Ruminta
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Model Persamaan Prediksi Produktivitas dan Produksi Kedelai (Glycine max L.) di Kabupaten Karawang Akibat Perubahan Iklim Ramdhani; Ruminta; Tati Nurmala; Mochamad Arief Soleh
Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech) Vol. 7 No. 2 (2022): Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Singaperbangsa Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33661/jai.v7i2.7031

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model persamaan prediksi produktivitas dan produksi Kedelai (Glycine max L.) di Kabupaten Karawang akibat perubahan iklim. Data yang digunakan adalah data tehunan rerata suhu udara dan jumlah curah hujan dari stasion cuaca yang terdapat pada lokasi penelituan. Sedangkan data produktivitas dan produksi Kedelai tahunan menggunakan data yang diterbitkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Karawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara rerata suhu udara tahunan terhadap produksi kedelai sebesar 0,867 dan korelasi antara jumlah curah hujan tahunan terhadap produksi kedelai sebesar -0,56. Persamaan linier ganda yang menghubungkan produktivitas kedelai dengan rerata suhu udara dan jumlah curah hujan tahunan adalah. Ypt(i) = b0 + b1.X1 + b2.X2, dimana Ypt =produktivitas kedelai tahunan (tons/ha, X1 = jumlah curah hujan tahunan (mm/year, X2 = rerata suhu udara tahunan (oC), dan b0, b1, dan b2 =koefisien regresi linier berganda. Masing-masing sebesar b0 = -0.385, b1= -0.00026, and b2= 0.86. Persamaan prediksi produktivitas tahunan yang dihasilkan adalah Ypt = 0.0158 X – 29.996, dengan R2= 0,675, where X = tahun dan Ypt = produktivitasKedelai tahunan, dan persamaan prediksi produksi Kedelai tahunan yang dihasilkan adalah Yp = 221,98 X – 445973, with R2= 0,597, dimana X = tahun dan Yp = produksi Kedelai tahunan
Rainfall and Temperature Change Analysis and their Correlation on Maize Productionin Karawang, West Java Ruminta; Fiky Yulianto, Wicaksono; Grace Ananda, Napitupulu
Agromet Vol. 38 No. 2 (2024): DECEMBER 2024
Publisher : PERHIMPI (Indonesian Association of Agricultural Meteorology)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/j.agromet.38.2.88-96

Abstract

Maize is an important food commodity and its yields can be threatened by changes in climate variables, such as increasing air temperature and decreasing rainfall. The research identifies and detect the change in climate variables and analyze their correlation with maize production. Quantitative and descriptive methods were used namely trend analysis, correlation, and regression. We utilized climate data (temperature and rainfall) and maize production for 1991-2022, with tested study area in Karawang, West Java. We divided the climate data into two periods to analyze any change in climate variables. The results indicated a change in temperature (+0.56 °C) and rainfall (-47.34 mm) per year, but there is no change in the agroclimatic zone. Our findings showed a moderate correlation between rainfall and maize production and productivity, with the mean correlation coefficients of 0.31 and 0.35, respectively. Similarly, air temperature showed a moderate correlation with maize production and productivity, with the mean correlation coefficients of 0.30 and 0.32, respectively. Appropriate anticipatory and adaptation efforts are needed to maintain maize production in rainfed agriculture such as in Karawang Regency.
Trend perubahan cuaca ekstrem dan pengaruhnya terhadap tanaman kedelai di Kabupaten Majalengka Jawa Barat Ruminta; Wahyudin, Agus; Ocatavianus, William
Jurnal AGRO Vol. 12 No. 1 (2025)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/j.agro.40002

Abstract

Recent climate change has led to an increase in extreme weather events which pose a threat to the agricultural sector, including soybean crops that has high nutritional value and is in demand by the public. However, the impact of extreme weather on soybean production remains to be scientifically validated. Therefore, research is needed to determine extreme weather events and their effects on soybean production in Majalengka Regency. The method used in this research was quantitative descriptive by carrying out trend analysis of extreme weather such as maximum rainfall, maximum and minimum temperatures, wet spells, dry spells and maximum wind speed and Pearson correlation analysis of extreme weather and harvest area, productivity and production of soybean. The research was carried out using daily weather element data from 1990 to 2021 obtained from Indonesian Agency for Meteorological, Climatological, and Geophysics Jatiwangi Majalengka Regency. The data regarding the harvest area, productivity, and production of soybeans were obtained from the Agriculture Service and the Central Bureau of Statistics Majalengka Regency.  The research results show that extreme weather in Majalengka Regency has changed with indications of an increase in minimum temperature of 0.6 ⁰C, maximum temperature of 0.12 ⁰C, wet spell for 3 days, dry spell for 1-day, maximum wind speed of 17.6 km/hour, and a decrease in maximum rainfall of 43.7 mm. However, besides the increase in minimum temperature, these extreme weather changes did not affect the decrease in soybean production, productivity, and harvest area, while maximum temperature and wet spell significantly affected the increase in soybean productivity.   ABSTRAK Perubahan iklim menyebabkan meningkatnya fenomena cuaca ekstrem yang menjadi ancaman bagi sektor pertanian termasuk pada tanaman kedelai yang memiliki nilai gizi tinggi dan dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, pengaruh cuaca ekstrem terhadap produksi tanaman kedelai masih perlu dibuktikan secara ilmiah. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh kejadian cuaca ekstrem terhadap produksi kedelai di Kabupaten Majalengka.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan melakukan analisis trend cuaca ekstrem seperti curah hujan maksimum, suhu maksimum dan minimum, wet spell, dry spell, kecepatan angin maksimum, analisis korelasi Pearson antara cuaca ekstrem dengan luas panen, serta produktivitas dan produksi kedelai. Penelitian ini menggunakan data unsur cuaca harian dari tahun 1990 hingga 2021 diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jatiwangi Majalengka. Data luas panen, produktivitas dan produksi tanaman kedelai didapatkan dari Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka. Hasil penelitian menunjukkan adanya indikasi cuaca ekstrem di Kabupaten Majalengka, yang ditandai dengan peningkatan suhu miminum sebesar 0,6 ⁰C, suhu maksimum sebesar 0,12 ⁰C, wet spell selama 3 hari, dry spell selama 1 hari, kecepatan angin maksimum mencapai 17,6 km jam-1, dan penurunan curah hujan maksimum sebesar 43,7 mm. Namun demikian, selain peningkatan suhu minimum, perubahan cuaca ekstrem tersebut tidak berpengaruh terhadap penurunan produksi, produktivitas, dan luas panen kedelai, sedangkan suhu maksimum dan wet spell berpengaruh signifikan terhadap peningkatan produktivitas tanaman kedelai. Kata kunci:  Cuaca Ekstrem, Kedelai, Korelasi, Produksi, Tren