Ahmad Mutaqin, Ahmad
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE POTENTIALLY TOXIC BENTHIC DINOFLAGELLATES ON MACROALGAE AT THE REEF FLAT OF SERIBU ISLANDS, NORTH JAKARTA - INDONESIA Widiarti, Riani; Murtiningsih, -; Suwarti, -; Mutaqin, Ahmad; Kurnia, Gud Elina
Marine Research in Indonesia Vol 33, No 1 (2008)
Publisher : Research Center for Oceanography - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4073.649 KB) | DOI: 10.14203/mri.v33i1.462

Abstract

The Ciguatera Fish Poisoning (CFP) causing microorganisms were observed at the reef flat of Penjaliran Barat Islands and Pramuka Islands District, Seribu Island National Park, North Jakarta, Indonesia. Of the samples collected, four potentially toxic benthic dinoflagellates species were found, which are Gambierdiscus toxicus, Prorocentrum concavum, Prorocentrum lima, and Ostreopsis lenticularis. The dinoflagellates were found attached on the brown macroalgae Padina and Sargassum. Most of the benthic dinoflagellates from both locations were found in Pramuka Islands District, the inhabitated islands where human activities which could damage the coral reef areas were relatively high. Beside the macroalgae substrate preference of each dinoflagellate species, several environmental factors were also obtained in this research.
THE POTENTIALLY TOXIC BENTHIC DINOFLAGELLATES ON MACROALGAE AT THE REEF FLAT OF SERIBU ISLANDS, NORTH JAKARTA - INDONESIA Widiarti, Riani; Murtiningsih, -; Suwarti, -; Mutaqin, Ahmad; Kurnia, Gud Elina
Marine Research in Indonesia Vol 33 No 1 (2008)
Publisher : Research Center for Oceanography - Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4073.649 KB) | DOI: 10.14203/mri.v33i1.462

Abstract

The Ciguatera Fish Poisoning (CFP) causing microorganisms were observed at the reef flat of Penjaliran Barat Islands and Pramuka Islands District, Seribu Island National Park, North Jakarta, Indonesia. Of the samples collected, four potentially toxic benthic dinoflagellates species were found, which are Gambierdiscus toxicus, Prorocentrum concavum, Prorocentrum lima, and Ostreopsis lenticularis. The dinoflagellates were found attached on the brown macroalgae Padina and Sargassum. Most of the benthic dinoflagellates from both locations were found in Pramuka Islands District, the inhabitated islands where human activities which could damage the coral reef areas were relatively high. Beside the macroalgae substrate preference of each dinoflagellate species, several environmental factors were also obtained in this research.
KEKERASAN ATAS NAMA AGAMA (REINTERPRETASI DAN KONTEKSTUALISASI JIHAD DAN AMR MA’RUF NAHI MUNKAR) Mutaqin, Ahmad
AL-ADYAN Vol 7 No 2 (2012): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsla.v7i2.505

Abstract

Melihat dari fenomena kekerasan yang terjadi di Indonesia, baik isu-isu terorisme maupun kekerasan yang dilakukan oleh ormas-ormas radikal, maka doktrin Jihad dan Amar ma’ruf nahi munkar merupakan doktrin yang relevan untuk dibahas. Kedua doktrin ini merupakan doktrin fundamental yang menjadi landasan tindakan teroisme dan kekerasan yang mereka lakukan. Jihad dalam al-Qur'an sesungguhnya bersifat difa'i [tindakan defensif] bukan ofensif-represif [memulai terlebih dulu]. Wazan " qaatala " yang bermakna "li al-musyarakah" bukan "qatala" yang digunakan al-Qur'an mendukung kesimpulan ini. Sedangkan al-amru bi al-ma’ruf wa nahi an-almunkar, lebih mengarah pada sikap moral kaum muslim dalam kehidupan sosial. Ma’ruf, menunjukkan kebajikan yang telah disepakati bersama, yang didalamnya tentu mengandung kemaslahatan, yang legitimasinya adalah tertuang dalam bentuk hukum-hukum tertulis atau undang-undang yang disepakati. Maka dalam hal ini tentunya dikeluarkan oleh negara yang berstatus demokratis, yang dalam hal ini publik mesti mentaatinya demikian juga sebaliknya al-Munkar. Dengan demikian tidak ada ruang bagi publik atau kelompok tertentu memiliki kewenangan untuk melakukan kekerasan atau ‘main hakim sendiri’ dalam pelaksanaannya, melainkan dilakukan oleh Negara ataupun aparat atau lembaga yang ditunjuk oleh negara.
SPIRITUALITAS AGAMA LOKAL (Studi Ajaran Sunda Wiwitan aliran Madrais di Cigugur Kuningan Jawabarat) Mutaqin, Ahmad
AL-ADYAN Vol 8 No 1 (2013): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsla.v8i1.528

Abstract

Ajaran Sunda wiwitan Madrais, merupakan salah satu agama Lokal yang masih tersisa hingga saat ini. Ajarannya mendasarkan kepada kepercayaan atau ajaran Sunda Kuno yang dikenal dengan Pikukuh Tilu. Dalam ajaran Pikukuh tilu ini tersusun ajaran hubungan Trilogis, yakni hubungan antara Tuhan, manusia dan Alam. Disamping itu dengan melihat konsep ajaran Sunda wiwitan Madrais ini, anggapan bahwa ajaran Kuno nenek moyang, khususnya Ajaran Sunda Wiwitan, bangsa Indonesia masih menganut paham animisme, tertolak. Ajaran Sunda Wiwitan bahkan tidak hanya memiliki konsep monotheisme, namun sudah memiliki ajaran yang lengkap, yang tidak hanya mengatur hubungan antara Manusia dengan Tuhan, tetapi juga mencakup Hubungan Manusia dengan Manusia, dan manusia dengan Alam.
REKONSTRUKSI GAGASAN PLURALISME AGAMA (Telaah atas Buku Pluralisme Agama, Musuh agama-agama Karya Adian Husaini) Mutaqin, Ahmad
AL-ADYAN Vol 9 No 1 (2014): Al-Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsla.v9i1.1409

Abstract

Membaca Buku Pluralisme Agama, Musuh agama-agama Karya Adian Husaini, yang diterbitkan oleh Dewan Da‟wah Islamiyah Indonesia, sesungguhnya kita sudah dapat menyimpulkan arah mana buku ini ditulis, dengan menempatkan Pluralisme Agama sebagai musuh, terlebih musuh Agama-agama. Memang, ketika kita mencoba memahami makna dari Pluralisme, mau tidak mau kita akan berhadapan dengan doktrin-dokrin kebenaran Agama, atau dengan kata lain berhadapan dengan klaim-klaim kebenaran masing-masing agama. Padahal klaim kebenaran pada setiap agama, dapat dikatakan sebagai sendi dasar bagi eksistensi sebuah agama, yang dengan demikian keberpihakan pada pluralisme secara tidak langsung menjadi ancaman bagi keberlangsungan sebuah agama dan kepercayaan pemeluknya.Di sisi lain, Upaya penyeragaman atau menganggap sama agama-agama adalah justeru bertolak belakang dengan prinsip Pluralisme itu sendiri, dengan kata lain prinsip mengakui adanya perbedaan keyakinan dan keunikan dari masing-masing agama justeru itu yang menjadi prinsip dari Pluralisme. Untuk itu koreksi terhadap pandangan ini juga patut untuk dilakukan, sehingga pluralisme tidak menjadi bumerang bagi pluralisme itu sendiri.