Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Pengaruh Paritas dan Akses Informasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Kegawatdaruratan Dalam Kehamilan di Puskesmas Panekan, Kabupaten Magetan: Pregnancy iik bekti budyawati; Triana Septianti Purwanto; subagyo subagyo
Gema Bidan Indonesia Vol. 10 No. 2 (2021): Juni
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.202 KB) | DOI: 10.36568/gebindo.v10i2.12

Abstract

Pregnancy can be a determinant of maternal and fetal well-being. Lack of maternal knowledge in emergencies during pregnancy is one of the causes of a lack of early detection which causes a lack of anticipation of the dangers of pregnancy. To prove the effect of parity and access to the health information on the knowledge of pregnant women regarding emergency pregnancies at Panekan Health Center. This study is an analytical study that is cross-sectional. Samples were taken with a sampling technique of 80 respondents. Data collection using a closed questionnaire. The influence of the dependent and independent variables was tested using Linear Regression with p-value <0.005. The results of the statistical test using linear regression on the variable parity to the knowledge of pregnant women obtained a value of p = 0.022 so that there is an influence between parity and knowledge of pregnant women regarding the emergency of pregnancy. The results of statistical tests on health information access variables on the knowledge of pregnant women using linear regression obtained p-value = 0,000 so that there is a significant influence between access to health information with the knowledge of pregnant women regarding emergency pregnancies. This is also supported by the results of the significance tests of the three variables tested together using linear regression which shows 0,000. The concluded that there is an influence of parity and access to health information on the knowledge of pregnant women regarding emergency pregnancies at Panekan Health Center, Magetan Regency.
Harmonisasi dan Akselerasi Desa Siaga (HADesi) pada Pengembangan Desa Mitra : (Integrasi pada Model Action Research Planner) Sunarto Sunarto; Suparji Suparji; Heru Santoso Wahito Nugroho; Nani Surtinah; Subagyo Subagyo
Health Community Engagement Vol. 2 No. 1 (2021): July
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan desa siaga digulirkan pada tahun 2006. Pada tahun 2012 capaian jumlah desa siaga aktif sebanyak 52.804 dari 81.253 desa di seluruh Indonesia atau sekitar (64,9%) dari target 80%. Saat ini program desa siaga terabaikan karena pemerintah menggulirkan program baru berupa GERMAS tahun 2015 dan program Indoensia Sehat melalui PIS-PK tahun 2016. Keberadaan desa siaga di desa Sidowayah tergolong tidak aktif. Akar penyebab masalah adalah kurangnya keberdayaan masyarakat (pemerintahan desa, pengurus, kader dan forum desa siaga) dan modal sosial seperti lemahnya manajemen pengurus desa siaga, rendahnya komitmen kader dalam menyelenggarakan UKBM. Dampaknya adalah keberadaan desa siaga di Sidowayah belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat. Partisipan kegiatan pengabdian masyarakat adalah kepala desa, bidan desa, perawat Ponkesdes, Juru Kesehatan Desa dan Mahasiswa. Sumber data diperoleh dari profil desa, profil kesehatan desa, rekapitulasi laporan PHBS dan hasil survei mawas diri. Metode kegiatan pengabdian masyarakat adalah integrasi Harmonization and Acceleration Models (HA-Models) kedalam model The Action Research Planner (ARP-Models) dari Kemmis&Taggart selanjutnya disebut HADesi-models. Harmonisasi menggunakan pelibatan masyarakat secara langsung dalam pemberdayaan. Akselerasi berupa dukungan pendampingan dan pelatihan untuk mempercepat target luaran kegiatan. ARP-Models digunakan untuk tahapan pembinaan desa siaga. Waktu kegiatan bulan Maret-Oktober 2021. Lokasi kegiatan di desa Sidowayah kecamatan Panekan Magetan. Hasil kegiatan pada tahap persiapan antara lain; 1) kesepakatan tim pengelola tentang rencana kegiatan, 2) penandatangan perjanjian kerjasama operasional dengan kepala desa. Tahap pelaksanaan menghasilkan kegiatan: 1) pembukaan kegiatan yang dihadiri oleh lintas sektor kecamatan Panekan, 2) Tersedianya modul pelatihan, 3) Pelatihan manajemen organisasi dan pemberdayaan pengurus desa siaga selama 30 JPL dari tanggal 24-26 Agustus 2021, 3) praktik survei mawas diri dan pengisian form PHBS, 4) praktik analisis data hasil survei, 5) praktik MMD, 6) inisiasi kelengkapan administrasi desa siaga berupa pendampingan penyusunan keputusan Kepala Desa tentang pengurus desa siaga, dan pembentukan UKBM. 7) praktik penyelenggaraan dan penilaian Posyandu Balita, dan 8) Rapat pengurus membicarakan program kerja. Tahap evaluasi menghasilkan kegiatan: 1) praktik monitoring dan evaluasi penyelenggaraan desa siaga, 2) menyusun laporan, 3) menyusun artikel publikasi hasil kegiatan dan 4) penandatangan kerjasama tindak lanjut kegiatan. Kesimpulan keberadaan desa siaga telah legal dengan diterbitkannya surat keputusan Kepala Desa tentang susunan pengurus desa siaga dan jenis-jenis penyelenggaraan UKBM. Pengurus desa siaga telah memiliki program kerja. Pengetahuan pengurus meningkat pasca pelatihan. Aspek modal sosial sebagai faktor penghambat bisa dikendalikan dengan aktifnya penyelenggaraan UKBM karena masing-masing kader sudah memahami tugas pokok dan kewenangannya sesuai fungsi manajemen. Saran kegiatan perlu pendampingan lanjutan sesuai naskah kerjasama untuk peningkatan status desa siaga menjadi desa siaga aktif mandiri dan terwujudnya desa sehat Sidowayah.
Harmonisasi dan Akselerasi Desa Siaga (HADesi) pada Pengembangan Desa Mitra : (Integrasi pada Model Action Research Planner) Sunarto Sunarto; Suparji Suparji; Heru Santoso Wahito Nugroho; Nani Surtinah; Subagyo Subagyo
Health Community Engagement Vol. 4 No. 1 (2022): Januari-April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan desa siaga digulirkan pada tahun 2006. Pada tahun 2012 capaian jumlah desa siaga aktif sebanyak 52.804 dari 81.253 desa di seluruh Indonesia atau sekitar (64,9%) dari target 80%. Saat ini program desa siaga terabaikan karena pemerintah menggulirkan program baru berupa GERMAS tahun 2015 dan program Indoensia Sehat melalui PIS-PK tahun 2016. Keberadaan desa siaga di desa Sidowayah tergolong tidak aktif. Akar penyebab masalah adalah kurangnya keberdayaan masyarakat (pemerintahan desa, pengurus, kader dan forum desa siaga) dan modal sosial seperti lemahnya manajemen pengurus desa siaga, rendahnya komitmen kader dalam menyelenggarakan UKBM. Dampaknya adalah keberadaan desa siaga di Sidowayah belum dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat. Partisipan kegiatan pengabdian masyarakat adalah kepala desa, bidan desa, perawat Ponkesdes, Juru Kesehatan Desa dan Mahasiswa. Sumber data diperoleh dari profil desa, profil kesehatan desa, rekapitulasi laporan PHBS dan hasil survei mawas diri. Metode kegiatan pengabdian masyarakat adalah integrasi Harmonization and Acceleration Models (HA-Models) kedalam model The Action Research Planner (ARP-Models) dari Kemmis&Taggart selanjutnya disebut HADesi-models. Harmonisasi menggunakan pelibatan masyarakat secara langsung dalam pemberdayaan. Akselerasi berupa dukungan pendampingan dan pelatihan untuk mempercepat target luaran kegiatan. ARP-Models digunakan untuk tahapan pembinaan desa siaga. Waktu kegiatan bulan Maret-Oktober 2021. Lokasi kegiatan di desa Sidowayah kecamatan Panekan Magetan. Hasil kegiatan pada tahap persiapan antara lain; 1) kesepakatan tim pengelola tentang rencana kegiatan, 2) penandatangan perjanjian kerjasama operasional dengan kepala desa. Tahap pelaksanaan menghasilkan kegiatan: 1) pembukaan kegiatan yang dihadiri oleh lintas sektor kecamatan Panekan, 2) Tersedianya modul pelatihan, 3) Pelatihan manajemen organisasi dan pemberdayaan pengurus desa siaga selama 30 JPL dari tanggal 24-26 Agustus 2021, 3) praktik survei mawas diri dan pengisian form PHBS, 4) praktik analisis data hasil survei, 5) praktik MMD, 6) inisiasi kelengkapan administrasi desa siaga berupa pendampingan penyusunan keputusan Kepala Desa tentang pengurus desa siaga, dan pembentukan UKBM. 7) praktik penyelenggaraan dan penilaian Posyandu Balita, dan 8) Rapat pengurus membicarakan program kerja. Tahap evaluasi menghasilkan kegiatan: 1) praktik monitoring dan evaluasi penyelenggaraan desa siaga, 2) menyusun laporan, 3) menyusun artikel publikasi hasil kegiatan dan 4) penandatangan kerjasama tindak lanjut kegiatan. Kesimpulan keberadaan desa siaga telah legal dengan diterbitkannya surat keputusan Kepala Desa tentang susunan pengurus desa siaga dan jenis-jenis penyelenggaraan UKBM. Pengurus desa siaga telah memiliki program kerja. Pengetahuan pengurus meningkat pasca pelatihan. Aspek modal sosial sebagai faktor penghambat bisa dikendalikan dengan aktifnya penyelenggaraan UKBM karena masing-masing kader sudah memahami tugas pokok dan kewenangannya sesuai fungsi manajemen. Saran kegiatan perlu pendampingan lanjutan sesuai naskah kerjasama untuk peningkatan status desa siaga menjadi desa siaga aktif mandiri dan terwujudnya desa sehat Sidowayah.
The Pengaruh Paritas dan Akses Informasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Kegawatdaruratan Dalam Kehamilan di Puskesmas Panekan, Kabupaten Magetan: Pregnancy iik bekti budyawati; Triana Septianti Purwanto; subagyo subagyo
Gema Bidan Indonesia Vol. 10 No. 2 (2021): Juni
Publisher : Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36568/gebindo.v10i2.12

Abstract

Pregnancy can be a determinant of maternal and fetal well-being. Lack of maternal knowledge in emergencies during pregnancy is one of the causes of a lack of early detection which causes a lack of anticipation of the dangers of pregnancy. To prove the effect of parity and access to the health information on the knowledge of pregnant women regarding emergency pregnancies at Panekan Health Center. This study is an analytical study that is cross-sectional. Samples were taken with a sampling technique of 80 respondents. Data collection using a closed questionnaire. The influence of the dependent and independent variables was tested using Linear Regression with p-value <0.005. The results of the statistical test using linear regression on the variable parity to the knowledge of pregnant women obtained a value of p = 0.022 so that there is an influence between parity and knowledge of pregnant women regarding the emergency of pregnancy. The results of statistical tests on health information access variables on the knowledge of pregnant women using linear regression obtained p-value = 0,000 so that there is a significant influence between access to health information with the knowledge of pregnant women regarding emergency pregnancies. This is also supported by the results of the significance tests of the three variables tested together using linear regression which shows 0,000. The concluded that there is an influence of parity and access to health information on the knowledge of pregnant women regarding emergency pregnancies at Panekan Health Center, Magetan Regency.