Abstract: The learning deficit due to Covid-19 become visible when learning returned to offline learning. The differences in the abilities of students affected by the pandemic are teachers’ tasks to guide students back to the correct concept. No exception in learning physics, the low numeracy literacy of students is the cause of students' difficulties in learning physics. In this case, students have difficulty connecting physics concepts to mathematical solutions. Hence the researcher tries to design learning alternatives to improve students' numeracy literacy skills on heat transfer material in class X. This research is a class action research carried out by adapting the Stringer model which contains the stages of plan, implement, and evaluate in each look cycle. , think, and act. The results of this study were that the students' learning completeness was 61 percent in cycle 1 and 69 percent in cycle 2 with numeracy literacy competence students are in the proficient category of 60 percent, the proficient category is 23 percent, the basic category is 14 percent, and the category requiring special intervention is 3 percent. Abstrak: Penurunan pembelajaran akibat Covid-19 mulai terasa ketika pembelajaran kembali pulih menjadi tatap muka. Perbedaan kemampuan siswa terdampak pandemi menjadi pekerjaan rumah bagi guru untuk menuntun siswa kembali ke konsep yang benar. Tak terkecuali dalam pembelajaran fisika, rendahnya literasi numerasi siswa menjadi penyebab kesulitan siswa dalam pembelajaran fisika. Dalam hal ini siswa kesulitan dalam mengkoneksikan konsep fisika ke penyelesaian matematis. Oleh karena ini peneliti mencoba merancang alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi siswa pada materi rambatan kalor di kelas X. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan mengadaptasi dari model Stringer yang berisikan tahapan plan, implement, dan evaluate dalam masing-masing siklus look, think, dan act. Adapun hasil dari penelitian ini adalah ketuntasan belajar siswa sebanyak 61 persen di siklus 1 dan 69 persen di siklus 2, dengan kompetensi literasi numerasi siswa berada pada kategori mahir sebanyak 60 persen, kategori cakap sebanyak 23 persen, kategori dasar 14 persen, dan kategori perlu intervensi khusus 3 persen.