Aldino Fadlie Saputra
Teknik Geologi UPN "Veteran" Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

GEOLOGI DAN MODEL MATEMATIS PENGARUH GETARAN BLASTING TERHADAP KESTABILAN LERENG “X” KECAMATAN KURANJI, KABUPATEN TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN Aldino Fadlie Saputra; Purwanto Purwanto; Ediyanto Ediyanto
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v8i2.9646

Abstract

Batubara merupakan salah satu sumber daya energi terbesar di dunia yang pemanfaatnya lebih kurang 40% sebagai bahan bakar pembangkit listrik serta juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar utama dalam produksi baja, semen, pusat pengolahan alumina dan lain sebagainya. Kebutuhan pasar dunia yang besar membuat perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia banyak memproduksi batubara, salah satunya adalah PT.Borneo Indobara. Perusahaan ini berlokasi pusat di Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dan memulai tahapan eksplorasi pada tahun 2008 dengan luas wilayah berdasarkan Perjanjian Karya Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) seluas 24.100 Ha. Secara geografis daerah penelitian masuk ke dalam Zona 50S UTM WGS 1984 dengan koordinat X: 346307--349342 dan Y: 9608358--9610910. Selama ini proses pembongkaran lapisan tanah penutup (overburden) hanya dilakukan dengan cara pemberaian menggunakan alat berat (ripping), namun pada tahun awal tahun 2020 ditemukan adanya penurunan produktivitas alat gali dan muat dalam proses pembongkaran overburden pada target lapisan batubara D blok Girimulya, berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pembongkaran overburden menggunakan metode peledakan (blasting), namun kondisi aktual dilapangan setelah dilakukannya peledakan menunjukkan adanya longsoran kecil yang terjadi pada lereng tambang di area PIT sehingga perlu dilakukan analisis mengenai dampak peledakan terhadap kestabilan lereng agar tidak terjadi hal serupa yang dapat membahayakan keselamatan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh getaran yang ditimbulkan oleh proses peledakan terhadap nilai faktor keamanan (FK) dari kestabilan lereng tambang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berupa pemetaan di lapangan serta ditunjang dengan data yang telah tersedia oleh perusahaan serta akan dibagi menjadi beberapa tahapan-tahapan yaitu tahapan pendahuluan, tahapan pengambilan data, tahapan analisis data dan tahapan penyusunan publikasi. Hasil penelitian menunjukkan secara geomorfologi daerah tersebut dibagi menjadi 2 bentuk asal yaitu bentuk asal denudasional yang terdiri atas bentuk lahan perbukitan denudasional (D1) & kaki lereng (D2) dan bentuk asal antropogenik yang terdiri atas bentuk lahan lereng sidewall (A1), lereng highwall (A2), lereng lowwall (A3), sump (A4), settling pond (A5), run of mine (A6) dan disposal (A7). Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda yaitu satuan batupasir Warukin, satuan batulempung Warukin dan material disposal, dengan lingkungan pengendapan transitional lower delta plain menurut Horne (1978).Kondisi geologi struktur yang berkembang yaitu berupa kekar yang terdapat pada batubara (face cleat) dipengaruhi oleh tegasan utama yang berarah tenggara-baratlaut. Rekapitulasi data getaran selama bulan Januari hingga Maret berupa PPV (peak particle velocity), frekuensi, lokasi Vibracord yang menghasilkan hubungan antara percepatan horizontal maksium (a max) dan jarak perekaman getaran dengan persamaan yaitu a max = 697,45(jarak) -1,685 dengan R2 (koefisien determinasi berganda) sebesar 0,6775. Hasil analisis kestabilan lereng menggunakan metode Spencer serta dipengaruhi oleh zona kegempaan Kalimantan Selatan sebesar 0,03 g pada sayatan A-A’ yang mewakili lereng highwall bagian utara menunjukkan nilai FK sebesar 3,288, pada sayatan B-B’ yang mewakili lereng highwall bagian selatan menunjukkan nilai FK sebesar 2,449 dan pada sayatan C-C’ yang mewakili lereng sidewall menunjukkan nilai FK sebesar 1,873. Hubungan antara nilai FK dari kestabilan lereng dengan percepatan horizontal maksimum dan jarak area blasting menghasilkan nilai maksimal getaran yang bisa diterima oleh sayatan A-A’ yang mewakili lereng higwall bagian utara sebesar 0,3 g dengan FK 1,182 serta jarak minimal 100 m, sayatan B-B’ yang mewakili lereng highwall bagian selatan sebesar 0,29 g dengan FK 1,178 serta jarak minimal 102 m dan sayatan C-C’ yang mewakili lereng sidewall sebesar 0,24 g dengan FK 1,188 serta jarak minimal 115 m.Kata Kunci: blasting, faktor keamanan, kestablian lereng, peak particle velocity, percepatan horizontal maksimum