Dad R. J. Sembodo, Dad R. J.
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Jenis dan Kerapatan Gulma terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Alvionita, Chintya Ayu; Hamim, Herawati; Sembodo, Dad R. J.
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 16, No 1 (2016)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.533 KB) | DOI: 10.25181/jppt.v16i1.70

Abstract

Maize production in each year tends to decrease. One reason is the weeds. Weeds is animportant issue because it can compete with the main crop that can reduce crop production.The purpose of this research to determine: (1). The effect of weeds species on the growth andproduction of maize, (2). The effect of weed density on the growth and production of maize,(3). Interaction between the type and density of weeds in influencing the growth andproduction of maize. The research was conducted in Natar, South Lampung and WeedLaboratory Faculty of Agriculture, university of Lampung from December 2014 to April2015. The treatments arranged factorial (3x5) in a strip plot design with three replications.The first factor is the species of weed that are Asystasia gangetica, Rottboelia exaltata, andCyperus rotundus. The second factor is 5 weed density that are 0, 10, 20, 40, and 80populations of weeds/m2. If the assumptions are met, the data is analyzed using ANOVA,followed by Least Significant Difference Test (LSD) 5%. The result showed that : (1).Species of weeds affects plant shoot dry weight, the weight of maize cobs, and the weight ofgrain maize but did not affect plant height, number of leaves, plant populations, cob length,cob diameter, and weighs 100 grains. (2). The density of 40 weeds/m2affects weight of 100grains, but the density of 10, 20, and 80 weeds/m2did not affect the growth and productionof maize. (3). There is no interaction between species and density of weeds in influencingthe growth and production of maize.Keyword: maize, weeds, competition
Pelatihan Sistem Budidaya Tanaman Kakao Secara Berkelanjutan Pada Kelompok Tani Rukun Tani Dusun Karang Tani, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Sugiatno, Sugiatno; Evizal, Rusdi; Susanto, Herry; Sembodo, Dad R. J.; Nurmauli, Niar
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 3, No 1 (2024): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 3 No 1, Maret 2024
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v3i1.8912

Abstract

Provinsi Lampung merupakan salah satu penghasil biji kakao di Indonesia  yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat (pekebun). Produktivitas kebun kakao di Lampung khususnya di Dusun Karang Tani semakin lama semakin menurun, hal tersebut karena petani kakao yang tergabung dalam Kelompok Tani Rukun Tani  belum mengelola lahan kakaonya dengan baik.  Kondisi lahan kakao di Dusun Karang Tani merupakan lahan berpasir dengan jenis tanah podsolik merah kuning yang rentan terhadap degradasi lahan.  Untuk mengelola lahan tersebut petani perlu dibekali pengetahuan bagaimana mengelola lahan kakao yang benar agar lahan tetap produktif.  Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan petani di Dusun Karang Tani tentang sistem budidaya kakao secara berkelanjutan.  Kegiatan dilaksanakan di Dusun Karang Tani, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan yang berlangsung mulai bulan Juli hingga November 2019. Kegiatan dilakukan dengan metode tatap muka di dalam ruangan dan demontrasi di lahan.  Materi kegiatan tatap muka meliputi  sistem budidaya kakao berkelanjutan, pengelolaan nutrisi tanaman, pola tanam sistem pertanian berkelanjutan, konservasi tanah, dan pengelolaan hama dan penyakit terpadu.  Kegiatan dievaluasi melalui evaluasi awal, evaluasi proses, dan evaluasi akhir.  Evaluasi awal dan evaluasi akhir dilakukan dengan menggunakan lembar daftar pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelatihan.  Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: (1) Sebelum dilakukan pelatihan, tingkat pengetahun petani peserta terhadap sistem budidaya kakao secara berkelanjutan masih rendah (nilai  rata-rata 28,5), terutama pada pemahaman materi konservasi tanah di  kebun kakao (nilai 22,5) dan materi pengelolaan nutrisi tanaman dan pemupukan (nilai 27,5); (2) Pada saat kegiatan pelatihanberlangsung, tanggapan petani pesertan terhadap materi pelatihan sangat baik, peserta aktif bertanya terhadap materi yang belum jelas, dan aktivitas peserta baik yang ditunjukkan denga tingkat kehadiran yang tinggi; (3) Setelah dilakukan pelatihan, pengetahuan petani Dusun Karang Tani terhadap sistem budidaya kakao secara berkelanjutan meningkat  hingga kategori tinggi (nilai 74,9) atau dengan kenaikan 162,8%, kenaikan tingkat pengetahuan tertinggi terjadi pada materi teknik konservasi tanah di lahan kakao (211,1%) dan pengelolaan nutrisi tanaman dan pemupukan (200%).
Efektivitas Ekstrak Cacabean (Ludwigia hyssopifolia G. Don Exell) pada Perkecambahan Biji dan Pertumbuhan Gulma Bobontengan (Leptochloa chinensis L. Nees) Pujisiswanto, Hidayat; Rahmadani, Putri; Pramono, Eko Pramono; Sembodo, Dad R. J.
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 24 No 3 (2024)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v24i3.3316

Abstract

The presence of bobontengan weed (Leptochloa chinensis) in rice fields is considered to be detrimental and need to be controlled. Compounds secondary metabolites plant can be used as herbicides for weed control. Cacabean (Ludwigia hyssopifolia) is one of the plants that contain secondary metabolites compounds. This study aimed to determine the potency of the extract of each part of cacabean plant and the level of concentration in germination and growth of bobontengan. The research was carried out from February to March 2023, in the Integrated Field Greenhouse, Faculty of Agriculture, University of Lampung. The research design used a Randomized Block Experiment Design (RAK). The treatment consisted of two factors with four groups. The first factor was the source of cacabean extract: leaves, stems and roots, while the second factor was the concentration of cacabean extract which consisted of 4 levels: 0, 5, 10 and 15%. The homogeneity of variance was tested by Bartlett's test and the additiveness of the data was tested by Tukey's test. If the assumptions are met, the data is analyzed by analysis of variance and differences in treatment mean values followed by the Least Significant Difference (LSD) test at the 5% level. The results showed that extracts of leaves, stems and roots of cacabean at concentrations of 5, 10 and 15% effectively suppressed seed germination and bobontengan weed growth. L.hyssopifolia leaf extract was most effective in suppressing germination, shoot height growth, and dry weight of bobontengan weed. Cacabean leaves and stem extracts were most effective in suppressing the percentage of germination, shoot height growth, and the total dry weight of bobontengan. Concentration of 15% of Cacabean extract was most effective in suppressing the growth of shoot height of 2 MSA, root length, and dry weight of bobontengan, while the concentration of 10-15% was most effective in suppressing the percentage of germination and shoot height of 4 MSA. Sources of cacabean leaves, stem and root extracts were influenced by the level of extract concentration in suppressing seed germination and crown height.
Pelatihan Sistem Budidaya Tanaman Kakao Secara Berkelanjutan Pada Kelompok Tani Rukun Tani Dusun Karang Tani, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Sugiatno, Sugiatno; Evizal, Rusdi; Susanto, Herry; Sembodo, Dad R. J.; Nurmauli, Niar
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol. 3 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 3 No 1, Maret 2024
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v3i1.8912

Abstract

Provinsi Lampung merupakan salah satu penghasil biji kakao di Indonesia  yang dihasilkan oleh perkebunan rakyat (pekebun). Produktivitas kebun kakao di Lampung khususnya di Dusun Karang Tani semakin lama semakin menurun, hal tersebut karena petani kakao yang tergabung dalam Kelompok Tani Rukun Tani  belum mengelola lahan kakaonya dengan baik.  Kondisi lahan kakao di Dusun Karang Tani merupakan lahan berpasir dengan jenis tanah podsolik merah kuning yang rentan terhadap degradasi lahan.  Untuk mengelola lahan tersebut petani perlu dibekali pengetahuan bagaimana mengelola lahan kakao yang benar agar lahan tetap produktif.  Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan petani di Dusun Karang Tani tentang sistem budidaya kakao secara berkelanjutan.  Kegiatan dilaksanakan di Dusun Karang Tani, Desa Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan yang berlangsung mulai bulan Juli hingga November 2019. Kegiatan dilakukan dengan metode tatap muka di dalam ruangan dan demontrasi di lahan.  Materi kegiatan tatap muka meliputi  sistem budidaya kakao berkelanjutan, pengelolaan nutrisi tanaman, pola tanam sistem pertanian berkelanjutan, konservasi tanah, dan pengelolaan hama dan penyakit terpadu.  Kegiatan dievaluasi melalui evaluasi awal, evaluasi proses, dan evaluasi akhir.  Evaluasi awal dan evaluasi akhir dilakukan dengan menggunakan lembar daftar pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelatihan.  Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: (1) Sebelum dilakukan pelatihan, tingkat pengetahun petani peserta terhadap sistem budidaya kakao secara berkelanjutan masih rendah (nilai  rata-rata 28,5), terutama pada pemahaman materi konservasi tanah di  kebun kakao (nilai 22,5) dan materi pengelolaan nutrisi tanaman dan pemupukan (nilai 27,5); (2) Pada saat kegiatan pelatihanberlangsung, tanggapan petani pesertan terhadap materi pelatihan sangat baik, peserta aktif bertanya terhadap materi yang belum jelas, dan aktivitas peserta baik yang ditunjukkan denga tingkat kehadiran yang tinggi; (3) Setelah dilakukan pelatihan, pengetahuan petani Dusun Karang Tani terhadap sistem budidaya kakao secara berkelanjutan meningkat  hingga kategori tinggi (nilai 74,9) atau dengan kenaikan 162,8%, kenaikan tingkat pengetahuan tertinggi terjadi pada materi teknik konservasi tanah di lahan kakao (211,1%) dan pengelolaan nutrisi tanaman dan pemupukan (200%).