is 44.9%. Abstrak. Berbagai studi telah menunjukan bahwa wanita yang bekerja sangat beresiko untuk mengalami work-family conflict. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak work-family conflict. Salah satunya adalah dengan dukungan positif dari rekan kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh co-worker support terhadap work-family conflict pada perawat wanita ruang rawat inap di RSUD Cibabat. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 30 perawat wanita ruang rawat inap RSUD Cibabat yang memiliki anak usia dibawah 10 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah kausalitas non- eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif serta analisis data multiple regression. Alat ukur yang digunakan adalah co-worker support scale milik Sarafino & Smith yang telah diadaptasi oleh Puspita Wibawa E. P. Sedangkan work-family conflict menggunakan alat ukur work-family conflict scale milik Carlson, Kacmar, & William yang telah diadaptasi oleh Kuntari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 93.3% perawat wanita memiliki co-worker support tinggi dan 6,7% perawat wanita memiliki work-family conflict yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis multiple regression didapatkan bahwa co-worker support berpengaruh besar terhadap work- family conflict yaitu sebesar 44,9%.
Pengaruh Self Concept tehadap Kematangan Karir Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP di Kota Bandung Putri Julieta Yasmine; Yuli Aslamawati
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i2.12783

Abstract

Abstract. Individuals with low SES have limited range of aspirations in planning their career choices. However, students from lowest SES with positive Self Concept can achieve high Career Maturity compared to students with other SES strata. This study aims to examine how much contribution Self Concept has on Career Maturity of KIP Scholarship Students in Bandung. The data was collected using Google Form with a non-purposive snowball sampling technique to students (N = 100) aged 18-25 years who are currently pursuing Higher Education in Bandung. Self Concept were measured using the AF5 (Five-Factor Self-Concept) scale developed by Garcia-Grau et al (2014) which has been adapted into Indonesian by Putri (2020). Career Maturity were measured using the Career Maturity scale compiled by Dewi Sartika (2003) in Hadisti (2021). Linear regression analysis was used to examine how much contribution Self Concept has on Career Maturity with a determination coefficient value of 0.302, which has contibuted 30.2% with a Sig value of 0.007 (Sig. <0.05), which means that there is a significant contribution of the Self Concept variable on Career Maturity. Schools and universities need to pay attention to be able to provide effective career guidance so that students with low SES can show high Career Maturity. Abstrak. Individu dengan SES yang rendah memiliki jangkauan aspirasi yang lebih sempit dalam merencanakan pilihan karir mereka. Namun mahasiswa dari SES terendah dengan Self Concept yang positif dapat memperoleh Kematangan Karir yang tinggi dibandingkan dengan Mahasiswa dengan strata SES lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengaruh Self Concept terhadap Kematangan Karir Mahasiswa Penerima Beasiswa KIP di Kota Bandung. Pengambilan data dilakukan menggunakan Google Form dengan teknik sampling non purposive snowball kepada Mahasiswa (N=100) berusia 18-25 tahun yang sedang melaksanakan Pendidikan Tinggi di Kota Bandung. Self Concept diukur dengan AF5 (Five-Factor Self-Concept) scale yang dikembangkan oleh Garcia-Grau et al (2014) yang telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia oleh Putri (2020). Kematangan Karir diukur dengan menggunakan skala Kematangan Karir yang disusun oleh Dewi Sartika (2003) dalam Hadisti (2021). Analisis regresi linier digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh Self Concept terhadap Kematangan Karir dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0.302 yaitu berpengaruh sebesar 30.2% dengan nilai Sig 0.007 (Sig.<0.05) yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel Self Concept terhadap Kematangan Karir. Perlu diperhatikan oleh sekolah dan Perguruan Tinggi untuk dapat memberikan bimbingan karir yang efektif agar siswa dan Mahasiswa dengan SES yang rendah agar dapat menunjukkan Kematangan Karir yang tinggi.