Fauzan Fauzan
Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Faktor yang Mempengaruhi Akhlak Anak Putus Sekolah di Jorong Balai Cubadak Nagari Taram Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Mailian Putri; Jasmienti Jasmienti; Iswantir Iswantir; Fauzan Fauzan
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.654 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh akhlak anak putus sekolah yang berbagai macam bentuknya. Akhlak anak putus sekolah ini ada yang berakhlak terpuji dan ada yang berakhlak tercela, tidak semua anak putus sekolah yang memiliki akhlak tercela namun juga ada yang berakhlak terupuji. Anak putus sekolah tentu tidak mendapatkan pendidikan seutuhnya sehingga anak putus sekolah memiliki akhlak tercela seperti: tidak jujur, suka berbohong, bicara kasar dan juga mudah terpengaruh oleh lingkungan luar yang membuat anak putus sekolah suka mencuri barang orang lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi akhlak anak putus sekolah di Jorong Balai Cubadak Nagari Taram Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota agar akhlak anak putus sekolah berakhlak mulia. Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk menganalisisnya peneliti melakukan beberapa langkah yaitu reduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi akhlak anak putus sekolah di Jorong Balai Cubadak ialah insting, bawaan atau turunan, lingkungan, kebiasan, kehendak dan pendidikan. Lingkungan yang buruk akan mempengaruhi akhlak anak putus sekolah berperilaku tercela dan jika bawaan atau turunan orangtua berakhlak baik maka akhlak anak putus sekolah akan beraklak mulia.
Penanggulangan Kenakalan Remaja Melalui Pendidikan Keluarga di Alamanda Jorong Bunuik Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat Melliza Putri; Fauzan Fauzan; Alimir Alimir; Deswalantri Deswalantri
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.822 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Di Desa Alamanda Jorong Bunuik Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat masih banyak remaja yang melakukan tindakan kenakalan remaja seperti bolos sekolah, merokok, mabuk- mabukan dan berkumpul hingga larut malam, serta beberapa remaja juga mengkonsumsi obat terlarang (narkoba), dan untuk perkembangan peredaran narkoba di tempat penulis teliti terdapat satu orang sebagai Bandar, tiga orang sebagai pengedar dan dua pengguna, untuk pengguna belum bisa dipastikan berapa jumlahnya, karena belum ada bukti yang kuat untuk menyatakan mereka pengguna narkoba. Adapun salah satu peran keluarga terutama orang tua dalam menangatasi kenakalan remaja adalah menasehati anak agar tidak terjerumus kedalam pergaulan yang tidak baik. Jadi menurut penulis ketika orang tua sudah melaksanakan perannya sebagai orang tua maka seharusnya anak tidak melakukan tindakan kenakalan remaja. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahi peran keluarga dalam menanggulangi kenakalan remaja di Alamanda jorong Bunuik, kec Kinali, kab Pasaman Barat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Jadi, hasil dari temuan yang penulis dapatkan bahwasannya orang tua dari remaja Alamanda Jorong Bunuik Kecamatan Kinali Kabupaten Pasaman Barat telah melaksanakan perannya sebagai pendidik di lingkungan keluarga dalam menanggulangi kenakalan remaja diantaranya mendidik anak dengan ketauladanan, adab dan latihan, nasehat dan pengawasan, dan mendidik anak dengan sanksi atau hukuman, namun remaja masih tetap melakukannya, hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya: kesibukan orang tua yang membuat anak kurang perhatian sehingga apa yang di ajarkan oleh orang tua tidak melekat kepada diri anak, selain itu rasa ingin tahu anak yang sangat besar membuat anak ingin terus coba-coba, dan faktor lingkungan yang tidak sehat membuat anak tetap melakukan tindakan kenakalan remaja.