Cekungan Barito yang terletak di bagian tenggara Kalimantan merupakan salah satu daerah penghasil migas di Indonesia. Cekungan Barito dialasi oleh batuan Pra-Tersier berupa batuan malihan, beku, gunung api, dan sedimen. Cekungan ini diisi oleh batuan sedimen Formasi Tanjung, Berai, dan Warukin berumur Eosen sampai Miosen, yang kemudian secara tidak selaras ditindih oleh Formasi Dahor berumur Plio-Plistosen. Daerah ini sangat kaya akan lapisan batubara yaitu yang dijumpai dalam Formasi Tanjung dan Warukin. Lapisan batubara Formasi Tanjung di daerah ini dijumpai dengan ketebalan 50 sampai 150 cm. Secara megaskopis, lapisan batubara ini berwarna hitam, mengkilap (bright-bright banded), gores warna hitam, pecahan konkoidal, dan ringan. Batubara Formasi Tanjung merupakan salah satu batuan sumber migas di Cekungan Barito. Hasil analisis petrologi organik menunjukan bahwa sebagian besar percontoh batubara tersusun oleh maseral vitrinit, dengan sedikit eksinit dan inertinit. Komposisi batubara Formasi Tanjung seperti ini termasuk batubara tipe humic. Sedangkan pada percontoh batubara 07AM44B tersusun oleh eksinit (74,0%), vitrinit (16,6%), dan inertinit (0,4%) yang menunjukkan bahwa percontoh ini termasuk batubara tipe sapropelic. Batubara tipe humic akan menjadi batuan sumber gas, sedangkan tipe sapropelic dapat berkontribusi sebagai batuan sumber hidrokarbon dari Formasi Tanjung.Kata kunci : batubara, maseral, Formasi Tanjung, Cekungan Barito