Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pandangan filosofi pendiri bangsa di antaranya pandangan menurut Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan Dewantara terhadap kurikulum “Merdeka Belajar” yang baru-baru ini ditetapkan oleh Kemendikbud. Adapun jenis penelitian ini adalah kualitatif menggunakan pendekatan Historical Research atau dapat disebut juga dengan pendekatan sejarah menurut (Sukmana, 2021). Adapun metode pendekatan dalam penelitian ini ada empat yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber sekunder yaitu memperoleh data dari tulishan-tulisan masa lalu seperti dari buku masa lampau, artikel ilmiah, dan lain sebagainnya. Objek penelitian ini adalah artikel dengan judul pandangan filosofi pendiri bangsa terhadap “Merdeka Belajar”. Adapun yang dimaksud dengan “Merdeka Belajar” adalah memiliki kebebasan dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman dengan tujuan supaya terciptanya seseorang yang berkarakter. Berdasarkan pandangan pendiri bangsa maksud “Merdeka Belajar” adalah memberikan hak dalam bentuk kebebasan kepada seseorang dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman dengan tujuan akhirnya dapat menciptakan seseorang yang berkarakter mulia sesuai dengan pilar bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Pancasila. Adapun menurut pendiri bangsa seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir, dan Dewantara menganggap bahwa Pendidikan ini adalah mendidik seseorang agar menjadi manusia yang berkarakter melalui jiwa yang merdeka, tidak ada paksaan dari segimanapun itu. Menurut pandangan Soekarno terhadap “Merdeka Belajar” ini adalah untuk menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi pendidik maupun peserta didik. Menurut Mohammad Hatta beranggapan bahwa “Merdeka Belajar ini hanya berperan sebagai pengembang kemampuan peserta didik saja. Sedangkan menurut Sjahrir pandangan terhadap “Merdeka Belajar adalah” sebagai wadah pengembangan politik namun bukan untuk menetapkan tujuan-tujuan pendidikan yang pragmatis. Dan menurut Ki Hadjar Dewantara berpandangan bahwa “Merdeka Belajar” ini adalah Pendidikan harus sesuai dengan koordinat alam.