Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penyesuaian pernikahan istri usia muda yang ayah dan ibunya bercerai hidup lalu dibesarkan oleh ibu tunggal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi terstruktur kepada tiga orang partisipan dengan karakteristik utama yaitu istri yang menikah di usia muda, yang sebelumnya hanya dibesarkan oleh pengasuhan ibu tunggal. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua partisipan cenderung memiliki penyesuaian pernikahan yang baik, sedangkan satu partisipan mengalami penyesuaian pernikahan yang buruk. Ketiga partisipan dalam melakukan penyesuaian pernikahannya harus mengatasi perbedaan yang dihadapi dengan suaminya terkait masalah sehari-hari. Ketiga partisipan memiliki pandangan kekhawatiran akan mengulangi pengalaman yang sama dengan ibu mereka saat bercerai dari sang ayah. Sehingga, dalam mengatasi konflik yang terjadi dalam pernikahannya, mereka cenderung bersikap lebih hati-hati saat mengambil keputusan. Selama menjalani pernikahan, dua partisipan merasa sudah cukup bahagia dengan pernikahannya dan hanya satu partisipan yang menyesal dengan pernikahannya karena ia merasa tidak memiliki kedekatan dengan suaminya. Hasil temuan lain dalam penelitian ini yaitu ditemukan bahwa pada partisipan yang memiliki penyesuaian pernikahan baik ternyata memiliki dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya seperti dari nenek, mertua serta saudara iparnya, sedangkan pada partisipan yang memiliki penyesuaian pernikahan buruk tidak memiliki dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya