Yostiani Noor Asmi Harini
Departemen Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Anxiety Caused by Too Many Cats in Bohumil Hrabal’s “All My Cats” Edward Owen Teggin; Yostiani Noor Asmi Harini
OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 17 No. 1 (2023): OKARA: Jurnal Bahasa dan Sastra
Publisher : IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ojbs.v17i1.8619

Abstract

All My Cats is an autobiographical novel representing Hrabal’s fatal anxiety from the potential mental conflict with domesticated animals. This article examines the concept of anxiety and the potential for domesticated animals, in this example, cats, to exert agency and impact the lives of their owners in autobiographical literature. Bohumil Hrabal's All My Cats has been selected due to the prominence of literary signifiers of anxiety, his ambivalent attitude toward cats (love and hate) throughout the text, and Hrabal’s specific interpretation of what his cats did for him and to him in emotional terms. The methodology selected does not presuppose that cats, or animals in the broader sense, possess agency on an equal footing with humans. Rather, they can exist in an interdependent or collaborative state with humans. This may be seen as a form of an unwritten social contract between animals and humans in a domestic setting. In the case of Hrabal and his cats, his perception of his cats and what they attempt to communicate to him is most interesting in this regard, particularly when viewed through the lens of anxiety and the literary signifier.
TRADISI MERANTAU MASYARAKAT MINANG DALAM LAGU KELOK AMPEK PULUAH AMPEK Azka Azkia Amelia; Yostiani Noor Asmi Harini; Memen Durachman
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tradisi merantau masyarakat Minang untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Akivitas tersebut menjadi inspirasi penciptaan lagu berbahasa Minang, Kelok Ampek Puluah Ampek yang sering dinyanyikan oleh masyarakat Minang di perantauannya.Artikel ini mendeskripsikan struktur teks dan fungsi lagu tersebut. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur teks memiliki formula formulaik sehingga mudah untuk diingat. Fungsi lagu tersebut yaitu sebagai sistem proyeksi mengenai tradisi merantau yang di satu sisi dianggap sebagai peluang memperoleh kehidupan yang lebih baik sekaligus keharuan yang harus dijalani karena berpisah dengan sanak saudara dan kampung halaman.  Selain sebagai sistem proyeksi, lagu ini pun berfungsi sebagai penglipur lara para perantau terhadap rasa rindu kepada sanak saudara dan kampung halaman. Kata kunci: masyarakat Minang, merantau, lagu Kelok Ampek Puluah Ampek AbstractThis research was motivated by merantau (expedition) tradition of Minang community for a better life. This activity became an inspiration for the creation of Kelok Ampek Puluah Ampek, a Minang-language song, which is often sung by Minang community in their journey. This article describes the text structure and function of the song. The method used was qualitative approach. The results showed that the text has a formulaic structure making it easy to remember. The song functions as a projection system regarding the tradition of merantau, considered as both an opportunity to get a better life and an obligation leading to separation from relatives and hometown. In addition, this song also functions as a comforter for the wanderers who miss their relatives and hometown. Keywords: Minang community, merantau, Kelok Ampek Puluah Ampek song
Representasi Maskulinitas Taruna dalam Film "Doea Tanda Cinta" Yostiani Noor Asmi Harini, Nurafifah
Klitika: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5 No 1 (2023): Klitika
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/klitika.v5i1.3722

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan maskulinitas melalui representasi tokoh Bagus dan Mahesa pada film Doea Tanda Cinta (2015). Penelitian ini menggunakan karakteristik maskulinitas menurut Janet Saltzman Chafetz yang mencakup penampilan fisik, fungsional, seksual, emosi, intelektual, interpersonal, dan karakter personal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis narasi. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan dokumentasi.  Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Mahesa dan Bagus sama-sama memiliki lima dari tujuh kriteria maskulinitas Janet Saltzman Chafetz. Kriteria maskulinitas yang dimiliki Mahesa meliputi penampilan fisik, emosi, intelektual, interpersonal, dan karakter personal. Sementara itu, kriteria maskulinitas yang dimiliki Bagus meliputi penampilan fisik, seksual, intelektual, interpersonal, dan karakter personal.