Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JASA PENGIRIMAN BARANG/SURAT DI PT POS INDONESIA DALAM IMPLEMENTASI AKAD WAKALAH BIL UJRAH R. Zainul Mushthofa; Aminah
Ummul Qura Jurnal Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan Vol. 13 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Institut Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.094 KB) | DOI: 10.55352/uq.v13i1.409

Abstract

Dalam Hukum Perjanjian dalam Islam jasa pelayanan ekspedisi di kantor pos atau yang lainnya itu termasuk dalam perjanjian kerja, yang mana dalam undang-undang perjanjian untuk melakukan pekerjaan itu dibagi menjadi tiga macam yaitu: Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu, Perjanjian kerja / perburuhan, dan Perjanjian pemborongan pekerjaan. Dari ketiga jenis perjanjian kerja tersebut diatas, jasa ekspedisi termasuk dalam katagori perjanjian pertama yaitu perjajian untuk melakukan jasa-jasa tertentu, yang mana satu pihak menghendaki agar pihak yang lain melakukan suatu pekerjaan berupa pengantaran barang, surat, dokumen, dll. Ini dalam Islam di sebut dengan istilah Wakalah. penulis dapat menganalisis terkait dengan jenis akadnya dalam perspektif Hukum Islam, transaksi pengiriman barang di PT Pos Indonesia cabang Paciran dapat diklasifikasikan sebagai akad wakalah muqayyadah yaitu perwakilan dengan terikat oleh syarat-syarat yang telah ditentukan dan telah disepakati bersama.
PANDANGAN AL QUR AN TERHADAP TEORI EPISTEMOLOGI R. Zainul Mushthofa; Aminah
Ummul Qura Jurnal Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan Vol. 12 No. 2 (2018): Ummul Qura : Jurnal Ilmiah Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan
Publisher : Institut Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.773 KB) | DOI: 10.55352/uq.v12i2.421

Abstract

Ibrahim sering kali berpikir dan merenungkan berhala-berhala dari batu yang dipuja dan disembah oleh kaumnya. Kemudian timbul pertanyaan dihatinya, mengapa benda-benda yang tidak dapat berbuat apa-apa itu disembah? Lalu dimanakah Tuhan yang sebenarnya? Ketika nabi Ibrahim melihat bulan dan bintang di malam hari, lalu matahari di siang hari, ia berkata di dalam hati, mungkinkah benda itu Tuhan? Tetapi, ternyata ketika bulan dan bintang menghilang dan matahari pun terbenam, ia kemudian berkata “Aku tak akan bertuhan kepada benda-benda seperti itu.”Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang lalu dia berkata: “Inilah Tuhanku.” Tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata: “Aku tidak suka pada yang tenggelam.” Ketika ia melihat bulan yang terbit, dia berkata: “Inikah Tuhanku?” tetapi setelah bulan itu terbenam, ia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.” Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar.” Maka tatkala matahari itu terbenam, dia bekata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesunggunya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”Setelah nabi Ibrahim beranjak dewasa, Allah memberikan akal dan kecerdasan yang luar biasa kepadanya. Dan mulailah nabi Ibrahim as menyampaikan dakwahnya.