M. Sayyidul Abrori
Universitas Ma'arif Lampung, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Peran Orang Tua Dalam Membentuk Akhlakul Karimah Anak Sejak Dini Di RT 005/RW 005 Gaya Baru III Muh. Alifiyyul Anfi; M. Sayyidul Abrori; Haikal Haikal
Berkala Ilmiah Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2023): Berkala Ilmiah Pendidikan
Publisher : Scidac Plus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51214/bip.v3i1.550

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam membentuk akhlakul karimah anak sejak dini, bagaimana cara yang baik dalam mendidik anak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak anak. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif lapangan. Penelitian ini dilaksanakan Di Desa Gaya Baru III, tepatnya pada Alamat Jl. Bratasena RT 005/RW 005 Desa Gaya Baru III Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung. Adapaun subjek pada penelitian ini yaitu: Tokoh masyarakat, Para orang tua, dan Anak-anak usia dini. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi, Wawancara (Interview), Dokumentasi. Teknik Analisa Data yang digunakan yaitu dengan Reduction Data (reduksi data), Display Data (penyajian data), Conculasion Drawing/Verification. Hasil dari penelitian ini meliputi: Pertama, peran orang tua dalam membentuk akhaluk karimah anak sejak dini dengan menggunakan metode keteladanan, pembiasaan, nasihat dan hukuman. Kedua, Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam membentuk akhlakul karimah anak sejak dini yaitu: 1) Faktor Internal (faktor bawaan yang berasal dari diri sendiri), 2) Faktor Eksternal (faktor yang berasal dari luar). Ketiga, Urgensi peran orang tua dalam membentuk akhlakul karimah anak sejak dini sangatlah relevan perannya dalam mendidik karakter anaknya karena pendidikan akhlak yang diberikan orang tua sejak dini akan tetap melekat pada kepribadian anak dan tidak akan mudah berubah sampai anaknya dewasa.
Peran Organisasi IPNU dalam Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air (Hubbul Wathan) di PP Tri Bhakti At Taqwa Rama Puja Raman Utara Farid Hidayatulloh; M. Sayyidul Abrori; Hernisawati Hernisawati
Jurnal Kajian Pendidikan Islam Volume 2 Nomor 2 Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Ma`arif Kalirejo Lampung Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58561/jkpi.v2i2.87

Abstract

Penelitian artikel ini berfokus pada bagaimana organisasi IPNU membantu PP Tri Bhakti At Taqwa Rama Puja Raman Utara mendorong cinta tanah air (hubbul wathan). Organisasi IPNU berperan penting dalam pembentukan akhlak generasi muda di Lampung Timur, khususnya melalui inisiatifnya untuk menjunjung tinggi semangat kepemudaan di era milenial. Penelitian artikel ini bersifat kualitatif. Pimpinan pondok pesantren, pimpinan IPNU PP Tri Bhakti At Taqwa serta anggota IPNU dijadikan sebagai subyek penelitian. Berikut hasil dari penelitian (1) Konsepsi pesantren Tri Bhakti yaitu cinta tanah air (hubbul wathan) pada Acara Hari Santri Nasional, upacara HUT RI, dan pemilihan pimpinan pondok pesantren semuanya dilaksanakan di At Taqwa Rama Puja Raman Utara. Prinsip Tri Bhakti At Taqwa Rama Puja Raman Utara pendidikan cinta tanah air berasal dari perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia, yang bertujuan untuk membuat siswa/santri bangga pada bangsanya karna untuk mencapai kemerdekaan butuh perjuangan dari para pahlawan dan ulama. (2) Peran organisasi IPNU dalam memupuk rasa cinta tanah air (hubbul wathan) di PP Tri Bhakti At Taqwa Rama Puja Raman Utara diantaranya menjadi remaja yang religius dan berakhlak mulia, membuat remaja yang mempunyai berkepribadian muslim, menjadikan remaja yang berguna di masyarakat, membuat remaja kreatif dalam meningkatkan potensi diri, membuat remaja optimis ketika menjalani hidup dan supaya mereka memiliki rasa bertanggung jawab. (3) Evaluasi peranan organisasi IPNU dalam mendorong rasa cinta tanah air (hubbul wathan) di Pondok Pesantren Tri Bhakti Taqwa Rama Puja Raman Utara berlangsung baik yang mana kegiatan kader di lingkungan IPNU memiliki sejumlah tingkatan, seperti Makesta ( Masa Loyalitas Anggota) sebagai kader tingkat I, Lakmud (Pelatihan Kader Muda) sebagai kader tingkat II, dan Lakut (Pelatihan Kader Utama) sebagai kader tingkat III. Kali ini Lakmud yang dilakukan di PP Tri Bhakti At Taqwa Rama Puja menjadi kegiatan kaderisasi.
Peran Guru Akidah Akhlak dalam Mengatasi Perilaku Indispliner Peserta Didik di MTs Tri Bhakti At-Taqwa Lampung Timur Farkhatin Chamilaini; Ikhwan Aziz Q; M. Sayyidul Abrori
Journal of Contemporary Islamic Education Vol. 3 No. 2 (2023): Journal of Contemporary Islamic Education
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Discipline is a behavior that shows obedience and obedience to all rules. In moral education,the criteria of right and wrong to judge the actions that appear refer to the Koran and hadith as the highest source of Islamic teachings. Thus, moral education can be regarded as moral education in Islamic education discourse. This research is included in qualitative research. In the course of collecting data the author uses the method of observation, interviews and documentation. As for the research subjects, they included curriculum assistant teachers, Akidah Akhlak teachers and MTs Tri Bhakti At-taqwa students in East Lampung. Meanwhile, in analyzing, the writer used a qualitative descriptive analysis technique. To support the description of the situation in the field, the authors include documentation as a complement and reinforcement of research data. The results of the study show that (1) the concept of learning discipline at MTs Tri Bhakti At-taqwa East Lampung is defined as a form of obedience and obedience of students in carrying out the rules that have been determined by schools and teachers in the learning process because they are driven by the awareness that is in their hearts, this awareness is obtained through exercises. (2) The Aqidah Akhlak teacher plays an active role both outside and inside the class, the way the teacher builds student discipline is by instilling positive values ​​by habituating the General Morals. (3) Supporting factors The teacher's role as an educator is to provide guidance to students what should be done and what should not be done. All of these have been fulfilled, although the process is not yet perfect, both in the teaching and learning process in the classroom and in the school environment.
The Islamic Religion in Course Curriculums of High School History Textbooks in The Republic of North Macedonia Zećir Ramčilović; M. Sayyidul Abrori
Journal of Contemporary Islamic Education Vol. 3 No. 1 (2023): Journal of Contemporary Islamic Education
Publisher : Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIMNU) Metro Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25217/jcie.v3i1.3110

Abstract

History textbooks besides educating students can also deepen the divisions, prejudices and uncritical attitudes contrary to the goals of education, and the youth population is the most vulnerable group. To that end, the main goal of this paper is to analyze the teaching contents of high school textbooks related to religion. In particular, this paper examines the role of religion in the formation of Balkan nations, which have made it one of the key elements of their national identities. Due to the large volume of content related to the religion, as well as the mere fact that Muslims are the second largest religious group in North Macedonia, this paper analyzes the contents which are related only to the Islamic religion. The literature review and the overview of the legal framework will give an additional impulse to the efforts of eliminating those parts of the teaching contents that create division and prejudices, and thus, its studying can become the key factor in the building of trust between people of different religions.