Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Penambahan Misoprostol dengan Jumlah Perdarahan Kala IV Pada Ibu Bersalin Di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang Maulidiyah Cahyangtyas; Sunanto Sunanto; Tutik Hidayati
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 15 No 1 (2023): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v15i1.1160

Abstract

Kala IV adalah kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu. Pemantauan dan observasi harus dilakukan pada kala IV sebab perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama setelah persalinan. Perdarahan Post Partum merupakan penyebab tertinggi angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. Studi pendahuluan yang dilakukan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang pada bulan Februari 2022 dari 10 persalinan terdapat 5 ibu bersalin mengalami perdarahan post partum, 2 orang dengan pre eklamsi, 2 orang dengan retensio plasenta dan 1 orang dengan atonia uteri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui Menganalisis Hubungan Penambahan Misoprostol Dengan Jumlah Perdarahan Kala IV Pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang. Desain penelitian ini menggunakan retrospective. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel 32 responden yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2022. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah lembar check list. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 responden Jumlah Perdarahan Kala IV Pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Bhayangkara Lumajang Tahun 2022 pada kelompok penambahan misoprostol rata-rata jumlah perdarahan adalah 90,94 cc sedangkan pada kelompok yang tidak diberi penambahan misoprostol rata-rata jumlah perdarahan adalah 121,88 cc.Pengolahan data univariat menggunakan uji Pearson Product Moment yang dihitung dengan menggunakan SPSS didapatkan nilai p value < α = 0,005 (nilai α=0,05). Dapat disimpulkan H1 diterima yang artinya ada hubungan ada hubungan penambahan misoprostol dengan jumlah perdarahan kala IV.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP PENGETAHUAN IBU DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING (Studi Penelitian Di Desa Selokbesuki Kecamatan Sukodono) Yeti Mardiana; Sunanto Sunanto; Tutik Ekasari
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 15 No 3 (2023): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v15i3.1309

Abstract

Stunting is a condition in which a toddler's length and height are smaller than their age (WHO, 2015). Stunting is one of the symptoms of a recurring and long-term dietary issue. Stunting in toddlers has an impact on their quality of life throughout childhood, adolescence, and even adulthood (Amina, 2016). Stunting is a major worldwide health issue (Boerma T, et al, 2018). This is a quasi-experimental study with a pretest-posttest design and a control group. Interventions of various types are provided to more than one group in this study (Notoatmodjo, 2018). A control group and an experimental group were utilized in this investigation. Using the technique of purposive learning sampling, a sample of forty thousand was chosen for the study. Data gathering entails coding, editing, entering, and cleaning, followed by SPSS analysis. In the pre-test measurement treatment group, four mothers had strong knowledge, eight had adequate knowledge, and eight had poor knowledge. After receiving health education and completing a posttest, the mother's level of knowledge changed from 13 with good knowledge to 6 with adequate information to 1 with less understanding. The fact that there is a substantial change in the average level of mother's knowledge after receiving health education in the treatment group is accepted and demonstrates that health education has a big impact in the village of Selokbesuki, Sukodono district. This study is expected to improve midwives' knowledge and skills as health workers in order to give alternative therapies. Because this study was so small, it is hoped that future research would provide more information for moms regarding MP-ASI in an effort to reduce stunting, particularly in the Lumajang district.