Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Cognitive Behavior Therapy terhadap Peningkatan Regulasi Emosi pada Individu Pelaku NSSI (Non-Suicidal Self Injury) Miftahul Adila; Ihsana Sabriani Borualogo; Endah Nawangsih
SCHEMA (Journal of Psychological Research) Volume 5 No. 2 November 2019
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.658 KB) | DOI: 10.29313/schema.v0i0.3966

Abstract

NSSI (Non-Suicidal Self Injury) merupakan perilaku melukai diri sendiri dengan sengaja tanpa maksud untuk bunuh diri (Klonsky, 2008). Pelaku NSSI mengalami emosi negatif yang sangat intens dan kesulitan dalam meregulasi emosi. Emosi negatif diakibatkan oleh adanya pikiran negatif yang selalu menyalahkan diri sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CBT dalam meningkatkan regulasi emosi. Subjek penelitian adalah perempuan berusia 21 tahun. Metode penelitian single subject research (SSR) dengan rancangan desain changing criterion. Pengumpulan data menggunakan skala Emotion Regulation Questioner (ERQ) dari Gross & John (2003), wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan penerapan CBT berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan regulasi emosi subjek pelaku NSSI. Terlihat dari perubahan skor dimana skor aspek Cognitive Reappraisal (CR) meningkat sebesar 52.17% dan skor aspek Expressive Supression (ES) menurun sebesar 30% pada fase treatment dibanding fase baseline. Tingkat Regulasi Emosi subjek berada pada kategori sangat adaptif dimana skor aspek CR lebih tinggi dari pada skor aspek ES. Kata kunci: Cognitive Behavior Therapy (CBT), Regulasi Emosi, Non-Suicidal Self Injury (NSSI)
Pengaruh Internalisasi Tubuh Kurus Ideal terhadap Ketidakpuasan Bentuk Tubuh pada Wanita Dewasa Awal Pengguna Instagram M. Ghani Denfiana; Endah Nawangsih
Bandung Conference Series: Psychology Science Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Psychology Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsps.v4i2.12764

Abstract

Abstract. Many images on social media, especially Instagram, depict an ideal thin body. This behavior has a negative impact, creating the perception that their bodies are not ideal when compared to what they see. As a result, this can lead to dissatisfaction with their own body shape. This study aims to determine the influence of Thin Ideal Internalization on Body Dissatisfaction among early Adulthood Instagram Users. Researchers used a quantitative causality method with 391 subjects. The Body Dissatisfaction scale used the Multidimensional Body Self Relations Questionnaire – Appearance Scale (MBSRQ – AS) from Cash & Pruzinsky (2002) which has been adapted by Jannah, (2022). Thin Ideal Internalization scale used The Sociocultural Attitudes Toward Appearance Questionnaire-3 (SATAQ-3) from Thompson & Heinberg (1999) which has been adapted by Nursyaifuddin (2016). This study shows that there is an influence of Internalization of the Ideal Thin Body on Body Dissatisfaction of 17.2%. Thin Ideal Internalization has a significance value below 0.05, so it can be concluded that Thin Ideal Internalization has a significant effect on Body Dissatisfaction. Abstrak. Banyak gambar di media sosial, terutama di Instagram, yang menampilkan tubuh ideal yang kurus. Perilaku ini berdampak negatif, menciptakan persepsi bahwa tubuh mereka tidak ideal jika dibandingkan dengan yang mereka lihat. Akibatnya, hal ini dapat menimbulkan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Internalisasi Tubuh Kurus Ideal Terhadap Ketidakpuasan bentuk tubuh Pada Wanita Dewasa Awal Pengguna Instagram. Peneliti menggunakan metode kuantitatif kausalitas dengan jumlah subjek 391. Skala alat ukur Ketidakpuasan bentuk tubuh menggunakan Multidimensional Body Self Relations Questionnaire – Appearance Scale (MBSRQ – AS) dari Cash & Pruzinsky (2002) yang telah diadaptasi oleh Jannah, (2022). Skala alat ukur Internalisasi Tubuh Kurus Ideal menggunakan The Sociocultural Attitudes Toward Appearance Questionnaire-3 (SATAQ-3) dari Thompson & Heinberg (1999) yang telah diadaptasi oleh Nursyaifuddin (2016). Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh Internalisasi Tubuh Kurus Ideal terhadap Ketidakpuasan bentuk tubuh sebesar 17,2%. Internalisasi Tubuh Kurus Ideal memiliki nilai signfikansi dibawah 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Internalisasi Tubuh Kurus Ideal berpengaruh signifikan terhadap Ketidakpuasan bentuk tubuh.
Revisiting the Trust of Online Services Middle Age M-Health Users in Indonesia Endah Nawangsih; Siti Marliah Tambunan; Dian Kemala Putri
MIMBAR : Jurnal Sosial dan Pembangunan Volume 39, No. 1, (Juni 2023) [Accredited Sinta 2, No 10/E/KPT/2019]
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah (Universitas Islam Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mimbar.v39i1.2367

Abstract

Abstract. The purpose of this research is to test the effects of social support and online trust behavior on the adherence in 212 middle-aged m-Health users in Indonesia. The data was obtained incidentally by distributing questionnaires to middle-aged m-Health users in Indonesia. The measuring instruments used are social support, online trust behavior, and the Health Care Climate Questionnaire (HCCQ). The survey method is analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) with the Linear Structural Relations (LISREL) program version 8.7. The results show a direct effect between social support and the adherence of middle-aged m-Health users, a direct effect of online trust behavior on the adherence of middle-aged m-Health users, and an indirect effect of social support on adherence mediated by online trust behavior in middle-aged m-Health users. The discussion of the results is described in the article.
Remaja Penggemar Kpop Kesepian? Studi pada Treasure Maker di Kota Bandung Hasna Rafifah; Endah Nawangsih
Jurnal Riset Psikologi Volume 4, No. 2 Desember 2024, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrp.v4i2.5052

Abstract

Abstract. The rise of the “Korean Wave” targeting teenagers has led to a high number of K-Pop fans in their teens. The ongoing development of technology has presented a special platform for idols and fans that makes it easier for fans to access information about their idols, which can then foster feelings of attachment. Individuals who are less skilled in socializing, such as individuals with high levels of loneliness, tend to form parasocial relationships to be able to fulfill their social and friendship needs. This study aims to obtain empirical data on the relationship between loneliness and parasocial relationships in Treasure Maker users of Weverse Membership using quantitative methods and a sample size of 235 Treasure Maker users of Weverse Membership in Bandung City. The researcher used the UCLA Loneliness Scale Version 3 measuring instrument developed by Rusell (1996) and the Multiple Parasocial Relationship Scale (MPR-S) from Tukachinsky (2010). The results of the data analysis carried out using the Spearman Rank correlation technique, obtained a correlation coefficient value of 0.998 for parasocial friendship and 0.997 for parasocial love with a significance value of 0.000. The results show that H0 is rejected, meaning that there is a positive relationship between loneliness and parasocial relationships, the higher the loneliness, the higher the degree of parasocial relationship. Abstrak. Maraknya “Korean Wave” dengan sasaran penyebaran remaja, menyebabkan tingginya angka fans K-Pop di usia remaja. Perkembangan teknologi yang terus terjadi menghadirkan platform khusus idola dan penggemar yang memudahkan para penggemar mengakses informasi mengenai idolanya, yang kemudian dapat menumbuhkan perasaan kelekatan. Individu yang kurang terampil dalam bersosialisasi seperti individu dengan tingkat kesepian yang tinggi, cenderung menjalin hubungan parasosial untuk dapat memenuhi kebutuhan sosial dan persahabatannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dari hubungan antara loneliness dengan parasocial relationship pada Treasure Maker pengguna Weverse Membership dengan metode kuantitatif dan jumlah sampel 235 Treasure Maker pengguna Weverse Membership yang berada di Kota Bandung. Peneliti menggunakan alat ukur UCLA Loneliness Scale Version 3 yang dikembangkan oleh Rusell (1996) dan Multiple Parasocial Relationship Scale (MPR-S) dari Tukachinsky (2010). Hasil dari analisis data yang dilakukan dengan teknik korelasi Rank Spearman, didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0.998 pada parasocial friendship dan 0.997 pada parasocial love dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak, artinya terdapat hubungan positif antara loneliness dengan parasocial relationship, semakin tinggi loneliness maka semakin tinggi derajat parasocial relationship.