Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah dengan Kejadian TBC (Tuberculosis) Rizkaningsih Rizkaningsih; Mustafa Mustafa
Jurnal Promotif Preventif Vol 6 No 2 (2023): April 2023: JURNAL PROMOTIF PREVENTIF
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/jpp.v6i2.784

Abstract

Tuberkulosis merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi salah satu tujuan pembangunan kesehatan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia. Kondisi lingkungan rumah mempengaruhi penularan dan penyebaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Tawaeli. Metode Penelitian ini merupakan survey analitik dengan pendekatan cross-sectional menggunakan uji chi-square. Sampel yang digunakan sebanyak 60 sampel yang terdiri dari kelompok kasus 30 sampel dan kelompok kontrol 30 sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kondisi fisik rumah dengan kejadian tuberculosis di wilayah kerja Puskesmas Tawaeli dengan nilai signifikasi yaitu luas ventilasi (p-value 0,018 < 0.05), pencahayaan (p-value 0,002 <0,05), kelembaban (p-value 0,000<0,05) dan jenis lantai (p-value 0,007<0,05). Kesimpulan Ada hubungan antara luas ventilasi, pencahayaan alami, kelembaban udara dan jenis lantai dengan kejadian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas tawaeli disarankan Perlu adanya penelitian selanjutnya dengan variabel atau faktor risiko yang lainnya.
The Effect of Seven Developmental Care Models on Mothers' Stress and Premature Infants' Length of Hospitalization Andi Fatmawati Syamsu; Fajrillah Kolomboy; Rizkaningsih Rizkaningsih
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 17 No. 1 (2023): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v17i1.2183

Abstract

The Neonatal Integrative Developmental Care Model (NIDCM) is a holistic model of premature infant care that refers to the seven neuroprotective developmental care cores involving the family. This study aimed to assess the effect of the application of NIDCM on mothers’ stress response and length of stay in the neonatal care unit. This study used quasi-experimental with nonequivalent control group pre and posttest design. This study was carried out in the neonatal care unit at RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar from January 2020 to April 2021. The samples were 76 subjects consisting of 38 premature infants (19 controls, 19 interventions) and 38 mothers (19 controls, 19 interventions) ethical clearance by the Health Research Ethics Committee of the Faculty of Medicine, Universitas Hasanuddin No. 938/UN4.6.4.5.51/PP36/2009. The results show 1) NIDCM is proven to be able to reduce maternal stress more compared to routine Developmental Care (DC); 2) NIDCM is proven to shorten the length of stay compared to routine DC in infants with a gestational age of ≥33 weeks with BW ≥1800 grams (Median : 1900 grams), while in infants with a gestational age of <33 weeks and BW <1800 grams (Median : 1650 grams), NIDCM and routine DC are not proven to shorten the length of stay. It can be concluded that applying NIDCM reduces the stressors felt by mothers while their infants are in the neonatal room. In addition, the condition of infants with birth weights less than 1800 grams needs special attention with NIDCM intervention.
PEMBERDAYAAN KADER POSYANDU DALAM STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BALITA Andi Fatmawati Syamsu; Fajrillah Kolomboy; Rizkaningsih Rizkaningsih
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 12 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i12.4693-4699

Abstract

Pemantauan tumbuh kembang anak pada 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting, yaitu mulai dari saat pembuahan di dalam Rahim ibu sampai anak berusia 2 tahun. Pemantauan (skrinning) ini ditujukan untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak dan menemukan secara dini gangguan tumbuh kembang sehingga dapat ditindaklanjuti segera hasilnya agar lebih baik. Analisis situasi di Posyandu Dahlia di Kelurahan Talise Kota Palu ditemukan masalah yang ada yaitu terbatasnya pengetahuan kader dalam melakukan stimulasi, deteksi dan intervensi tumbuh kembang pada balita (SDIDTK). Kegiatan pengabdian berprioritas pada pemberdayaan kader posyandu dalam stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang pada balita. Program ini dilakukan dengan cara penyuluhan kesehatan. Tujuan program ini adalah kader mampu mengetahui dan mengimplementasikan SDIDTK dalam program posyandu dalam pemantauan tumbuh kembang anak secara efisien. Metode pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan edukasi berupa penyuluhan dan demonstrasi kepada kader posyandu berjumlah 5 orang. Pengabdian ini diawali dengan penyuluhan kemudian dilanjutkan dengan pengukuran tingkat pengetahuan dan sikap kader. Hasil dari pengabdian masyarakat ini terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 33,64% dan sikap sebesar 28% dari sebelum dilakukan penyuluhan dan sesudah dilakukan penyuluhan.
Quick Evaluation on Preterm Baby Developmental Care Model Focusing on the Suitable Component and Intervention in Indonesia Andi Fatmawati Syamsu; Niluh Komang Sulisnadewi; Hadriani Hadriani; Rizkaningsih Rizkaningsih
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 5 No. 4 (2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v5i4.3014

Abstract

Introduction: The neonatal stage is important because of its high mortality risk. Neonatal Intensive Care Unit (NICU) is both an important and dangerous place for preterm babies since it can increase the developmental disorders in the baby. Various programs containing several early interventions for preterm babies are implemented and combined into a developmental care model. Objective: This study identified the components, contents, and interventions in the developmental care model for preterm babies that is suitable for Indonesia. Method: This qualitative research was done through Rapid Assessment Procedures (RAP) to produce information quickly to help decision-making, continued by content analysis using Microsoft Excel through several stages, namely case classification, condensing, streamlining meaning, and compiling, hence producing subcontent. Results: The DSC developmental care model looks more detailed, while NIDCM has core components of teamwork and collaboration that are not found in the DSC, thus complementing each other. Conclusion: The NIDCM developmental care model is more applicable than DSC since it can be done in the NICU with limited human resources or staff that are not yet fully trained. Both interventions need to be made shorter, and terms can be created as a combination of both so that they become alternative developmental care.
PEMBERDAYAAN KELUARGA PASIEN DALAM KESELAMATAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD ANUTAPURA PALU Fajrillah Kolomboy; Mohamad Fadli Dg Patompo; Rizkaningsih Rizkaningsih; Andi Fatmawati Syamsu
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.31006

Abstract

Keselamatan pasien merupakan masalah kesehatan global dan menjadi isu kesehatan yang sangat kompleks serta melibatkan banyak pihak. Setiap tahunnya terjadi 134 Juta Kasus dan berkontribusi terhadap 2,6 juta kematian yang terjadi dinegara yang berpenghasilan rendah dan menengah serta kegagalan langkah keselamatan pasien Sekitar 15% menguras biaya Rumah sakit. Ketidakpedulian akan keselamatan pasien menyebabkan kerugian bagi pasien dan pihak rumah sakit. Keluarga pasien salah satu komponen yang berperan dalam peningkatan keselamatan pasien. Pentingnya peran keluarga dalam memantau kebutuhan pasien, pengobatan dan perawatan pasien yang merupakan sistem pendukung pertama dan utama bagi individu pasien. Tujuan kegiatan pengabdian ini Untuk Memberdayakan keluarga pasien dalam insiden keselamatan pasien di polik klinik RSU Anutapura Palu. Dengan metode pengabdian masyarakat berupa pemberian edukasi.. Analisis data pretest dan posttest menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai pengetahuan peserta.. pemberdayaan keluarga dalam meningkatkan keselamatan pasien melalui kegiatan penyuluhan, dialog interaktif, dan distribusi leaflet memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan peserta. Saran kegiatan ini yaitu Peningkatan Kegiatan Edukasi dengan melakukan kegiatan edukasi secara berkelanjutan dengan pendekatan yang kreatif dan partisipatif agar peserta lebih terlibat.
Environmental Sanitation And Patient Behavior In Tuberculosis Control: A Case-Control Study In Talise Health Center, Palu City Mustafa Mustafa; Hanum Sasmita; Rizkaningsih Rizkaningsih
Jurnal Kesehatan Manarang Vol 11 No 1 (2025): April 2025
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Mamuju

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33490/jkm.v11i1.1561

Abstract

Environmental and behavioral factors can increase the transmission of Tuberculosis (TB) and worsen outcomes. The purpose of the study was to determine the relationship between environmental sanitation and patient behavior with the incidence of TB. This type of analytical survey research uses a cross-sectional approach. The research is located in the Working Area of the Talise Health Center, Palu City. The research sample was all TB cases recorded at the Talise Health Center as many as 40 cases. The ratio of cases to control was 1:1, so that the total sample was 80 respondents. The control came from the closest neighbors who had the same age and gender as the case group. Data analysis using univariate and bivariate with Chi-Square test. The results showed that environmental sanitation had an influence on the incidence of TB, non-qualified environmental sanitation had a 5.476 times greater risk of developing TB than qualified people (p = 0.001, OR = 5.476 [2,099-14,284]). Environmental sanitation that has a significant relationship is ventilation (0.002), occupancy density (0.004), temperature (0.004) and lighting (0.004). For patient behaviors that include attitudes and actions that influence the incidence of TB, negative attitudes have a 4.394 times greater risk of developing TB than those who have positive attitudes (p = 0.003, OR = 4.394 [1,709-11,295]). Meanwhile, bad actions had a 3.857 times greater risk of developing TB than those with good actions (p = 0.003, OR = 3.857 [1.526-9.750]). The significance of this study is that environmental sanitation and patient behavior have an influence on the incidence of TB.
EDUKASI KESEHATAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI GAGAL GINJAL DI KELURAHAN LABUAN BAJO KABUPATEN DONGGALA Andi Fatmawati Syamsu; Rizkaningsih Rizkaningsih; Fajrillah Kolomboy
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2024): Volume 5 No. 3 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i3.29450

Abstract

Penyakit Tidak Menular (PTM) masih merupakan masalah kesehatan yang menjadi penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada PTM khususnya hipertensi dan diabetes mellitus seringkali berujung pada komplikasi salah satunya penyakit gagal ginjal dan menjadi penyumbang yang signifikan beban pembiayaan kesehatan di Indonesia. Analisis situasi di Kelurahan Labuan Bajo Kota Donggala di temukan masalah tingginya kasus Penyakit Tidak menular (PTM) seperti hipertensi diabetes mellitus, penyakit sendi dan perilaku konsumsi obat-obatan bebas seperti anti nyeri jangka panjang  dapat menjadi masalah di masyarakat diakibatkan oleh perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam mengatasi penyakitnya yang dapat meningkatkan factor resiko untuk terkena penyakit lainnya seperti gagal ginjal. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pencegahan dan deteksi dini penyakit gagal ginjal. Tujuan program ini adalah masyarakat dapat mengettahui pencegahan dan deteksi dini penyakit gagal ginjal. Metode pelaksanaan dilakukan dengan pendekatan edukasi berupa penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan kepada masyarakat berjumlah 30 peserta dan dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah kegiatan. Hasil dari pengabdian masyarakat ini terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan dan deteksi dini gagal ginjal dengan kategori baik pada pre test 33,3% dan meningkat menjadi 76,7 % pada post test. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini terdapat peningkatan pengetahuan peserta sebelum dan sesudah dilakukan edukasi dan deteksi dini.