This Author published in this journals
All Journal Arsitekta
Dian Monica Erveline Basri
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Studi Karakteristik Fasad Arsitektur Transisi pada Gereja di Jakarta Sheren Azahra; Nadya Putri Larasati; Dian Monica Erveline Basri; Astrid Hapsari Rahardjo
Arsitekta : Jurnal Arsitektur dan Kota Berkelanjutan Vol. 5 No. 01 (2023): Arsitekta : Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan
Publisher : Program Studi Arsitektur Universitas Tanri Abeng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47970/arsitekta.v5i01.410

Abstract

Arsitektur di Indonesia sangat beragam, selain banyaknya suku dan budaya, juga masa penjajahan Belanda yang cukup lama, sehingga menyisakan warisan arsitektur. Terdapat 3 periodisasi gaya arsitektur kolonial yaitu arsitektur indsiche empire abad 18-19, arsitektur kolonial transisi di indonesia tahun 1890-1915 dan gaya arsitektur kolonial modern tahun 1915-1940. Penelitian ini dipilih arsitektur kolonial transisi, karena merupakan arsitektur kolonial awal yang ada di Indonesia. Penelitian bertujuan menganalisa karakteristik fasad gereja dibangun dalam kurun waktu tahun 1890-1915 kemudian dianalisa elemen fasad-nya, sehingga bisa diketahui apakah gereja tersebut menggunakan gaya arsitektur yang sedang berkembang di masa itu atau tidak. Variabel penelitian meliputi semua elemen fasad yang diteliti, yaitu: atap, kolom, pintu, ventilasi, jendela dan ornamen. Sedangkan studi kasus yang dipilih adalah gereja yang terdapat di Jakarta, sebab ketika itu Jakarta (Batavia) merupakan pusat pemerintahan, sehingga arsitekturnya mewakili arsitektur kolonial transisi. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana studi kasus dianalisa berdasarkan arsitektur kolonial transisi yang dipilih sebagai acuan, kemudian diketahui kesesuaiannya dan apakah studi kasus merupakan arsitektur kolonial transisi atau bukan. Setelah dilakukan penelitian, diketahui mayoritas gereja yang dipilih sebagai studi kasus memiliki karakteristik arsitektur kolonial pada fasad-nya, sehingga ada kesesuaian antara tahun dimana gereja tersebut dibangun dengan karakter arsitektur yang berkembang di masa tersebut.