Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KECENDERUNGAN REMAJA TERHADAP PERNIKAHAN DINI Mohammad Raffi Faizul Haq; Putri Delvie Irfanda; Winda Nurhasanah; Siska Arifah Fauziah; Puspita Dwi Susanti; Taufikurrahman Taufikurrahman
Jurnal Kependidikan Vol. 8 No. 1 (2023): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa perubahan anak-anak menuju dewasa disebut dengan remaja. Pernikahan ialah salah satu hal sakral yang diselenggarakan oleh sepasang laki-laki dan perempuan dengan bertujuan untuk membina rumah tangga bersama. Terdapat aturan mengenai usia minimal perkawinan yaitu harus berusia 19 tahun, bila terjadi pernikahan sebelum usia tersebut maka disebut dengan pernikahan dini. Ada banyak faktor yang mendasari adanya pernikahan usia dini. Tujuan penelitian ini adalah melihat kecenderungan remaja yang belum menikah terhadap pernikahan dini di Desa Sumbersuko. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan responden 30 remaja di Desa Sumbersuko. Teknik pengambilan data menggunakan random sampling dengan kuesioner tertutup. Para responden memberikan kecenderungan positif untuk tidak tertarik pada pernikahan dini, sebagian besar berencana melanjutkan pendidikan sebelum menikah, mengatakan tidak apabila diminta untuk menikah dini, ingin bekerja terlebih dahulu, dan mengetahui dampak menikah dini. Para responden menunjukkan bahwa tidak tertarik untuk menikah dini dan lebih mempersiapkan diri sebelum menikah.
Penanggulangan Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat Dalam Hal Gizi, Perilaku Sehat, dan Kemandirian Di Desa Sumbersuko Kabupaten Probolinggo Siska Arifah Fauziah; Sumainah Fauziah
NEAR: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2023): NEAR
Publisher : Komunitas Dosen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32877/nr.v3i1.834

Abstract

Stunting merupakan sebuah kondisi gagal tubuh pada anak yang ditandai dengan adanya tinggi badan yang tidak sesuai dengan usia seharusnya. Berdasarkan data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005- 2017 adalah 36,4%. Desa Sumbersuko tidak terlepas dari permasalahan stunting ini. Kurangnya kesadaran dan limbah rumah tangga memicu adanya potensi stunting pada Desa Sumbersuko. Oleh, karena itu dengan adanya kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan tambahan wawasan kepada masyarakat mengenai perilaku sehat khusunya dalam hal gizi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan dan sosialisasi tentang gizi dan perilaku sehat melalui kegiatan cooking class dan pemberian makanan tambahan (PMT), selain itu juga terdapat pelatihan dalam pengolahan jamur sebagai usaha menciptakan kemandirian masyarakat. Hasilnya kasus stunting di Desa Sumbersuko mengalami penurunan yang awalnya terdapat 91 kasus stunting menurun menjadi 66 kasus stunting yang terbagi menjadi tiga dusu, yaitu dusun kraja, dusun sekolahan, dusun kalianyar. Masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya hidup sehat dan menambah wawasan berwirausaha dengan olahan jamur sebagai pemenuhan tambahan gizi pada anak