Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KUALITAS SENSORIS IKAN LAYANG (Decapterus macrosoma) SEGAR PASKA TANGKAP DENGAN PENGGUNAAN EKSTRAK RUMPUT LAUT JENIS SAYUR KARANG (Gymnogongrus sp.) Pattipeilohy, Fredy; Moniharapon, Trijunianto
Majalah BIAM Vol 12, No 2 (2016): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.806 KB)

Abstract

Rumput laut jenis sayur karang (Gymnogongrus sp.) merupakan endemik daerah Maluku yang biasanya setiap tahun mulai tumbuh pada awal musim Timur (April) di sepanjang pesisir selatan pulau Ambon (Hutumuri – Mahia) dan biasanya dipanen dari bulan Juli – September.  Masyarakat biasanya mengkonsumsinya sebagai lauk. Usaha pengawetan pangan segar terutama ikan secara berkelanjutan dengan menggunakan pengawet alami yang mengandung komponen bioaktif sebagai anti bakteri.  Tujuan penelitian ini adalah mengetahui masa simpan dengan mengetahui kualitas (secara organoleptik) ikan layang (Decapterus macrosoma) segar paska tangkap dengan penggunaan ekstrak Gymnogongrus sp. (cacahan dan larutan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masa simpan ikan layang (Decapterus macrosoma) dengan penggunaan ekstrak Gymnogongrus sp. (cacahan dan larutan) sampai akhir  penyimpanan 13 jam (paska tangkap) belum ditolak panelis, sedangkan tanpa penggunaan  hanya 10 jam  sudah  ditolak.  Konsentrasi  larutan  Gymnogongrus sp.  20 % lebih efektif bila dibandingkan dengan cacahan 5 %.
PEMANFAATAN DAGING MERAH DARI LIMBAH TUNA LOIN DALAM PENGOLAHAN KECAP IKAN Moniharapon, Trijunianto; Pattipeilohy, Fredy
Majalah BIAM Vol 12, No 1 (2016): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.123 KB)

Abstract

Pada proses produksi  loin dari seekor  ikan  tuna  rendemen loin yang dihasilkan sebesar 39,7% dan  rendemen limbah sebesar 60,3% yang  terdiri berturut-turut: daging merah (“tetelan”) sebesar 23,1%; kepala 17,8%;  tulang dan  sirip  8,5%;  kulit  3,7%;  isi  perut/lambung  (jeroan)  3,2%;  darah 0,9%  dan  jantung  0,6%.    Daging  merah biasanya dijual murah dan kurang dimanfaatkan, sementara potensinya cukup besar. Kecap ikan belum banyak dikenal, tapi mempunyai prospek yang baik sebagai  industri rumah tangga untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah  tuna  loin. Pengolahan kecap  ikan  sangat  sederhana  dan  murah  bahan  dan peralatannya.   Kecap  ikan dapat dibuat dari hancuran daging merah setelah dicuci,  tambahkan garam, hidrolisa enzimatis dengan ekstrak nenas,  dan  pemasakan  dengan penambahan  gula.  Tujuan  dari  penelitian ini  adalah mengetahui  rendemen (jumlah) kecap ikan yang dihasilkan, kualitas  kecap ikan  dan  keuntungan  usaha  kecap  ikan.  Hasil penelitian menunjukkan  bahwa rendemen (jumlah/kuantitas) kecap ikan terhadap bahan  baku  yang  digunakan  adalah 354.3%  (v/w) atau bahan baku yang digunakan adalah 28%  (b/v). Kualitas kecap  ikan yang dihasilkan adalah kadar air 37,74%; kadar protein 5,0%, kadar lemak 0,50%; kadar abu 5.02%; pH 5,43; TVB (Total Volatile Bases) 14.53 mgN%, TPC (Total Plate Count) 4.69 (log X) atau 4.9 x 104 koloni, Berat Jenis (BJ)  1.28 dan kekentalan  120.0 pc.   Keuntungan usaha pengolahan kecap  ikan dengan produksi 7.500 ml  (skala  industri  rumah  tangga) adalah Rp. 107,600,-
The Effect Of Submerged Salt And Atung (Parinarium glaberium, Hassk) On The Quality Of Dried Salted Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis, Linn) Moniharapon, Trijunianto; Pattipeilohy, Fredy; Moniharapo, Erynola
Jambura Fish Processing Journal Vol 4, No 1 (2022): VOLUME 4 NOMOR 1, JANUARI 2022
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/jfpj.v4i1.12169

Abstract

The purpose of this study was to determine the effectiveness of submerged salt and atung (Parinarium glaberimum, Hassk) on the quality of dry salted skipjack tuna (Katsuwonus pelamis, Linn.). The treatment consisted of 2 factors, namely salt concentration (5, 10%) and atung concentration (3.4 and 5%). Data were analyzed using RAL (Completely randomized design followed by BNJ test. Parameters seen were water content, protein content, salt content and TPC content.The concentration of 10% atung 5% salt immersion was effective in producing water content, protein content, salt content and TPC content of dry salted skipjack tuna in order, namely: 28.31%; 67.02%; 4.60% and 6.2 x 103 colonies; salt 10% atung 4%: 27.68%; 68.63%; 3.65% and 2.0 x 104 colonies; salt 10% or 3%: 27.38%; 69.23%; 3.10% and 5.9 x 103 colonies; salt 5% atung 5%: 27.30%; 66.23%; 5.25% and 5.9 x 103 colonies; salt 5% atung 4%: 30.54%; 65.94%; 2.95% and 3.6 x 103 colonies; salt 5% atung 3%: 28.80%; 65.20%; 5.20% and 1.9 x 104 colonies; and 25% control: 32.34%; 54.31%; 13.5% and 2.3 x 103 colonies. Protein denaturation that occurred in the processing of dried salted skipjack tuna with salt and atung graded immersion treatment was between about 1.6 - 7.3%, while the control was 22.8%.
KECAP CUMI (Loligo sp.) BERFLAVOR ALAMI DENGAN PENANGANAN AWAL ATUNG (Parinarium glaberimum Hassk) Moniharapon, Anggiolen; Moniharapon, Trijunianto; Pattipeilohy, Fredy
INASUA: Jurnal Teknologi Hasil Perikanan Vol 5 No 2 (2025): INASUA: Jurnal Teknologi Hasil Perikanan
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jinasua.2025.5.2.65

Abstract

Kecap merupakan produk yang disenangi semua kalangan terutama kaum milenial gen Z. Kenyataannya kecap yang beredar luas di pasaran, masih minim bersumber dari bahan baku hasil perikanan dan belum adanya variasi rasa serta flavor tambahan. Cumi merupakan hasil perikanan yang jumlahnya berlimpah pada musimnya, berharga murah serta masih rendah usaha diversifikasi olahannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penerimaan dari kecap cumi berflavor alami tambahan dari daun jeruk purut dan daun pandan serta kombinasinya. Perlakuan flavor yang dicobakan terdiri dari 4 jenis yaitu original, daun jeruk purut, daun lemon dan kombinasinya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat penampilan dan penerimaan kecap cumi berflavor alami dari daging cumi dengan penanganan awal menggunakan larutan atung (Parinarium glaberimum, Hassk). Flavor yang dijadikan perlakuan adalah: original (A1), daun pandan (A2), daun jeruk purut (A3) dan daun pandan + daun jeruk purut (A4). Metode penelitian adalah menggunakan uji organoleptik metode penerimaan secara mutu hedonik yang menyangkut warna, rasa dan aroma. Analisa data dengan menggunakan Uji Friedman dan Uji Perbandingan Berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan nilai penerimaan dari perlakuan original, daun jeruk purut, daun pandan dan kombinasinya masing-masing warna, rasa dan aroma menunjukkan nilai sebagai berikut: Nilai rasa dan aroma (penampilan) serta nila warna, perbandingan dan perbedaan (penerimaan) yang terbaik adalah pada perlakuan pandan+purut yang terurut: 7,3 (sangat enak); 7,0 (harum); 6,9 (coklat); 3,0 dan 4,25. Menunjukkan bahwa perlakuan flavor sangat berpengaruh terhadap nilai warna, rasa dan aroma dari kecap cumi. Dengan berpatokan nilai perbandingan dan perbedaan pada 3,0; maka kecap cumi dengan perlakuan daun pandan + daun jeruk purut mempunyai nilai aseptabilitas yang lebih tinggi akibatnya dapat dipasarkan lebih lanjut. Keywords: Daun lemon purut, daun pandan, flavor,kecap cumi organoleptic
Efektivitas Ekstrak Atung (Parinarium glaberimum Hassk) Sebagai Repellent Lalat Selama Proses Pengeringan Ikan Cakalang Moniharapon, Debby D.; Moniharapon, Trijunianto; Pattipeilohy, Fredy; Mailoa, Meigy
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8183

Abstract

Dalam mengolah ikan asin, tahapan pegeringkan adalah tahap yang harus diperhatikan oleh pengolah ikan asin Infestasi lalat banyak terjadi pada proses pengeringan, dimana pengeringnan dilakukan di udara yang terbuka. Lalat yang banyak datang pada proses pengeringan adalah Musca domestica dan Chrysomya megacephala Tanaman yang mengandung repellent berfungsi untuk menolak kehadiran serangga karena rasa dan bau khas. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsentrasi yang efektif dari ekstrak Atung (Parinarium glaberimum Hassk.) sebagai repellent lalat pada proses pengeringan ikan cakalang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dan replikasi dilakukan sebanyak tiga kali. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian adalah konsentrasi 1%, 2%, 4% dan kontrol. Analisis mengunakan uji statistik One Way Annova. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata daya proteksi untuk konsentrasi 1% sebesar 56%, 2% sebesar 74% dan 4% sebesar 83%. Konsentrasi ekstrak Atung (Parinarium glaberimum Hassk) yang paling efektif sebagai repellent atau daya tolak lalat pada proses pengeringan ikan cakalang yaitu konsentrasi 4%. Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang ekstrak Atung (Parinarium glaberimum Hassk) dapat digunakan sebagai penganti insektisida sintetis dalam menolak lalat pada proses pengeringan ikan cakalang.
Aplikasi perendaman bertingkat garam dan larutan serbuk biji atung terhadap kualitas ikan tuna asin kering: Application multilevel immersion salt and atung seed powder on the quality of dried salted tuna Pattipeilohy, Fredy; Moniharapon, Trijunianto; Seulalae, Anggrei Viona
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 26 No. 3 (2023): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 26 (3)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v26i3.48679

Abstract

Ikan tuna asin kering merupakan salah satu bentuk hasil olahan ikan tuna undersize yang dibuat oleh masyarakat di sekitar Perairan Maluku. Pengolahan bahan baku menjadi ikan asin bertujuan untuk mengawetkan ikan agar tidak cepat busuk dan lebih tahan lama. Bahan pengawet yang biasanya digunakan produsen ikan asin, yaitu garam dan beberapa juga menambahkan bahan pengawet yang sudah dilarang penggunaannya karena berbahaya bagi tubuh. Atung (Atuna excelsa subsp. racemosa) merupakan tanaman endemik Maluku yang dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami untuk produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perlakuan terbaik perendaman bertingkat garam dan larutan biji atung dalam menghasilkan ikan tuna asin kering berdasarkan parameter kimia, mikrob, dan organoleptik. Ikan tuna sirip kuning difilet, direndam dengan larutan garam perlakuan 5% dan 10% lalu dilanjutkan direndam dengan perlakuan larutan atung 3%, 4%, dan 5%. Parameter yang diamati meliputi kadar air, protein, garam, Total Plate Count (TPC), dan organoleptik (ketampakan, bau, rasa, dan tekstur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi garam dan larutan atung memengaruhi kadar air, protein, garam, TPC, dan organoleptik ikan tuna asin kering. Perlakuan penambahan garam 10% dan larutan atung 4% merupakan perlakuan terbaik dengan kadar protein tertinggi 70,59±0,52%, air 27,27±0,14%, garam 4,30±0,05%, kandungan TPC 1,37x103 cfu/g, dan penilaian sensori secara keseluruhan disukai panelis.