Lamun adalah tumbuhan berbunga yang tumbuh di perairan dangkal dan sangat tergantung terhadap sinar matahari, sehingga menjadikan sebuah ekosistem yang memiliki produktivitas yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis nilai sebaran persentase tutupan lamun dan kondisi parameter lingkungannya, hal ini menjadi indikator awal dalam mengetahui kondisi kesehatan lamun. Penelitian ini dilakukan di perairan Kupang Barat meliputi tiga desa diantaranya: Desa Lifuleo (St.1), Desa Tablolong (St.2) dan Desa Tesabela (St.3) dengan menggunakan metode survei SeagrassNet. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebaran jenis lamun yang ditemukan di tiga lokasi penelitian memiliki kesesamaan jenis, yaitu: Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, dan Halophila ovalis. Nilai persentase tutupan lamun di stasiun I sebesar 76,82% dengan dominansi jenis Enhalus acoroides. Persentase nilai tutupan di stasiun II sebesar 75,95% dengan dominansi jenis dari Thalassia hemprichii. Kondisi tutupan lamun di stasiun I dan II dikategorikan sangat padat dan dalam kondisi baik atau sehat. Sedangkan untuk stasiun III dengan nilai tutupan lamun sebesar 45,08% dikategorikan sedang dengan kondisi lamun yang rusak dan kurang sehat. Pengukuran kualitas perairan menjadi pendukung dalam menentukan kondisi kesehatan ekosistem lamun. Nilai rata-rata parameter kualitas air seperti suhu 29°C, Salinitas 35‰, pH 7,1, kecepatan arus 0,3 m/s, dan kandungan oksigen terlarut 6,5 ml/l. Berdasarkan kriteria baku kerusakan dan pedoman penentuan status padang lamun KEPMENLH No.200 tahun 2004, nilai kualitas air di tiga desa dalam kondisi normal atau baik untuk tumbuh kembang lamun.