Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POLA PEMBINAAN NARAPIDANA WANITA OLEH LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIAL Halimah, Puti; Siti, Dessy Hasanah; Wibowo, Hery
Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 3 (2015): Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.841 KB)

Abstract

Artikel ini membahas tentang tema yang menurut penulis masih tabu di masyarakat, khuhusnya Indonesia, yaitu perempuan dan lembaga pemasyarakatan. Artikel ini di latar belakangi dengan kasus kriminal yang terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun, serta peningkatan yang cukup signifikan terjadi pada narapidana wanita, contohnya tercatat pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA, Bandung, Jawa Barat , Lembaga Pemasyarakatan ini telah melebihi kapasitas penampungan atau over capacity. Seperti yang dilansir dalam website resmi Kementerian Hukum dan HAM, jumlah penghuni Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA, Bandung berjumlah 371 orang, sedangkan kapasitas seharusnya adalah 325 orang. Banyaknya jumlah narapidana wanita yang terus meningkat ini tidak lepas dari peran dari lembaga pemasyarakatan,. Lembaga pemasyarakatan yang ditunjuk oleh kementerian hukum dan HAM untuk mengatur, mengawasi serta menjamin hak hidup dari narapidana. Berkaitan dengan Lembaga Pemasyarakatan, maka tidak lepas pula dari pola pembinaan yang dirancang untuk mengembalikan keberfungsian sosial narapidana pasca masa tahanan. Pola pembinaan yang disusun oleh pihak Lembaga Pemasyarakatan tidak luput dari peran pebimbing kemasyarakatan atau pekerja sosial koreksional.Peran pembimbing kemasyarakatan adalah untuk mengawasi seluruh kegiatan narapidana dari pagi hingga malam hari. Kelebihan jumlah narapidana wanita pada Lapas Klas IIA Tangerang, menyebabkan peran pembimbing kemasyarakatan kurang optimal, tercatat dengan jumlah narapidana yang melebihi kapasitas Lapas, satu orang pembimbing kemasyarakatan berbanding dengan 25 narapidana. Dalam pekerjaan sosial, ada metode yang dapat digunakan untuk mengatasi keterbatasan tersebut, salah satunya adalah metode social group work, dimana metode ini dapat meudahkan para narapidana untuk saling bertukar cerita,apalagi ditambah dengan kesamaan latar belakang serta jenis kelamin sehingga membuat narapidana wanita lebih jujur dengan apa yang diungkapkan.
Analysis of Customer-Based Brand Equity Strategy Through The Digital Branding Process in The Social Sharing Happiness Campaign As A Social Crowdfunding Startup Halimah, Puti; Wahyudin, Uud; Damayanti, Trie
Eduvest - Journal of Universal Studies Vol. 5 No. 4 (2025): Eduvest - Journal of Universal Studies
Publisher : Green Publisher Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59188/eduvest.v5i4.1823

Abstract

This study examines the influence of consumer-based brand equity through the digital branding process on consumer loyalty in the Sharing Happiness social campaign. With the increase in internet users in Indonesia, people's behavior in donating has also undergone a transformation, switching to digital platforms. This study uses a quantitative method with a correlational approach to analyze the relationship between brand equity and consumer loyalty, which is measured through repeat purchase, retention, and referral. The results of the analysis show that high brand equity has a positive impact on consumer loyalty. Simultaneous and partial hypothesis tests show that the Customer Based Brand Equity strategy significantly affects consumer loyalty in the form of repeat donations, positive comments, and referrals. This research provides insights for business people and marketers about the importance of branding strategies in the digital era to increase consumer loyalty in the crowdfunding sector. This finding is expected to be a reference for the development of adaptive and innovative marketing communication strategies in the face of dynamic changes in consumer behavior.
Women's Leadership in Humanitarian Institutions Asar Humanity Foundation Halimah, Puti
INJECT (Interdisciplinary Journal of Communication) Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : FAKULTAS DAKWAH UIN SALATIGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/inject.v9i1.602

Abstract

Women have leadership potential in humanitarian institutions. However, women are considered unsuitable to become leaders because they are soft and emotional. This research aims to provide an overview of women's leadership (Nyai) in leading Islamic boarding schools. The method used in this research is qualitative case study research. This research gathered information from four selected informants: the CEO, institutional managerial level leaders, and Asar Humanitarian Foundation staff. From the research results, it was found that the leadership of the humanitarian organization Asar Humanity Foundation (Nyai) considered the charismatic, transformational, transactional, and visionary leadership styles to be suitable to implement. However, the leadership style that was most suitable for the CEO of this organization was transformational leadership. Transformational leadership is considered to inspire the team under the CEO, which aligns with institutional values ​​that all members of the organization should internalize.