Rachmat Heryanto Sutjipto, Rachmat Heryanto
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BATUBARA FORMASI TANJUNG SEBAGAI BATUAN SUMBER HIDROKARBON DI CEKUNGAN BARITO Sutjipto, Rachmat Heryanto
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 15, No 3 (2014): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6310.839 KB)

Abstract

Cekungan Barito yang terletak di bagian tenggara Kalimantan merupakan salah satu daerah penghasil migas di Indonesia. Cekungan Barito dialasi oleh batuan Pra-Tersier berupa batuan malihan, beku, gunung api, dan sedimen. Cekungan ini diisi oleh batuan sedimen Formasi Tanjung, Berai, dan Warukin berumur Eosen sampai Miosen, yang kemudian secara tidak selaras ditindih oleh Formasi Dahor berumur Plio-Plistosen. Daerah ini sangat kaya akan lapisan batubara yaitu yang dijumpai dalam Formasi Tanjung dan Warukin. Lapisan batubara Formasi Tanjung di daerah ini dijumpai dengan ketebalan 50 sampai 150 cm. Secara megaskopis, lapisan batubara ini berwarna hitam, mengkilap (bright-bright banded), gores warna hitam, pecahan konkoidal, dan ringan. Batubara Formasi Tanjung merupakan salah satu batuan sumber migas di Cekungan Barito. Hasil analisis petrologi organik menunjukan bahwa sebagian besar percontoh batubara tersusun oleh maseral vitrinit, dengan sedikit eksinit dan inertinit. Komposisi batubara Formasi Tanjung seperti ini termasuk batubara tipe humic. Sedangkan pada percontoh batubara 07AM44B tersusun oleh eksinit (74,0%), vitrinit (16,6%), dan inertinit (0,4%) yang menunjukkan bahwa percontoh ini termasuk batubara tipe sapropelic. Batubara tipe humic akan menjadi batuan sumber gas, sedangkan tipe sapropelic dapat berkontribusi sebagai batuan sumber hidrokarbon dari Formasi Tanjung.Kata kunci : batubara, maseral, Formasi Tanjung, Cekungan Barito
Endapan Kipas Bawah Laut Kapur Akhir di Kalimantan Santy, Lauti Dwita; Sutjipto, Rachmat Heryanto
Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral Vol 16, No 4 (2015): Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral
Publisher : Pusat Survei Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Endapan kipas bawah laut berumur Kapur Akhir di Kalimantan, terdapat di dua tempat. Pertama di Tinggian Semitau Kalimantan Barat sebagai Formasi Selangkai dan Konglomerat Belikai. Kedua di Tinggian Meratus Kalimantan Selatan yang dikenal sebagai batuan sedimen Kelompok Pitap. Formasi Selangkai merupakan endapan turbidit jauhan (distal) dan Konglomerat Belakai merupakan endapan aliran gravitasi. Kelompok Pitap di Tinggian Meratus terdiri atas Formasi Pudak, Manunggul, dan Keramaian. Formasi Pudak tersusun oleh batuan sedimen klastika kasar (> pebble), merupakan endapan aliran gravitasi.  Formasi Manunggul tersusun oleh batupasir dan konglomerat yang merupakan endapan saluran. Formasi Keramaian tersusun oleh sedimen klastika halus yang merupakan endapan turbidit jauhan. Batuan sedimen kedua kelompok tersebut termasuk ke dalam endapan kipas bawah laut, dimana Formasi Selangkai serta Formasi Keramaian merupakan kipas bagian bawah (lower fan), Formasi Manunggul merupakan kipas bagian tengah (middle fan), dan Konglomerat Belikai serta Formasi Pudak merupakan kipas bagian atas (upper fan). Pengendapan batuan sedimen Kelompok Pitap, diawali oleh adanya tranportasi masa sebelum pengendapan dan pada waktu pengendapan, dan dicirikan oleh adanya endapapan slumping yang menunjukan terjadinya di daerah tidak stabil.  Sedangkan Formasi Selangkai dan Konglomerat Belikai diawali dengan turbidit dasar cekungan berupa laminasi halus, dan dicirikan oleh tidak adanya endapan slumping yang menunjukan bahwa pengendapannya terjadi di daerah yang stabil.