Thomas Triadi Putranto
Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Geosains dan Remote Sensing (JGRS)

Analisis Kerentanan Airtanah Terhadap Pencemaran Menggunakan Metode Drastic di Kabupaten Rembang Bagian Barat Regita Ayuni Muthia Cansa; Aida Januari; Umi Cahyani Rahayuningtyas; Thomas Triadi Putranto
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 4 No 1 (2023): JGRS Edisi Mei
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jgrs.2023.v4i1.116

Abstract

Kabupaten Rembang bagian barat merupakan salah satu daerah di pesisir utara Jawa Tengah yang memiliki sistem akuifer dangkal. Kondisi geologi daerah penelitian disusun oleh litologi batupasir dan batugamping yang bersifat porous sehingga cenderung memiliki potensi kerentanan airtanah terhadap pencemaran cukup tinggi dan dapat mempengaruhi kualitas airtanah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui zona dan tingkat kerentanan airtanah di Kabupaten Rembang bagian barat dengan menggunakan metode DRASTIC. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan secara spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Metode DRASTIC mampu merepresentasikan kerentanan air tanah dengan pendekatan hidrogeologi yang didasarkan pada tujuh parameter yang meliputi kedalaman muka air tanah (D), imbuhan air (R), media akuifer (A), media tanah (S), kemiringan lereng (T), zona vadose (I), dan konduktivitas hidrolik (C). Berdasarkan hasil analisis diperoleh rentang nilai DRASTIC Index (DI) dari 83-172 yang dibagi dalam tiga tingkat kerentanan. Daerah dengan tingkat kerentanan rendah memiliki rentang nilai DI 83-124 dengan luas 216,07 km2 (46,62%) dimana tingkat kerentanan ini bersifat dapat tercemar oleh polutan tertentu yang dibuang secara menerus. Daerah dengan tingkat kerentanan sedang memiliki rentang nilai DI 124 –144 dengan luas 118,095 km2 (25,48%) dimana tingkat kerentanan ini bersifat dapat tercemar oleh polutan yang dibuang secara menerus. Sedangkan daerah dengan tingkat kerentanan tinggi memiliki rentang nilai DI 144-172 dengan luas 129,28 km2 (27, 90%) dimana tingkat kerentanan ini bersifat dapat tercemar semua polutan kecuali yang memerlukan daya serap tinggi dan mudah berubah dalam beberapa kondisi.
Analisis Hidrogeokimia dan Kualitas Air Tanah untuk Air Minum di Dataran Aluvial Kota Semarang Regita Ayuni Muthia Cansa; Thomas Triadi Putranto; Narulita Santi
Jurnal Geosains dan Remote Sensing Vol 5 No 1 (2024): JGRS Edisi Mei
Publisher : Department of Geophysical Engineering, Faculty of Engineering, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jgrs.ft.unila.204

Abstract

Kota Semarang telah lama mengandalkan air tanah sebagai salah satu sumber utama pasokan air minum bagi penduduknya. Eksploitasi berlebihan dan pencemaran terhadap air tanah memiliki dampak signifikan terhadap kualitas air yang nantinya akan dikonsumsi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hidrogeokimia dan mengevaluasi kualitas air tanah di wilayah dataran aluvial Kota Semarang yang digunakan sebagai air minum. Data diperoleh dari 30 titik sampel sumur bor dan dianalisis menggunakan metode perhitungan Kurlov, diagram Piper, diagram Stiff, diagram Gibbs, analisis geospasial, serta perbandingan baku mutu indeks kualitas air tanah (Water Quality Index) milik WHO 2011 dan Permenkes 2010. Hasil analisis terhadap perhitungan Kurlov dan diagram Stiff menunjukkan kelas air tanah di dominasi oleh jenis Na-HCO3-Cl. Terdapat enam tipe fasies air tanah yang di dominasi oleh Alkaline Water : Predominantly Sulphate-Chloride/Chloride. Diagram Gibbs mengungkapkan bahwa pelapukan batuan di akuifer mengontrol kondisi kimia air tanah. Kualitas air tanah berdasarkan perhitungan WQI dan perbandingan WHO 2011 menghasilkan air tanah yang 43% berkualitas sangat baik, 46% berkualitas baik, 3% berkualitas buruk dan 6% berkualitas sangat buruk. Perhitungan WQI berdasarkan perbandingan milik Permenkes 2010 menghasilkan 66,7% sampel air tanah berkualitas sangat baik, 20% berkualitas baik, 6,67% berkualitas buruk dan 6,67% berkualitas sangat buruk. Sehingga berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa kualitas air tanah untuk kebutuhan air minum di dataran aluvial Kota Semarang masih cocok digunakan oleh penduduk sekitar.