Ediyanto Ediyanto
Teknik Geologi UPN "Veteran" Yogyakarta

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GEOLOGI DAN STUDI PROVENAN BATUPASIR FORMASI JATEN, DAERAH PANDEAN DAN SEKITARNYA, KECAMATAN DONGKO, KABUPATEN TRENGGALEK, PROVINSI JAWA TIMUR Elian Mukti Prabowo; Sugeng Widada; Ediyanto Ediyanto
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN "VETERAN" YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah penelitian secara administratif berada di daerah Pandean dan sekitarnya, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. X: 557250 mE – 562250 mE dan Y: 9089000 mN – 9094000 mN. Luas daerah penelitian 5 km2. Metode penelitian yang digunakan yaitu akuisi, analisis, dan sintesis. Pola pengaliran di daerah penelitian yaitu subtrellis, subparallel. Bentuk lahan di daerah penelitian yaitu lereng structural (S1), perbukitan struktural (S2), lembah structural (S3), tubuh sungai (F1). Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda yaitu Satuan breksi-vulkanik – Mandalika berumur Oligosen akhir – Miosen awal,Satuan batugamping – Campurdarat Miosen awal (N4-N8), Satuan batupasir – Jaten Miosen awal (N8), dan endapan Aluvial. Struktur geologi yang berkembang left slip fault. Studi mengenai provenance dilakukan dengan mengambil sample batuan pada. Satuan batupasir – Jaten yang kemudian dilakukan analisis petrografi. Hasil plot diagram QFL dan QmFLt pada sample batupasir Satuan Batupasir Jaten pada daerah telitian menunjukan menunjukan bahwa sumber batupasir pada Satuan Batupasir Jaten termasuk ke lingkungan Volcanic Island Arc dengan sublingkungan Dissected Arc. Hasil plot diagram QpLvLs dan QmPK Model tektonik kedudukan batuan asal Satuan Batupasir Jaten berasal dari zona Arc Orogen Sources dengan tingkat maturity batupasir sedang. Hasil plot paleoclimate menggunakan diagram QFL Paleoclimate pada daerah telitian diketahui bahwa sebagian besar sumber batuan asal berasal dari iklim semi-arid atau semi-kering.
GEOLOGI DAN STUDI PROVENAN BATUPASIR FORMASI JATEN, DAERAH PANDEAN DAN SEKITARNYA, KECAMATAN DONGKO, KABUPATEN TRENGGALEK, PROVINSI JAWA TIMUR Ellan Mukti Prabowo; Sugeng Widada; Ediyanto Ediyanto
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i2.9504

Abstract

Daerah penelitian secara administratif berada di daerah Pandean dan sekitarnya, Kecamatan Dongko, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. X: 557250 mE – 562250 mE dan Y: 9089000 mN – 9094000 mN. Luas daerah penelitian 5 km2. Metode penelitian yang digunakan yaitu akuisi, analisis, dan sintesis. Pola pengaliran di daerah penelitian yaitu subtrellis, subparallel. Bentuk lahan di daerah penelitian yaitu lereng structural (S1), perbukitan struktural (S2), lembah structural (S3), tubuh sungai (F1). Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda yaitu Satuan breksi-vulkanik – Mandalika berumur Oligosen akhir – Miosen awal,Satuan batugamping – Campurdarat Miosen awal (N4-N8), Satuan batupasir – Jaten Miosen awal (N8), dan endapan Aluvial. Struktur geologi yang berkembang left slip fault. Studi mengenai provenance dilakukan dengan mengambil sample batuan pada. Satuan batupasir – Jaten yang kemudian dilakukan analisis petrografi. Hasil plot diagram QFL dan QmFLt pada sample batupasir Satuan Batupasir Jaten pada daerah telitian menunjukan menunjukan bahwa sumber batupasir pada Satuan Batupasir Jaten termasuk ke lingkungan Volcanic Island Arc dengan sublingkungan Dissected Arc. Hasil plot diagram QpLvLs dan QmPK Model tektonik kedudukan batuan asal Satuan Batupasir Jaten berasal dari zona Arc Orogen Sources dengan tingkat maturity batupasir sedang. Hasil plot paleoclimate menggunakan diagram QFL Paleoclimate pada daerah telitian diketahui bahwa sebagian besar sumber batuan asal berasal dari iklim semi-arid atau semi-kering.Kata Kunci : Batupasir, Jaten, Geologi, Trenggalek, Provenance
ANALISA STRUKTUR GEOLOGI DI DAERAH WATUPATOK, KECAMATAN BANDAR, KABUPATEN PACITAN, PROVINSI JAWA TIMUR Arifani Setyawan; Carolus Prasetyadi; Ediyanto Ediyanto
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v8i1.9613

Abstract

Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat (UTM-WGS84 zona 48 S) 0529264 – 0534264mT dan 9121348 – 9116348mU. Secara administratif daerah penelitian terletak pada daerah Watupatok dan sekitarnya, Kecamatan Bandar, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Pola pengaliran yang berkembang pada daerah telitian adalah pola pengaliran ubahan subtrellis. Aspekaspek geomorfologi pada daerah penelitian dibagi menjadi dua satuan bentuk asal antara lain bentuk asal struktural berupa perbukitan struktural (S1) serta bentuk asal vulkanik berupa punggungan lava (V1) dan bukit intrusi (V2). Stratigrafi daerah penelitian dapat dibagi menjadi empat satuan batuan. Satuan batupasir Dayakan merupakan satuan batuan paling tua, diatasnya terendapkan satuan lava Watupatok secara selaras dengan bentuk menjari, diatas kedua satuan tersebut terendapkan satuan batupasir Semilir secara selaras dan menjari terhadap dua satuan dibawahnya. Ketiga satuan tersebut berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal. Satuan paling muda merupakan litodemik andesit yang menerobos ketiga lapisan sebelumnya.. Struktur yang berkembang berupa sesar dan kekar. Arah umum stuktur geologi yang berkembang adalah baratlaut-tenggara yang diketahui dari analisa kekar gerus secara keseluruhan didaerah telitian. Sesar daerah telitian dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan arah relatifnya antara lain sesar berarah baratlaut-tenggara dan sesar berarah timurlau- baratdaya. Tegasan yang berpengaruh pada daerah telitian merupakan tegasan berumur Miosen Awal yang berarah baratlaut-tenggara (C. I. Abdullah 2003). Sesar-sesar yang terbentuk didaerah telitian merupakan hasil Shear Stress (Means,1976) dan memiliki hubungan antar sesar bertipe Conjugate Aray (Ben A. Van der Pluijm & Stephen Marshak 2004)Kata-kata Kunci : Provenance, Formasi Semilir Semilir Formation, Tectonic Setting
GEOLOGI DAN KUALITAS BATUBARA SEAM A2 FORMASI MUARAENIM BERDASARKAN DATA LOG DAERAH MUARAENIM, SUMATERA SELATAN Gusti Muhammad Sagala; Ediyanto Ediyanto; Basuki Rahmad
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 9, No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v9i1.9544

Abstract

Formasi Muaraenim merupakan formasi pembawa batubara. Pada daerah penelitian Formasi Muaraenim terdapat 2 satuan batuan yaitu satuan batupasir dibagian atas dan satuan batulempung dibagian bawahnya. Stratigrafi daerah penelitian yang mengacu pada Shell Mijnbow (1978) termasuk kedalam anggota M2 Formasi Muaraenim. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran batubara Seam Mangus yang terdiri dari seam A1 dan seam A2, batubara Seam Suban yang terdiri dari seam B1 dan seam B2, Seam Petai yang terdiri dari seam C serta ditemukan adanya Seam Suban Marker diantara seam B1 dan seam A2. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa log gamma ray dan log density untuk interpretasi litologi. Berdasarkan dari hasil analisis log dijumpai litologi yaitu, batulempung, batulanau, batupasir dan batubara. lingkungan pengendapan daerah penelitian adalah transitional lower delta plain. Peringkat batubara seam A2 daerah penelitian adalah high volatile C bituminous. Peringkat Batubara didaerah penelitian dipengaruhi oleh kondisi geologi yaitu lipatan akibat pengaruh tektonik yang menghasilkan tekanan dan panas sehingga mengubah komposisi dan sifat pada batubara. Hubungan antara calorific value dan parameter analisa proksimat dibagian tenggara ditulis dalam formula himpunan adalah CV TM, A, VM, FC yang berarti hubungannya normal. Sebararan lateral kualitas batubara yaitu nilai cv tertinggi berada di area barat laut dan tenggara (6600 kcal/kg), nilai total moisture tertinggi berada di area tengah (24,5%), nilai ash tertinggi di area tenggara (4,4%), nilai volatile matter tetinggi di area barat laut (44,8%) dan nilai FC tertinggi di area tenggara (47,7%).Kata Kunci : batubara, Muaraenim, log gamma ray, log density
GEOLOGI DAN MODEL MATEMATIS PENGARUH GETARAN BLASTING TERHADAP KESTABILAN LERENG “X” KECAMATAN KURANJI, KABUPATEN TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN Aldino Fadlie Saputra; Purwanto Purwanto; Ediyanto Ediyanto
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 8, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v8i2.9646

Abstract

Batubara merupakan salah satu sumber daya energi terbesar di dunia yang pemanfaatnya lebih kurang 40% sebagai bahan bakar pembangkit listrik serta juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar utama dalam produksi baja, semen, pusat pengolahan alumina dan lain sebagainya. Kebutuhan pasar dunia yang besar membuat perusahaan-perusahaan tambang di Indonesia banyak memproduksi batubara, salah satunya adalah PT.Borneo Indobara. Perusahaan ini berlokasi pusat di Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dan memulai tahapan eksplorasi pada tahun 2008 dengan luas wilayah berdasarkan Perjanjian Karya Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) seluas 24.100 Ha. Secara geografis daerah penelitian masuk ke dalam Zona 50S UTM WGS 1984 dengan koordinat X: 346307--349342 dan Y: 9608358--9610910. Selama ini proses pembongkaran lapisan tanah penutup (overburden) hanya dilakukan dengan cara pemberaian menggunakan alat berat (ripping), namun pada tahun awal tahun 2020 ditemukan adanya penurunan produktivitas alat gali dan muat dalam proses pembongkaran overburden pada target lapisan batubara D blok Girimulya, berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pembongkaran overburden menggunakan metode peledakan (blasting), namun kondisi aktual dilapangan setelah dilakukannya peledakan menunjukkan adanya longsoran kecil yang terjadi pada lereng tambang di area PIT sehingga perlu dilakukan analisis mengenai dampak peledakan terhadap kestabilan lereng agar tidak terjadi hal serupa yang dapat membahayakan keselamatan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh getaran yang ditimbulkan oleh proses peledakan terhadap nilai faktor keamanan (FK) dari kestabilan lereng tambang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif berupa pemetaan di lapangan serta ditunjang dengan data yang telah tersedia oleh perusahaan serta akan dibagi menjadi beberapa tahapan-tahapan yaitu tahapan pendahuluan, tahapan pengambilan data, tahapan analisis data dan tahapan penyusunan publikasi. Hasil penelitian menunjukkan secara geomorfologi daerah tersebut dibagi menjadi 2 bentuk asal yaitu bentuk asal denudasional yang terdiri atas bentuk lahan perbukitan denudasional (D1) & kaki lereng (D2) dan bentuk asal antropogenik yang terdiri atas bentuk lahan lereng sidewall (A1), lereng highwall (A2), lereng lowwall (A3), sump (A4), settling pond (A5), run of mine (A6) dan disposal (A7). Stratigrafi daerah penelitian dari tua ke muda yaitu satuan batupasir Warukin, satuan batulempung Warukin dan material disposal, dengan lingkungan pengendapan transitional lower delta plain menurut Horne (1978).Kondisi geologi struktur yang berkembang yaitu berupa kekar yang terdapat pada batubara (face cleat) dipengaruhi oleh tegasan utama yang berarah tenggara-baratlaut. Rekapitulasi data getaran selama bulan Januari hingga Maret berupa PPV (peak particle velocity), frekuensi, lokasi Vibracord yang menghasilkan hubungan antara percepatan horizontal maksium (a max) dan jarak perekaman getaran dengan persamaan yaitu a max = 697,45(jarak) -1,685 dengan R2 (koefisien determinasi berganda) sebesar 0,6775. Hasil analisis kestabilan lereng menggunakan metode Spencer serta dipengaruhi oleh zona kegempaan Kalimantan Selatan sebesar 0,03 g pada sayatan A-A’ yang mewakili lereng highwall bagian utara menunjukkan nilai FK sebesar 3,288, pada sayatan B-B’ yang mewakili lereng highwall bagian selatan menunjukkan nilai FK sebesar 2,449 dan pada sayatan C-C’ yang mewakili lereng sidewall menunjukkan nilai FK sebesar 1,873. Hubungan antara nilai FK dari kestabilan lereng dengan percepatan horizontal maksimum dan jarak area blasting menghasilkan nilai maksimal getaran yang bisa diterima oleh sayatan A-A’ yang mewakili lereng higwall bagian utara sebesar 0,3 g dengan FK 1,182 serta jarak minimal 100 m, sayatan B-B’ yang mewakili lereng highwall bagian selatan sebesar 0,29 g dengan FK 1,178 serta jarak minimal 102 m dan sayatan C-C’ yang mewakili lereng sidewall sebesar 0,24 g dengan FK 1,188 serta jarak minimal 115 m.Kata Kunci: blasting, faktor keamanan, kestablian lereng, peak particle velocity, percepatan horizontal maksimum
GEOLOGI DAN ELEMEN ARSITEKTURAL SATUAN BATUPASIR KABUH DI PILANGSARI, KECAMATAN GESI, KABUPATEN SRAGEN, PROVINSI JAWA TENGAH Matheus Vito Krisnanto; Ediyanto Ediyanto; Conrad Danisworo
Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Ilmiah Geologi PANGEA
Publisher : PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UPN VETERAN YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jigp.v5i2.9670

Abstract

Secara geografis daerah penelitian terletak pada koordinat koordinat UTM X= 496500-501500, dan Y= 9191000-9186000. Secara administratif daerah penelitian masuk ke dalam wilayah Kecamatan Gesi, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Metode penelitian dilakukan dengan pemetaan geologi dan analisa studio maupun laboratorium, untuk mendapatkan informasi umum geologi berupa keadaan geomorfologi, pola pengaliran, struktur geologi dan stratigrafinya. Geomorfologi pada daerah penelitian terbagi menjadi 7 satuan bentuk lahan antara lain satuan bentuk lahan perbukitan homoklin, lereng homoklin, lembah homoklin, tubuh sungai, gosong sungai, bukit sisa, dataran denudasi. Sedangkan pola pengaliran yang berkembang yaitu, dendritik, subdendritik, paralel, dan subparalel. Secara stratigrafi dibagi menjadi 6 satuan batuan dari tua ke muda yaitu satuan napal Kalibeng, satuan breksi Banyak, satuan batugamping Klitik, satuan batulempungkarbonatan Pucangan, dan satuan batupasir Kabuh serta endapan aluvial. Struktur geologi yang berkembang dimulai pada Kala Pliosen hingga Plistosen dengan antiklin menunjam Tanggan berarah barat-timur, kemudian diikuti dengan sesar naik Tanggan, dan diakhiri sesar mendatar kanan Jatitengah berarah baratlaut-tenggara, sesar mendatar kiri Tanggan berarah timurlaut-baratdaya, dan kekar. Satuan batupasir Kabuh yang tersusun oleh batupasir, tuf, konglomerat, dan batulempung terendapkan pada lingkungan darat dan memiliki struktur sedimen khas pada litologi batupasir berupa silangsiur, yang dapat memberikan informasi vektor dari arah arus purba, sehingga dapat memberikan gambaran untuk mengetahui bentukkan sungai berkelok. Kumpulan titik lokasi pengamatan, analisa profil dan deskripsi litologi memberi gambaran tentang kumpulan litofasies yang kemudian membentuk elemen arsitektural yang berkembang diantaranya channel, lateral accretion, overbank fines, crevasse-splay, dan gravel bar.Kata-kata kunci : Satuan batupasir Kabuh, litofasies, dan elemen arsitektural