Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM “FASE BULAN MADU” PASANGAN USIA MUDA Nesya Anandita; Rizky Wulan Ramadhani; John R.S.P.K.M. Isa
BroadComm Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : AKMRTV Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.459 KB) | DOI: 10.53856/bcomm.v5i1.252

Abstract

Pasangan usia muda harus memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik untuk meminimalisir dampak negatif pernikahan usia muda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi interpersonal dalam “fase bulan madu” pasangan usia muda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomologi menggunakan Teori Penetrasi Sosial dan Model Pengembangan Hubungan. Metodologi penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan wawancara kepada tiga pasangan usia muda berdasrkan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan usia muda melewati tiga tahap dalam Teori Penetrasi Sosial yaitu tahap kedua (mengetahui hobi dan kesenangan masing-masing), ketiga (membagi informasi dan pengalaman pribadi) dan keempat (membagi nilai, konsep diri, atau perasaan emosi terdalam). Tahap pertama, lapisan kulit terluar, dilewati pasangan usia muda ketika masih berpacaran. Pasangan usia muda melewati dua tahap Model Hubungan Pengembangan sebelum fase bulan madu yaitu: 1. Contact, tahap perkenalan dan 2. Involvement, tahap pembuktian atau tahap membuka diri. Sedangkan pada fase bulan madu, pasangan usia muda melewati tiga tahap Model Hubungan Pengembangan yaitu: 1. Intimacy, tahap seseorang lebih jujur dan terbuka; 4. Deteriation, tahap mendiskusikan kekurangan yang dirasakan; dan 5. Repair, tahap memperbaiki hubungan. Pasangan usia muda diharapkan mengasah kemampuan komunikasi interpersonal sebelum menikah agar dapat melewati fase bulan madu dan fase-fase lainnya selama pernikahan.
KEKERASAN SIMBOLIK PADA PEREMPUAN DENGAN POSTPARTUM DEPRESSION MELALUI SKRINING EDINBURGH POSTNATAL DEPRESSION SCALE (EPDS) Ramadhani, Rizky Wulan; Isa, John R.S.P.K.M.; Ritonga, Rajab
ORASI: Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 15, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24235/orasi.v15i2.18328

Abstract

Masyarakat menciptakan konstruksi sosial untuk mengkategorikan perempuan sebagai “perempuan dan ibu yang baik” yang dapat memicu postpartum atau baby blues pada ibu yang baru saja melahirkan. Postpartum blues bisa menjadi depresi pasca melahirkan jika berlangsung lebih dari dua minggu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekerasan simbolik yang dialami perempuan yang mengalami postpartum blues melalui skrining Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dengan menggunakan Masculine Dominance Theory milik Pierre Bordui. Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme dan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara kepada empat perempuan yang telah melakukan skrining dengan skor EPDS lebih dari 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan dengan postpartum blues mengalami kekerasan simbolik sebelum, saat dan setelah menikah agar masuk dalam kategori “perempuan dan ibu yang baik”. Perempuan dikonstruksikan sebagai perempuan yang baik jika mampu melakukan pekerjaan rumah tangga, taat kepada orang tua dan suami, melahirkan secara normal, menyusui anak dan mengasuh anak dengan baik melalui praktik-praktik kekerasan simbolik yang dilakukan oleh suami, keluarga, mertua, masyarakat dan budaya di sekitarnya. Konstruksi sosial yang memaksa perempuan untuk mengurus pekerjaan domestik serta mengurus anak sendiri menjadi salah satu penyebab postpartum blues. Perempuan menjadi mudah menangis, letih dan gelisah, menarik diri, serta memberikan reaksi negatif terhadap bayi dan keluarga pada satu hingga dua minggu pasca melahirkan.
Kecerdasan Buatan dan Pergeseran Akademik: Studi tentang Perubahan Pola Belajar dan Cara Berpikir Mahasiswa akibat Ketergantungan terhadap Teknologi AI (ChatGPT) Zulzilah, Siti; Mustafid, Akhbar Romdhona; Isa, John R.S.P.K.M
AGUNA: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 6, No. 2: Juli (2025)
Publisher : AGUNA: Jurnal Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35671/aguna.v6i2.3153

Abstract

Kemunculan kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT telah memicu pergeseran signifikan dalam cara mahasiswa belajar dan berpikir. Penelitian ini mengkaji bagaimana ketergantungan terhadap ChatGPT memengaruhi perubahan pola belajar dan cara berpikir di kalangan mahasiswa Indonesia. Dengan pendekatan kuantitatif melalui survei terhadap 400 responden yang dipilih secara purposif, penelitian ini memanfaatkan teori Uses and Gratifications untuk memahami motivasi penggunaan AI dalam konteks akademik. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketergantungan tinggi terhadap ChatGPT berdampak signifikan terhadap perubahan cara mahasiswa mengakses, memahami, dan mengolah informasi. Studi ini menawarkan kebaruan melalui temuan identifikasi hubungan antara intensitas penggunaan ChatGPT dan transformasi kognitif dalam proses belajar mahasiswa. Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi kajian literasi digital dan implikasi pedagogis penggunaan AI di pendidikan tinggi.