Siti Nurhasanah
UNINUS BANDUNG

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implementasi Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) Dalam Mengembangkan Minat Berwirausaha Siswa Di SMKN 1 Majalaya Nuri Lathifa Brilianti; Ricky Yoseptry; Hilya Anisa Sholihat Islamy; N. Ela Nurlela; Siti Nurhasanah
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 6 No. 2 (2023)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v6i2.558

Abstract

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Program Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) merupakan program nasional yang diluncurkan oleh Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program melatih wirausaha-wirausaha muda yang berasal dari kalangan pelajar di SMKN 1 Majalaya menjadi pembelajaran yang mendorong siswa untuk memiliki keterampilan melalui praktik kewirausahaan. Subjek penelitian ini yaitu koordinator SPW. Guru pembimbing SPW dan siswa SMKN 1 Majalaya. Model penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode penelitian yaitu studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dari implementasi program SPW di SMKN 1 Majalaya terlaksana dengan baik. Hal ini dilihat dari pengelolaan program, tahapan siswa yang mengajukan dana usaha dan berkembangnya jiwa kewirausahaan dalam diri siswa Siswa terlatih untuk membuka peluang usaha sendiri maupun mengembangkan usaha orangtua yang sudah ada.Yang mengikuti SPW ini yaitu siswa kelas XI dan XII yang memilih untuk berwirausaha dibidang aksesoris motor, peternakan, makanan pakaian dan jaringan internet. Teknik pemasaran siswa yang dipakai yaitu online dan offline. Sedangkan kendala yang dialami dalam program SPW ini adalah pola pikir siswa yang kurang mengenai berwirausaha karena faktor lingkungan keluarga yang banyak pekerja sebagai buruh pabrik. Solusi dari kendala tersebut yaitu perlu kerjasama antara pihak sekolah dan orangtua siswa yang dapat memotivasi sehingga minat berwirausaha siswa semakin berkembang.
Implementation of Ki Hajar Dewantara's Leadership in Improving Teacher Discipline at SDN 2 Nanggeleng. Lina Ningrum; Ujang Cepi Barlian; Siti Nurhasanah; Shofaryanty Nurhayati
al-Afkar, Journal For Islamic Studies Vol. 6 No. 3 (2023)
Publisher : Perkumpulan Dosen Fakultas Agama Islam Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afkarjournal.v6i3.637

Abstract

This study discusses the application of Ki Hajar Dewantara's leadership concept which can improve a teacher's discipline. The background of this research is based on problems that often arise from the disciplinary attitude of a teacher, namely there are still many teachers who come late to school, teachers have not optimized learning hours, and assignments are not done optimally. Therefore, the role of a leader here is very necessary in providing firmness, motivation, and policies to teachers who are less disciplined in carrying out their duties. This research was conducted at SDN 2 Nanggeleng using a descriptive qualitative approach and the research methods used were interviews, observation, and documentation study. The results of the study describe that Ki Hajar Dewantara's leadership concepts, namely Ing-Ngarso sungtulodo, Ingmadya Mangunkarso, Tutwuri Handayani, serve as guidelines for the principal in leading SDN 2 Nanggeleng. The evaluation program carried out by the school principal in improving teacher discipline in peer assessment. It can be concluded that the application of Ki Hajar Dewantara's leadership concept can improve teacher discipline at SDN 2 Nanggeleng. Besides this success, consideration is needed to provide rewards and punishments for teachers who commit disciplinary violations, and for teachers who obey discipline. Which will then be applied to become motivation in improving teacher discipline.