Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Immune Trombocytopenia Purpura (ITP) Suhaemi Suhaemi; Mauliza Mauliza
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 2, No 2 (2023): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2023
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v2i2.9884

Abstract

Immune thrombocytopenia adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan rendahnya jumlah trombosit dan terjadi peningkatan risiko perdarahan. Perkiraan insiden adalah 100 kasus per 1 juta orang per tahun, dan sekitar setengah dari kasus-kasus ini terjadi pada anak-anak. Insidensi PTI kronis dewasa adalah 58-66 kasus baru per satu juta populasi pertahun (5,8-6,6 per 100.000) di Amerika dan serupa yang ditemukan di Inggris. Immune Trombocytopenia Purpura (ITP) kronik pada umumnya terjadi pada dewasa dengan median rata-rata usia 40-45 tahun. Pasien laki-laki usia 43 tahun datang ke IGD RSUD Cut Meutia dengan keluhan demam. Demam dirasakan sejak 7 hari sebelum masuk RS. Demam yang dirasakan naik turun. Kemudian pasien juga mengeluh nyeri pada punggungnya. Saat 2 hari sebelum masuk RS, pasien terjatuh dari sepeda motor. Satu hari setelah jatuh muncul memar yang luas pada punggung pasien. Riwayat batuk berdarah, muntah darah dan mimisan disangkal. BAB hitam tidak pernah dialami. Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis Immune Trombocytopenia Purpura (ITP) dan direncanakan transfusi trombosit konsentrat.
Karakteristik Penderita Kejang Demam di RSUD Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara Afif Ananta Damar; Cut Khairunnisa; Mauliza Mauliza
GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh Vol 2, No 2 (2023): GALENICAL : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh - April 2023
Publisher : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jkkmm.v2i2.9338

Abstract

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38ÂșC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranial. Beberapa faktor seperti usia dan jenis kelamin turut membentuk pola terjadinya kejang demam. Setiap tahun angka kejang demam di Indonesia selalu mengalami kenaikan, salah satu faktornya adalah sedikitnya informasi mengenai kejang demam. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik kejang demam. Populasi penelitian adalah penderita kejang demam yang dirawat di RSU Cut Meutia sejak Januari 2019 hingga Januari 2020 yang berjumlah 129 anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang diambil secara purposive sampling yang diambil dari data sekunder menggunakan rekam medik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan untuk angka kejadian kejang demam paling banyak menyerang anak dengan usia lebih dari 1 tahun sampai dengan kurang dari atau sama dengan 2 tahun yang berjumlah 54 anak (41,8%) dimana dari total 54 anak usia lebih dari 1 tahun sampai dengan kurang dari atau sama dengan 2 tahun sebagian besar mengalami kejang demam simpleks sebanyak 32 anak (59,3%). Mayoritas penderita kejang demam adalah laki-laki berjumlah 75 anak (58,1%) dimana dari total 75 anak laki-laki sebagian besar mengalami kejang demam simpleks sebanyak 42 anak (56%). Mayoritas kejang yang dialami penderita tergolong dalam kejang demam simpleks berjumlah 80 orang anak (62%).