Muh Faisal
Universitas Muhammadiyah Makassar

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MASJID TUA KATANGKA SYEKH YUSUF: SINKRETISME SIMBOLIK VISUAL DALAM PENDEKATAN SEMIOLOGI Muh Faisal
Harmoni: Jurnal Pemikiran Pendidikan, Penelitian Ilmu-ilmu Seni, Budaya dan Pengajarannya Vol 3, No 2 (2013): HARMONI
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muham

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sekaligus menganalisis eksistensi simbol visual masjid tua katangka Syekh Yusuf. Banyak hal yang terungkap di dalamnya, seperti latar belakang sosial-budaya, adat-istiadat, agama dan kepercayaan, status sosial, citarasa keindahan, teknologi dan keterampilan, dan lain sebagainya. Semua itu menarik untuk dikaji guna menelusuri konsepsi pemikiran yang mendasarinya, nilai-nilai filosofis dan simboliknya. Data dan informasi ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan informasi budaya, teknologi, dan seni guna mentransformasikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini adalah penelitian lapangan, dilakukan pada situs bangunan masjid tua katangka yang terdapat di Kabupaten Gowa. Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Dalam pengumpulan datanya digunakan pendekatan inter-disiplin ilmu. Teknik analisis dan penyajian datanya dilakukan melalui analisis deskriptif-kualitatif setelah diinterpretasi terlebih dahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bangunan masjid tua katangka merupakan ungkapan estetik yang sarat dengan nilai-nilai filosofis serta simbol-simbol kebudayaan yang diapresiasikan melalui lambang-lambang tauhid, dan akidah islamiyah. Selanjutnya Kekayaan variasi bentuk (tipologi) masjid tua katangka, mencerminkan keragaman citarasa keindahan (konsep estetis) yang berkembang pada zamannya, sedangkan elemen estetis yang bernuansa Islami merupakan pengaruh budaya luar yang dominan jika dibandingkan dengan unsur-unsur budaya asing lainnya. Ragam hias masjid tua katangka adalah wujud akulturasi fisik (budaya  material) yang merupakan perpaduan tradisi lokal dari pengaruh tradisi Islam. Hal ini kemudian diikuti dalam bentuk prilaku masyarakat dengan dibuktikan berbagai hasil-hasil karya cipta peninggalan kebudayaan Islam di Sulawesi Selatan, Disamping itu, juga ditemukan wujud akulturasi dalam bentuk gagasan yang tercermin dalam prilaku masyarakat pada berbagai tradisi, adat-istiadat, sistem pemerintahan dan ilmu pengetahuan. 
MANUSKRIP LONTARAK DALAM PATAHAN NARASI KEBUDAYAAN Muh Faisal
Harmoni: Jurnal Pemikiran Pendidikan, Penelitian Ilmu-ilmu Seni, Budaya dan Pengajarannya Vol 2, No 1 (2012): HARMONI
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muham

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan studi fenomenologi terhadap praktik-praktik kebudayaan di Sulawesi Selatan. Di dalamnya menguraikan tentang bagaimana masyarakat menginterpretasikan manuskrip lontara sebagai sebuah sistem nilai yang beroperasi melalui praktik kebudayaan di Sulawesi Selatan. Transformasi praktik-praktik kebudayaan melalui informasi dan tekhnologi membuat wasiat kebudayaan perlu direkonfigurasi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga manuskrip lontara sebagai wasiat kebudayaan mampu mewujudkan identitas peradaban yang luhur dan adaptif pada setiap perubahan sektorial.Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur dengan menggunakan pendekatan interpretifisme simbolik Clifford Geertz yang kemudian diadaptasi melalui teori dan paradigma kritis post modern.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah kebudayaan kini mulai dikubur berdasarkan pertukaran kompleksitas ekonomi, politik, hukum dan agama sehingga sangat sedikit perwujudan kearifan budaya yang melebur ke dalam prilaku sosial, termasuk dalam menjalankan amanah kepemimpinan. Hasrat material dan gaya hidup glamour menjadi sistem nilai yang tak mampu lagi menerima wasiat lontarak, dari disini pula terjadi dorongan dan pengaruh mentalitas yang sempit antara nilai-nilai estetika dan etika kebudayaan. Salahsatu metode penyadaran wasiat kebudayaan yang sudah mulai hilang adalah mengangkat kembali falsafah dan nilai-nilai esensi kebudayaan dengan menggunakan pendekatan ontologis, pendekatan mitis dan pendekakatan fungsional, agar manuskrip lontara tidak lagi terseret lebih jauh dalam kekuatan naskah kapital. Kekuatan kapital melahirkan patahan-patahan narasi kebudayaan, sehingga wasiat lontarak hanya menjadi pesona manuskrip masa lalu. Tanda budaya tidak lagi mewakili kebenaran, representasi budaya tidak mewakili realitas dan informasi budaya tidak lagi mewakili ilmu pengetahuan.
KOMPARASI ESTETIK SENI GRAFFITI KARYA ALIASTIGA Siti Hanifah Muslimah; Muh Faisal; M. Muhlis Lugis
Harmoni: Jurnal Pemikiran Pendidikan, Penelitian Ilmu-ilmu Seni, Budaya dan Pengajarannya Vol 13, No 1 (2023): HARMONI: APRIL 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muham

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jh.v13i1.12160

Abstract

This study aims to analyze aesthetic comparisons of graffiti art by Aliastiga from 2006-2022 in Makassar City. The analytical method used in this study is a qualitative descriptive analysis method, supported by the theory of Form Aesthetics from Dr. A.A.M Djelantik and the theory of Functional Aesthetics from Edmund Burke Feldman as a reference for analysis. The results of this study show that the graffiti artwork created by Aliastiga initially originated from an interest in art in the form of a character and writing. The work produced by Aliastiga from early 2006 has shown that artists are very talented and have good skills. Although in reviewing the weight of his work, Aliastiga does not have ideas and messages in his work, Aliastiga emphasizes artistic visuals in his work. Aliastiga graffiti art is not just a hobby, but in it becomes an artistic movement that tends to fight acts of vandalism.
ESTETIKA DALAM NARASI KEBUDAYAAN POPULER (Analisis Terhadap Pergeseran dan Perubahan Sistem Nilai) Muh Faisal
Harmoni: Jurnal Pemikiran Pendidikan, Penelitian Ilmu-ilmu Seni, Budaya dan Pengajarannya Vol 1, No 1 (2011): HARMONI
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muham

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil analisis literatur menunjukkan bahwa runtuhnya sekat-sekat wacana estetik (liberlism), dunia estetik memposisikan diri dalam situasi chaos dan anomali. Tidak ada lagi nilai-nilai, makna, kebenaran, dan keindahan absolut. Disisi lain, estetika mengalami kondisi kebuntuan paradigmatik, karena tatanan kebudayaan terus mengalami perubahan nilai. Sedangkan bingkai falsafahnya mengalami ‘retakan-retakan’ yang kian membesar pada segala aspek sektoral. Pelaku estetik dan pemikir estetika masa kini, secara tidak langsung memberi ‘tanda budaya’ dan menggiring kognisi sosial ke arah dunia yang serba beyond. Masyarakat seni cenderung mengabaikan nilai, norma, kepatutan, kebaikan, dan kearifan. Sejak media tayang elektronika mengalami kemajuan, goncangan peradaban disahkan melalui karya estetik (teror, pornografi, pembajakan, despritualisasi, dehumanisasi sampai demoralisasi).
PENGEMBANGAN DAN POLA PEMBINAAN INDUSTRI KREATIF ‘SONGKOK RECCA’ DESA PACCING KABUPATEN BONE Dody Syam Sumantri; Muh Faisal
Harmoni: Jurnal Pemikiran Pendidikan, Penelitian Ilmu-ilmu Seni, Budaya dan Pengajarannya Vol 13, No 2 (2023): HARMONI: OCTOBER 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muham

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jh.v13i2.12605

Abstract

The main problem in this research is how the development and pattern of fostering the Songkok Recca creative industry in Paccing Village, Awangpone District, Bone Regency. This study aims to determine the development of the Songkok Recca creative industry in Paccing Village, Awangpone District, Bone Regency and to determine the patterns of fostering and regenerating the Songkok Recca creative industry in Paccing Village, Awangpone District, Bone Regency. The method used in this research is descriptive qualitative method.The subjects in this research were craftsmen who had decades of experience and Songkok Recca entrepreneurs who had also carried out their activities for many years. This research data was obtained through observation techniques, interviews and documentation which were used to obtain concrete data related to this research problem.The results of this research show the development and pattern of fostering the Songkok Recca creative industry in Paccing village, Awangpone District, Bone Regency. Songkok Recca has undergone various developments, including developing motifs, developing shapes and developing the materials used. Likewise, the development of marketing for Songkok Recca productionIt has spread to overseas countries such as Australia and Malaysia. For training patterns for craftsmen carried out in the form of divisions. There are those that are built specifically to make just the base part, there are those that are built specifically to make only the surrounding parts and there are also those that are built to make from the base to the end a Songkok Recca. Furthermore, for regeneration training, the craftsmen hold training and training within their respective families which is intended as the next generation of their creative industry efforts so that the Songkok Recca creative industry in Paccing village, Awangpone subdistrict, Bone Regency continues to develop and be sustainable.
KOMPARASI TEORI GESTALT DAN A.A.M DJELANTIK: STUDI KASUS DESAIN KOMUNIKASI VISUAL PADA IKLAN NUCIFERA Suanda Maulana Usman; Muh Faisal; Meisar Ashari
Harmoni: Jurnal Pemikiran Pendidikan, Penelitian Ilmu-ilmu Seni, Budaya dan Pengajarannya Vol 12, No 1 (2022): HARMONI: APRIL 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muham

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jh.v12i1.13772

Abstract

This research discusses the visual communication design contained in product advertisements from the Nucifera cafe by focusing on the shape, weight and presentation. The purpose of this research is to obtain information regarding Visual Communication Design in Nucifera Café Makassar Advertisements on Instagram Social Media. The object of this research is the advertising design at the Nucifera cafe which is handled by the marketing agency, Creanov. The data collection techniques used in this research are observation, interviews and documentation. The data analysis technique uses qualitative descriptive. The results of this research have four stages in the data collection process. The first stage is that the researcher collects data through observation, then interviews parties related to the research object and then documents the research object. The second stage is data reduction. After carrying out the first stage, data reduction is carried out and then supported by data collection, simplification and sorting. The third stage is data display, this data presentation is prepared after carrying out a series of stages, the form of data presentation is in the form of narrative text. The fourth stage is data conclusion, the final conclusion in the qualitative analysis process is carried out after the data has gone through several stages and then conclusions will be drawn.