Penelitian ini menganalisis fenomena yang ada bahwa dekadensi moral sudah sangat memprihatinkan. Banyaknya kenakalan remaja, tawuran, kecurangan, dan penyalahgunaan narkoba. Penelitian ini menganalisis pendidikan karakter Islami menurut seorang tokoh pendidikan Islam di Indonesia, yaitu Ahmad Tafsir dilihat dari sistem pendidikan yaitu; tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Ahmad Tafsir memandang bahwa tujuan universal yang utama dari pendidikan karakter yakni dengan akhlak yang mulia melalui penanaman Pendidikan keimanan. Karena iman membentuk watak dan karakter yang kuat dalam membentuk generasi yang bermartabat. Materi yang disampaikan dalam pendidikan karakter adalah nilai-nilai universal yang menjadi titah dan ajaran agama Islam, diantaranya adil, amanah, ihsan, jujur, kasih sayang, malu, memenuhi janji, menahan marah, menjaga kehormatan, pemaaf, sabar, santun, dan tawadlhu. Pemilihan metode mendidik untuk menumbuhkan karakter yang baik bagi peserta didik disesuaikan dengan fase-fase kehidupannya, dengan menerapkan Pendidikan keimanan untuk mencapai akhlak yang mulia sebagai karakter dalam kehidupannya. Komponen Evaluasi merupakan pengejawantahan dari tujuan pendidikan. Apakah tujuan pendidikan yang diharapkan telah tercapai. Jika tidak, dimanakah letak persoalannya, apakah tujuan yang dirumuskan terlalu tinggi atau tidak, mungkin teori yang disampaikan tidak sesuai dengan tingkat pendidikan para peserta didik, atau metode yang disampaikan tidak relevan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Implikasi pendidikan karakter terhadap pendidikan Islam yakni konsep pendidikan karakter yang diterapkan pada peserta didik harus mampu menumbuhkan generasi yang berkarakter, yang seluruh aspek kehidupannya; baik emosi, kognitif, kreatifitas, fisik, moral, dan spiritual terintegrasi dengan baik. Sesuai pijakan syariat Islam sehingga melahirkan akhlak mulia sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Muhammmad sebagai teladan terbaik sepanjang zaman.