Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

RESILIENSI TARUNA STP DARI KELUARGA PELAKU UTAMA PERIKANAN Rahmawati, Sri W.; Wijayani, Mira Rizki
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.255 KB) | DOI: 10.24854/jpu22013-25

Abstract

Kehidupan kampus berasrama pada sekolah kedinasan dengan tuntutan sosial serta akademik, mengharuskan peserta didik (disebut juga dengan taruna) memiliki mental yang tangguh. Risiko kehidupan kampus tersebut menciptakan sebuah kondisi yang menekan. Ada beberapa cara untuk mengatasi persoalan menekan tersebut, diantaranya adalah: menghadapi  permasalahan yang terjadi; beradaptasi dengan kenyataan; dan mengatasi tantangan dengan cepat. Mereka yang berhasil mengatasi permasalahan, bahkan bangkit menjadi individu yang lebih kuat, akan menemukan kehidupan yang lebih baik. Individu-individu ini dikatakan sebagai individu yang resilien. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat dinamika resiliensi taruna Sekolah Tinggi Perikanan (STP) yang berasal dari keluarga/ pelaku utama perikanan. Subjek penelitian terdiri dari empat taruna yang berasal dari dua jenis kelamin; memiliki latar belakang asal daerah yang berbeda; serta berasal dari keluarga pumakan (pelaku utama perikanan). Hasil analisis dari penelitian, secara kualitatif dapat terlihat variasi tingkat resiliensi subjek dalam menghadapi persoalan. Variasi terjadi pada faktor-faktor resilensi. Namun pada aspek optimisme dan eikasi diri, keseluruhan subjek menunjukkan hasil yang positif. Selain itu, faktor protektif juga memiliki pengaruh yang berarti. Faktor protektif tersebut yaitu dukungan sumber daya dan karakteristik positif dari individu; komunitas sosial serta dukungan keluarga. Keseluruhannya memperkuat cara coping yang adaptifterhadap persoalan yang terjadi.
Resiliensi taruna STP dari keluarga pelaku utama perikanan Rahmawati, Sri W.; Wijayani, Mira Rizki
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 1 No 2 (2013)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu16

Abstract

The boarding campus life at the oficial school with the social and academic demands requires students (also called cadets) to have a tough mental. The risk of campus life creates a stressful condition. There are several ways to solve this problem. The way of them is facing the existing problems; adapting to the reality, and overcoming challenges quickly. They who have succeed to overcome the problem, even rising to become a stronger individual; they will ind a better life. These individuals are said to be resilient individuals. This is a qualitative research to the cadets of Sekolah Tinggi Perikanan (STP), which come from the ishing prime actors (pumakan). The purpose of this research is to describe the resiliency dynamics of STP cadets. The subject research consists of four cadets from the two sexes, which have a background of different regional origin, as well as from families of pumakan (the ishing prime actors). The results of the research analysis can be seen in the various stages of resilient subject in facing the problem. Variations occur in resiliency factors. However, in the aspect of optimism and self-eficacy, overall subjects show the positive results. In addition, protective factors also have a signiicant effect. The protective factors are the resource support and positive characteristics of the individual; the social community and the family support. The overall factors strengthen adaptive ways of coping to the problems occurring.
Hubungan antara Self-Compassion dengan Resiliensi pada Remaja dari Keluarga yang Bercerai Rusdiana, Alivia; Lestari, Mia Anita; Wijayani, Mira Rizki
Kasta: Jurnal Ilmu Sosial, Agama, Budaya dan Terapan Vol. 5 No. 1 (2025): April
Publisher : Bale Literasi: Lembaga Riset, Pelatihan & Edukasi, Sosial, dan Publikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58218/kasta.v5i1.1502

Abstract

This study aims to examine the relationship between self-compassion and resilience in adolescents from divorced families. Divorce is a major life event that can significantly impact adolescents' emotional and psychological well-being, often leading to challenges in adapting to changes in family structure. In this context, self-compassion—a personal trait involving kindness to oneself during suffering—may serve as an internal resource that enhances resilience. A total of 70 adolescents aged 10–19 years from divorced families participated in this study. They were selected using a purposive sampling technique. Data were collected using two main instruments: the Adolescent Resilience Scale (ARS), adapted from Oshio et al. (2003), and the Self-Compassion Scale (SCS), adapted from Neff (2003). The results of statistical analysis indicated that the null hypothesis was rejected. A Pearson correlation test revealed a strong and significant positive relationship between self-compassion and resilience (r = 0.733, p = 0.000). This finding suggests that adolescents who show greater self-compassion tend to possess higher levels of resilience in the face of parental divorce. Additional analyses showed that gender did not significantly affect either self-compassion or resilience levels, while age was found to be a significant factor influencing resilience. These results underline the importance of developing self-compassion in adolescents, particularly those undergoing family disruptions, as a protective factor to foster psychological adaptation and well-being.
Hubungan Antara Fear Of Missing Out (Fomo) dengan Psychological Well-Being Pada Generasi Z Marito, Lastari; Lestari, Mia Anita; Wijayani, Mira Rizki
Almufi Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 2 No 3: November (2025)
Publisher : Yayasan Almubarak Fil Ilmi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63821/ash.v2i3.512

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui hubungan antara Fear of Missing Outt(FoMO) dengan Psychological Well-Being (PWB) pada generasi Z. Variabel Fear of Missing Out diukur menggunakan instrumen ON-FoMO yang dikembangkan oleh Kurniawan (2022), sedangkan Psychological Well-Being diukur dengan menggunakan Brief Scale Psychological Well-Being Adolescents (BSPWB A) oleh Sunardy, et al (2023). Penelitian ini melibatkan 120 partisipan Generasi Z, dengan teknik pengambilan sampel Quota Sampling. Analisis data dilakukan menggunakan korelasi Pearson ProducttMoment dengan bantuan IBM SPSS versi 22.0 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa Hipotesis Alternartif (Ha) diterima dan Hipotesis nol (H₀) ditolak, yang berarti terdapat hubungan negatif yang siginifikan antara Fear of Missing Outtdengan Psychological Well-Being pada generasi Z. Temuan ini mengindikasi bahwa semakin tinggi FoMO pada generasi Z, maka semakin rendah PWB yang dirasakan pada generasi Z.
Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Subjective Well Being pada Lansia Mawaddah, Pianka; Hamidah, Tjijik; Wijayani, Mira Rizki
Almufi Jurnal Sosial dan Humaniora Vol 2 No 3: November (2025)
Publisher : Yayasan Almubarak Fil Ilmi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63821/ash.v2i3.524

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan subjective well-being pada lansia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala dukungan sosial dan skala subjective well-being. Populasi penelitian mencakup lansia laki-laki dan perempuan yang berusia 50 tahun ke atas. Sampel penelitian berjumlah 100 orang yang dipilih menggunakan teknik incidental sampling. Instrumen pengukuran yang digunakan meliputi Satisfaction With Life Scale (SWLS), Scale of Positive and Negative Experience (SPANE), dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat kuat dan signifikan antara dukungan sosial dan subjective well-being, dengan nilai koefisien korelasi r = 0,902 dan nilai signifikansi p = 0,001 (p < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis nol (Ho) ditolak, sedangkan hipotesis alternative (Ha) yang diterima kebenarannya sehingga berbunyi "terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan Subjective Well Being lansia”.