Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Inisiasi Menyusu Dini (IMD) terhadap ketahanan pemberian ASI eksklusif dan status gizi. Desain penelitian adalah hybrid dengan desain cross sectional study dan retrospective study. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dan besar sampel ditentukan menggunakan tabel Isaac dan Michael sehingga didapatkan jumlah sampel 55 ibu yang memiliki bayi usia 6-12 di wilayah kerja Puskesmas Kumbewaha Kecamatan Siotapina Kabupaten Buton pada bulan September sampai Desember 2022. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik usia (p = 0,764), pendidikan (p = 0,485), pekerjaan (p = 0,203), paritas (p = 0,430), dan penghasilan keluarga (p = 0,324) tidak memiliki hubungan secara bermakna dengan ketahanan pemberian ASI eksklusif (p value > 0,05). Sedangkan tingkat pengetahuan (nilai p value = 0,023) dan status pemberian IMD (nilai p value = 0,002) menunjukkan pengaruh yang signifikan (p value <0,05) terhadap ketahanan pemberian ASI eksklusif, namun tidak terdapat pengaruh bermakna antara status pemberian IMD terhadap status gizi berdasarkan BB/U (p = 0,493), status gizi berdasarkan PB/U (p = 0,364), dan status gizi berdasarkan BB/PB (p = 0,869). Status pemberian IMD paling dominan berpengaruh terhadap ketahanan pemberian ASI eksklusif berdasarkan hasil uji statistic Regresi Logistik dengan nilai Exp (B) 5,602 (CI : 95% ; 1,673-18,891) yang berarti bahwa pemberian inisiasi menyusu dini 5,621 kali lebih cenderung mempengaruhi ketahanan pemberian ASI eksklusif pada bayi dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan IMD.