Keterlambatan motorik halus dapat mengakibatkan anak tidak dapat menggambar, menulis, mencoret – coret, bahkan sulit untuk mengkoordinasikan tangan dan mata. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Alat Permainan Edukatif (APE) terhadap motorik halus anak usia dini. Metode penelitian menggunakan kuantitatif Pre-eksperimental One Shot Case Study. Alat pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan bantuan program SPSS versi 25 for windows dengan jumlah data peserta didik (N) yaitu 17 pada taraf signifikansi 0,05 maka didapat rtabel sebesar 0,482. Uji reliabilitas menyebutkan hasil yang reliabel yaitu 0,862. Uji normalitas menyebutkan hasil yang normal yaitu Sig pada kolom Shapiro-Wilk keempat APE memperoleh nilai signifikansi yaitu, Origami nilai Sig 0,412, Biji-bijian memiliki nilai Sig 0,021, lalu Finger Painting memiliki nilai Sig 0,007 kemudian Gunting nilai Sig yaitu 0,005 yang berarti bahwa apabila nilai sig ? 0,05 sehingga dapat beristribusi normal. Uji homogenitas menyebutkan hasil yang sig yaitu 0,010. Dan uji hipotesis anova one way menyatakan hasil Sig < 0,05 dengan hasil uji anova one way yaitu sebesar 0,000 maka dinyatakan Sig. Mempunyai arti Ha diterima. Hasil penelitian ini terdapat pengaruh APE terhadap motorik halus anak. Karena APE yang digunakan peneliti, merupakan kreasi mandiri dalam pengembangan media belajar agar anak tidak bosan ketika belajar. Selain itu, temuan penelitian ini mendapati bahwa motorik halus berkembangan karena adanya stimulasi sarana kreasi APE yang digunakan beragam. Temuan penelitian selain APE dapat mengembangkan motorik halus anak, kreasi pengembangan APE juga mempermudah belajar anak lebih menyenangkan, melatih konsentrasi, mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak, menghilangkan rasa bosan anak karena permainan yang anak lakukan cenderung selalu berbeda, hasilnya komponen tersebut secara tidak sadar ikut meningkat selain motorik halus.