Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Gambaran Kadar Trigliserida (Metode Gpo-Pap) Pada Sampel Serum dan Plasma EDTA Hardisari, Ratih; Koiriyah, Binti
Jurnal Teknologi Laboratorium Vol 5 No 1 (2016): 2016 (1)
Publisher : POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.65 KB)

Abstract

Hasil Laboratorium yang bermutu harus memiliki ketepatan dan ketelitian tinggi. Pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk membantu dalam menegakkan diagnosa suatu penyakit secara akurat menurut ukuran medis. Pemeriksaan kadar trigliserid dapat membantu perubahan pola dan gaya hidup sehat, dapat dihindari mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat atau kadar gula yang tinggi berisiko terkena penyakit jantung dan stroke akan meningkat seiring dengan tingginya kadar trigliserida seseorang. Pemeriksaan untuk menentukan kadar trigliserid biasanya menggunakan sampel serum dan plasma. Mengetahui hasil pemeriksaan kadar trigliserid dan gambaran perbedaan hasil kadar trigliserid metode GPO-PAP dari sampel serum dan plasma EDTA. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif disajikan dalam bentuk tabel untuk mengetahui selisih rata-rata kadar trigliserid sampel serum dan plasma EDTA dan grafik untuk mengetahui yang lebih tinggi. Hasil pemeriksaan kadar trigliserid dengan sampel serum rata – rata 143,16 mg/dl sedangkan pemeriksaan kadar trigliserid dengan sampel plasma rata – rata 142,16 mg/dl. Kesimpulan adalah ada perbedaan hasil pemeriksaan kadar trigliserid metode GPO-PAP antara sampel serum dan plasma EDTA adalah 24%.
Manfaat Prebiotik Tepung Pisang Kepok (Musa paradisiaca formatypica) terhadap Pertumbuhan Probiotik Lactobacillus casei secara In Vitro Hardisari, Ratih; Amaliawati, Nur
Jurnal Teknologi Laboratorium Vol 5 No 2 (2016): 2016 (2)
Publisher : POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.373 KB)

Abstract

This background reviewed cases of diarrhea, one of health problems related to the digestive tract and caused by an imbalance in intestinal microflora. Probiotics are microorganisms that can be used to balance the intestinal microflora’s population. Prebiotics are nutrients required for the growth of good bacteria in human’s intestine. Kepok banana (Musa paradisiaca formatypica) that contains inulin and FOS is a natural source of prebiotics. The purpose of this study is to observe the effect of various concentrations of kepok banana flour (Musa paradisiaca formatypica) on the growth of probiotic bacterium Lactobacillus casei. In order to observe the prebiotic activity of Lactobacillus casei, post-test with control group design method is used toward the kepok banana flour. The amounts of kepok banana flour concentration used are varied, which are 2%, 4%, 6%, 8 %, and 10%. As much as 30 data was resulted from this research that was, later, descriptively analyzed with One-Way ANOVA test using SPSS 16.0 for Windows. The research’s finding shows the average numbers of bacterium Lactobacillus casei (the number of bacteria x 107CFU/ml) produced in the media with the addition of MPF’s concentrations of 2%, 4%, 6%, 8%, and 10% are, respectively, 29187,5 ; 42491,67 ; 52225 ; 89879,17 and 155108,33. This research also obtained a significance value of 0.000 of the One-way Anova test. The conclusion of this study is that there is an in vitro effect of adding various concentrations of kepok banana flour on the growth of probiotic bacterium Lactobacillus casei.
Hasil Pewarnaan Sediaan Jaringan dengan Fiksatif Normal Buffer Formalin 10% dan Madu Selama Selama 1, 3, dan 7 Hari Nuryani, Siti; Kasiyati, Menik; Sujono, Sujono; Wikandari, Ririh Jatmi; Surati, Surati; Hardisari, Ratih
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.9148

Abstract

Pendahuluan: Pelayanan Patologi Anatomi merupakan pelayanan diagnostik dan laboratorium terhadap jaringan dan/atau cairan tubuh, di dalamnya terdapat teknik sitologi dan histologi yaitu fiksasi. Fiksasi selama ini menggunakan bahan formalin yang berbahaya, sehingga fiksatif lain seperti madu akan menjadi alternatif pilihan. Perlu kajian dan penelitian yang mendalam terkait madu sebagai bahan fiksatif sebelum digunakan dalam praktek sehari-hari di Laboratorium. Tujuan: Mengetahui pengaruh fiksatif madu terhadap hasil pewarnaan sediaan, pada konsentrasi 10, 15 dan 20% selama 1, 3 dan 7 hari. Metode: Objek adalah data primer yang didapat dari pengamatan gambaran mikroskopis sediaan jaringan yang dibuat dengan cara fiksasi menggunakan dua macam fiksatif yaitu Normal buffer formalin 10% sebagai control dan madu 10, 15, dan 20% dengan perendaman selama 1 , 3 dan 7 hari. Pewarnaan yang digunakan adalah Hematoksilin-Eosin. Binatang coba yang dipakai adalah tikus jantan dewasa, dan organ yang dikai adalah hepar, intertinal, limpa, ginjal dan testis. Data berupa skor gambaran histologis dianalisis secara diskriptif. Hasil : Organ lambung, Intestinal, Limpa, Ginjal, hepar dan testis menggunakan fiksatif kontrol NBF 10% masing-masing menunjukkan t skor 3. Madu 10% 1 hari skor rata-rata 1,5 ; dengan 15% 1 hari rata-sata skor 1,9: dengan 20% 1 hari rata-sata skor 1,3: dengan 20% 3 hari rata-sata skor 10.6 dan dengan 20% 7 hari rata-sata skor 0,4. Kesimpulan : Penggunaan madu 10, 15, dan 20% sebagai fiksatif dengan perendaman 1 hari, 3 hari dan 7 hari dari gambarab inti sel, sitoplasma dan kerusakan sel rata-rata menghasilkan skor dibawah NBF 10%.