Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

CERITA SI KABAYAN: TRANSFORMASI, PENCIPTAAN, MAKNA, DAN FUNGSI Durachman, Memen
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 1, No 1 (2008)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2008.v1i1.1-17

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kayanya cerita si Kabayan yang transformasi. Cerita si Kabayan pada awalnya hanyalah sastra lisan/tradisi lisan. Akan tetapi, mengalami transformasi dalam tradisi tulis. Bahkan si Kabayan mengalami transformasi pula dalam kelisanan kedua. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang struktur cerita si Kabayan dan transformasinya, penciptaan, makna, dan fungsinya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Artinya, seluruh cerita dideskripsikan dari segi struktur dan transformasinya, proses penciptaan, makna, dan fungsinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur cerita si Kabayan umumnya sederhana, baik dari alur, tokoh, dan latar. Transformasi yang terjadi berupa ekspansi dan konversi. Penciptaannya didasari oleh skema. Maknanya umumnya ialah kearifan menghadapi hidup. Fungsi ialah umumnya berkaitan dengan pengesahan kebudayaan, alat pemaksa berlakunya terhadap norma-norma sosial, alat pengendali sosial, alat pendidikan, hiburan, dan protes ketidakadilan dalam masyarakat.
KESENIAN BRINGBRUNG DI KELURAHAN LEDENG, BANDUNG: KAJIAN STRUKTUR, KONTEKS PERTUNJUKAN, PROSES PENCIPTAAN, FUNGSI, DAN MAKNA Muhamad Mazeinda Al Biruni; Memen Durachman; Tedi Permadi
Jurnal Bahtera Sastra Indonesia Vol 3, No 1 (2021): JBSI Vol. 3 No. 1
Publisher : Jurnal Bahtera Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena kesusastraan lisan budaya Sunda yang salah satunya dimiliki masyarakat Kelurahan Ledeng di Kota Bandung. Kesenian Bringbrung tercatat telah berdiri sekitar tahun 1914, yang dipelopori oleh leluhur dari Pak Saripin bernama Abah Enja. Pada tahun tersebut, Abah Enja menemukan alat musik beserta sebuah kitab di pemakaman Cidadap. Tujuan adanya mantra Bringbrung di tengah masyarakat Ledeng ialah untuk mengingat rezeki yang telah diberikan Tuhan atas hasil panen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh informasi berkenaan struktur mantra, konteks pertunjukan, proses penciptaan, fungsi, dan makna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menempatkan peneliti sebagai instrumen utama untuk menemukan jawaban dari masalah. Hasil penelitian dari mantra Bringbrung versi pendek menunjukkan bahwa struktur mantra memiliki irama teratur, bunyi dominan dari mantra berupa bunyi-bunyi khusyuk serta liris, dan tema yang berkaitan dengan isu-isu lingkungan, kepercayaan, serta sosial. Konteks pertunjukan pada ketiga bait mantra menunjukkan adanya pembacaan terhadap situasi dan budaya dari kolektif pemilik. Proses penciptaannya bersifat terstruktur dengan pola pewarisan yang horizontal dan vertikal. Hal tersebut menunjukkan bahwa mulai terdapat keterbukaan dalam kolektif kesenian. Adapun fungsinya berkaitan dengan sistem proyeksi, alat pengesahan budaya dan pendidikan, alat untuk memberikan kedudukan, menegur seseorang, serta memprotes hal yang tidak adil. Makna mantra Bringbrung memiliki representasi terhadap tema-tema alam, kepercayaan, dan sosial yang memiliki peran penting dalam pengetahuan kolektif Bringbrung.
Kritik Sosial terhadap Seks Bebas dalam Lagu Dolanan Gotri di Indramayu Amalinda Pratiwi Rostiyahadi; Memen Durachman; Tedi Permadi
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kajian Lagu Dolanan Gotri (LDG) ini berfokus pada pengungkapan simbol dan makna tersembunyi melalui perspektif semiotika, terutama menyoroti denotasi dan konotasi yang berhubungan dengan mitos lokal Indramayu. Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, penelitian ini mengambil empat versi teks dari empat kecamatan di Kabupaten Indramayu untuk analisis. Hasilnya menunjukkan LDG tidak hanya sebagai hiburan anak-anak tetapi juga mengandung kritik sosial, khususnya mengenai seks bebas, yang tersirat dalam pilihan kata dan ritme lagu. Studi ini menawarkan perspektif baru tentang LDG sebagai bentuk tradisi lisan yang edukatif.
TRADISI MERANTAU MASYARAKAT MINANG DALAM LAGU KELOK AMPEK PULUAH AMPEK Azka Azkia Amelia; Yostiani Noor Asmi Harini; Memen Durachman
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tradisi merantau masyarakat Minang untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Akivitas tersebut menjadi inspirasi penciptaan lagu berbahasa Minang, Kelok Ampek Puluah Ampek yang sering dinyanyikan oleh masyarakat Minang di perantauannya.Artikel ini mendeskripsikan struktur teks dan fungsi lagu tersebut. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur teks memiliki formula formulaik sehingga mudah untuk diingat. Fungsi lagu tersebut yaitu sebagai sistem proyeksi mengenai tradisi merantau yang di satu sisi dianggap sebagai peluang memperoleh kehidupan yang lebih baik sekaligus keharuan yang harus dijalani karena berpisah dengan sanak saudara dan kampung halaman.  Selain sebagai sistem proyeksi, lagu ini pun berfungsi sebagai penglipur lara para perantau terhadap rasa rindu kepada sanak saudara dan kampung halaman. Kata kunci: masyarakat Minang, merantau, lagu Kelok Ampek Puluah Ampek AbstractThis research was motivated by merantau (expedition) tradition of Minang community for a better life. This activity became an inspiration for the creation of Kelok Ampek Puluah Ampek, a Minang-language song, which is often sung by Minang community in their journey. This article describes the text structure and function of the song. The method used was qualitative approach. The results showed that the text has a formulaic structure making it easy to remember. The song functions as a projection system regarding the tradition of merantau, considered as both an opportunity to get a better life and an obligation leading to separation from relatives and hometown. In addition, this song also functions as a comforter for the wanderers who miss their relatives and hometown. Keywords: Minang community, merantau, Kelok Ampek Puluah Ampek song
Tradisi Merantau Masyarakat Minang dalam Lagu Kelok Ampek Puluah Ampek Azka Azkia Amelia; Yostiani Noor Asmi Harini; Memen Durachman
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 2 (2022): Oktober 2022
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya tradisi merantau masyarakat Minang untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Akivitas tersebut menjadi inspirasi penciptaan lagu berbahasa Minang, Kelok Ampek Puluah Ampek yang sering dinyanyikan oleh masyarakat Minang di perantauannya. Artikel ini mendeskripsikan struktur teks dan fungsi lagu tersebut. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur teks memiliki formula formulaik sehingga mudah untuk diingat. Fungsi lagu tersebut yaitu sebagai sistem proyeksi mengenai tradisi merantau yang di satu sisi dianggap sebagai peluang memperoleh kehidupan yang lebih baik sekaligus keharuan yang harus dijalani karena berpisah dengan sanak saudara dan kampung halaman. Selain sebagai sistem proyeksi, lagu ini pun berfungsi sebagai penglipur lara para perantau terhadap rasa rindu kepada sanak saudara dan kampung halaman.
INTERVENSI DEWA DALAM MENGATUR KEHIDUPAN MANUSIA DALAM LEGENDA CHANG E Theresia, Helena; Harini, Yostiani Noor Asmi; Durachman, Memen
Jurnal Edukasi Khatulistiwa : Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 6, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/ekha.v6i2.64602

Abstract

Legenda Chang E mengisahkan kehidupan Hou Yi dan istirnya yang kemudian berubah menjadi Dewi Bulan. Penelitian ini mendeskripsikan intervensi dewa dalam mengatur kehidupan manusia dalam struktur legenda Chang E. Selain itu, penelitian ini mendeskripsikan pula konteks penuturan, proses penciptaan, proses pewarisan, dan fungsi legenda Chang E. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, wawancara, dan observasi. Setelah itu, dilakukan transkripsi, transliterasi, dan analisis legenda Chang E menggunakan strukturalisme Todorov. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa intervensi dewa diperlihatkan dalam struktur legenda yaitu pada proses istri Hou Yi berubah menjadi Dewi Bulan saat obat keabadian yang ditemukan Hou Yi dari pertapaannya. Obat keabadian tersebut dibuat oleh Kelinci Giok, teman Dewi Bulan. Dalam konteks penuturan, legenda Chang E dituturkan agar orang-orang dapat mengetahui cerita mengenai Dewi Bulan, yang berkaitan dengan Festival Bulan Purnama. Proses penciptaan Legenda Chang E tergolong sederhana karena diciptakan secara terstruktur. Legenda Chang E memiliki enam fungsi, yakni sebagai sistem proyeksi, pengesah kebudayaan, sebagai alat pendidikan anak, memberikan jalan yang dibenarkan oleh masyarakat agar seseorang merasa lebih superior, memprotes ketidakadilan di masyarakat, dan sebagai hiburan. Sampai saat ini, legenda Chang E masih terus diartikulasikan dikalangan masyarakat keturunan Tionghoa yang tinggal di Bandung Raya.
PEMANFAATAN SASTRA SEBAGAI SARANA EDUKASI KESADARAN HUKUM BAGI GURU MTS DAN MA BAHASA INDONESIA SE-JAWA BARAT Agustiningsih, Dheka Dwi; Permadi, Tedi; Durachman, Memen; Mardianto, Asep; Hawari, Luthfi
Dimasatra Vol 2, No 2 (2022): APRIL
Publisher : Faculty of Language and Literature Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.006 KB) | DOI: 10.17509/dm.v2i2.55251

Abstract

Kesadaran hukum adalah aspek yang sangat penting bagi setiap warga negara. Pemanfaatan sastra adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran hukum bagi guru Bahasa Indonesia di MTs dan MA. Oleh karenanya perlu diketahui kesadaran dan penggunaan sastra sebagai sarana edukasi kesadaran hukum.  Hal ini sejalan dengan tujuan pengabdian yaitu untuk memaparkan edukasi hukum melalui pemanfaatan sastra. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional. Kesadaran hukum diterapkan oleh guru MTs dan MA Se-Jawa Barat melalui pembelajaran bahasa. Akan tetapi, pemanfaatan sastra sebagai sarana untuk membangun dan meningkatkan kesadaran hukum masih kurang diaplikasikan dalam pembelajaran sekolah. Melalui pengabdian ini diharapkan guru MTs dan MA se-Jawa Barat dapat memanfaatkan sastra sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran hukum.
TAMAN LITERASI SEBAGAI WADAH PENANAMAN BUDAYA LITERASI BAGI WARGA DESA CIGUGUR GIRANG KABUPATEN BANDUNG BARAT Sundusiah, Suci; Durachman, Memen; Resmini, Novi; Rahma, Rosita; Fadilah, Afi
Dimasatra Vol 3, No 1 (2022): OKTOBER
Publisher : Faculty of Language and Literature Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.36 KB) | DOI: 10.17509/dm.v3i1.55269

Abstract

Memiliki keterampilan literasi adalah bekal penting dalam kehidupan era revolusi industri 5.0.   Keterampilan literasi dasar yakni membaca dan menulis tidak hanya menjadi kompetensi yang dibutuhkan, tetapi juga keterampilan literasi komunikasi, literasi keluarga, literasi sosial, literasi digital, termasuk literasi keluarga.  Upaya penumbuhan, penanaman dan pembudayaan literasi ini perlu sokongan dan pembinaan dari berbagai pihak, termasuk Perguruan Tinggi.  Fokus target sasaran kegiatan adalah anak-anak usia TK dan Sekolah Dasar serta orang tua dari anak-anak tersebut.  Model kegiatan pembinaan literasi ini adalah dengan merintis wadah kegiatan berliterasi bersama, yaitu “Taman Literasi”.  Di “Taman Literasi”, warga saling berkomunikasi positif, anak-anak bermain dan belajar, serta tumbuh lingkungan hijau yang kondusif.  “Taman Literasi” ini merupakan rancangan roadmap PkM perintisan  kampung literasi di desa.  Dengan demikian, tidak hanya “Taman Literasi” saja yang akan berdiri, tetapi juga titik wadah literasi lainnya di area yang berbeda.
Praktik Hegemoni dalam Keluarga pada Novel Iyan Bukan Anak Tengah Karya Armaraher Putri, Ningtyas Saksita; Yulianeta, Yulianeta; Durachman, Memen
Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) Vol 8 No 1 (2024): Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/kibasp.v8i1.9661

Abstract

Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyampaikan pesan tentang fenomena kehidupan manusia, salah satunya mengenai fenomena hegemoni dalam keluarga. Tak dapat disangkal bahwa hegemoni juga dapat terjadi di lingkungan keluarga yang merupakan organisasi terkecil dalam masyarakat. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) praktik hegemoni dalam keluarga, dan (2) dampak dari hegemoni melalui representasi kehidupan anak dalam sebuah karya sastra. Untuk mendeskripsikan hal tersebut digunakan ilmu turunan dari sosiologi sastra yakni teori hegemoni Gramsci dengan metode penelitian secara kualitatif. Sumber datauntuk penelitian ini adalah Novel Iyan Bukan Anak Tengah karya Armaraher. Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa bentuk praktik hegemoni yang dominan dilakukan oleh orang tua kepada anak dan praktik hegemoni tersebut memberikan banyak dampak negatif bagi kehidupan anak. Penelitian ini diharapkan dapat mengedukasi orang tua serta masyarakat mengenai praktik hegemoni dalam keluarga dan memberikan ruang bagi penelitian-penelitian serupa untuk menyempurnakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
The Change of Name of Character in the Legend of Nyi Roro Kidul as a Trace of the Spread of Islam at Palabuhanratu Sukabumi Regency Shobah, Fitri Nurul; Durachman, Memen; Harini, Yostiani Noor Asmi
International Journal on Advanced Science, Education, and Religion Vol 8 No 1 (2025): IJoASER (International Journal on Advanced Science, Education)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Furqan, Makassar - Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33648/ijoaser.v8i1.836

Abstract

The phenomenon of name changes can be found among public figures and the general public who decide to embrace Islam and change or choose Islamic names as evidence of the spread of Islam. Not only in real life, name changes also occur in legends, one of which is in the legend of Nyi Roro Kidul in Palabuhanratu, Sukabumi Regency. The purpose of this study is to show the pattern of name changes that can be used as an indicator of the spread of Islam in Palabuhanratu, Sukabumi Regency. The method used in this study is a qualitative method, with observation and interview techniques. The results of this study found five figures who experienced name changes as part of the spread of Islam in Palabuhanratu, Sukabumi Regency. This change can be interpreted as a form of cleansing or self-purification. She returned to being a holy or virgin figure, as per the concept tazqiyah in Islam, namely self-purification through a spiritual journey which ultimately took her to a higher level, both in the spiritual aspect and her status as Queen of the South Coast.