Siska Fitriyanti
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Strategi Pengembangan IKM Berbasis Komoditas Itik Alabio & Purun di Kab. Hulu Sungai Utara Siska Fitriyanti
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 13 No 1 (2018): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

One of the strategies to develop regional economies is through the development of SMIs based on regional superior commodities. Hulu Sungai Utara Regency is an area that has unique natural resource potential, abundant, and very profitable if managed properly. This study aims to analyze the potential development of SMIsbased regional superior commodity, especiallyalabio ducks, rattan and purun crafts.This research is qualitative descriptive. Data obtained from interviews with related government agencies, business actors, field observations, and secondary data (literature search and data from related government agencies).The results of the study revealed that HSU Regency has strengths, includes unique natural resources that are easily processed into various products, has government regulations related to superior commodities and SMIs, and showroom facilities for marketing SMIs products. The strategy for the development of SMIs based on the strengths were exist, is government regulations that are according to the need, training, facilitation of more equitable basic needs of SMIs, promotion of SMI products, as well as wider market access assistance from government. Abstrak Salah satu strategi untuk mengembangkan perekonomian daerah adalah melalui pengembangan IKM yang berbasis komoditas unggulan daerah. Kab. HSU merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang khas dan unik, melimpah, dan sangat menguntungkan jika dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi pengembangan IKM berbasis komoditas unggulan daerah, yaitu itik alabio dan kerajinan rotan serta purun. Penelitian ini bersi fat deskriptif kualitatif. Data diperoleh dari wawancara dengan dinas terkait, pelaku usaha, pengamatan di lapangan, serta data sekunder (penelusuran pustaka dan data dari dinas terkait). Hasil penelitian menungkapkan bahwa Kab. HSU memilki kekuatan di sektor SDA yang khas dan mudah diolah menjadi berbagai variasi produk, adanya peraturan pemerintah terkait komoditas unggulan dan IKM, dan fasilitas pemasaran showroom produk IKM. Strategi pengembanganIKM berdasarkan kekuatan yang ada ant ara lain perlunya peraturan pemerintah yang tepat sasaran, pelatihan, fasilitasi kebutuhan dasar IKM yang lebih merata,dan promosi produk IKM, serta terbukanya akses pasar yang lebih luas atas bantuan peran pemerintah.
Preferensi Konsumen terhadap Produk Sasirangan di Kota Banjarmasin Herry Pradana; Siska Fitriyanti
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 16 No 1 (2021): Jurnal Kebijakan Pembangunan
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47441/jkp.v16i1.160

Abstract

Sasirangan merupakan kain khas dari Kalimantan Selatan yang kerap kali digunakan pada acara-acara formal, maupun sebagai seragam kantor. Namun seiring dengan berjalannya waktu, kain sasirangan sudah mulai digunakan sebagai pakaian sehari-hari bagi masyarakat di Kalimantan Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prefrensi konsumen dalam memilih produk sasirangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-eksploratif untuk menggali lebih dalam aspek prefrensi konsumen dalam memilih produk sasirangan. Dengan model ini, dapat diidentifikasi secara mendalam potensi pasar dari produk sasirangan serta apa saja hambatan-hambatan dalam pengembangannya. Preferensi utama bagi konsumen dalam membeli produk sasirangan adalah kombinasi warna, motif, kenyamanan, harga, pewarna alam, tren dan merek. Konsumen secara umum sangat memperhatikan warna dan motif sebagai pertimbangan utama dalam memilih sasirangan. Di sisi lain, merek tidak menjadi prioritas utama, bahkan cenderung tidak diperhatikan dalam keputusan membeli, hal ini dikarenakan hampir tidak ada sasirangan bermerek yang dominan di Kalimantan Selatan. Jenis pewarna yang digunakan juga masih belum menjadi prioritas oleh konsumen sebagai bahan pertimbangan utama dalam membeli produk sasirangan.
Strategi Pemasaran Itik Alabio sebagai Produk Unggulan Daerah Kalimantan Selatan Siska Fitriyanti; Herry Pradana
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 16 No 2 (2021): Jurnal Kebijakan Pembangunan
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47441/jkp.v16i2.193

Abstract

Alabio Ducks are native poultry and a featured product of South Kalimantan. However, the ducks have not yet contributed economically to the farmers or region. Culinary business in urban areas opens opportunities for the development of the Alabio Duck. The purpose of this study was to analyze the upstream and downstream sectors of the Alabio Ducks to be used as the basis for preparing the marketing strategies. This study uses a qualitative approach. Data were taken through observation and interviews with informants selected by purposive sampling, analyzed using STP and marketing mix analysis. The results of this study indicate that the segment and target market are middle-upper people in urban areas. Expansion of the market can be done through the supply of cold meat for the hotel, restaurant, and modern markets. The marketing strategy is to pay attention to the advantages of texture, taste, and color of the meat, determine competitive selling prices according to quality, add online distribution channels, and increase promotions on digital platforms. Abstrak Itik Alabio merupakan rumpun unggas lokal dengan sebaran geografis asli Kalimantan Selatan dan salah satu Produk Unggulan Daerah (PUD). Akan tetapi, sektor peternakan Itik Alabio selama ini belum menunjukkan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian peternak maupun daerah. Perkembangan bisnis kuliner di daerah perkotaan membuka peluang terhadap pengembangan Itik Alabio di Kalimantan Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sektor hulu hingga hilir Itik Alabio untuk digunakan sebagai dasar penyusunan strategi pemasarannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data primer diambil melalui observasi dan wawancara dengan informan yang dipilih secara purposive sampling. Data dianalisis menggunakan analisis penetapan nilai (STP analysis) dan analisis bauran pemasaran (marketing mix analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa segmen dan target pasar adalah masyarakat daerah perkotaan yang memiliki kemampuan ekonomi menengah ke atas. Perluasan jangkauan pasar melalui suplai cold meat untuk pangsa pasar perhotelan, restoran, dan pasar modern. Strategi pemasaran adalah dengan memperhatikan keunggulan tekstur, rasa, dan warna daging Itik Alabio sebagai daya jual, menentukan harga jual yang bersaing dengan kompetitor tanpa menurunkan kualitas, menambah jalur distribusi secara daring, dan meningkatkan promosi di platform digital.
Causal Relationship Between Government Expenditure, Economic Growth, And Poverty In South Kalimantan Herry Pradana; Siska Fitriyanti
Jurnal Kebijakan Pembangunan Vol 17 No 2 (2022): JURNAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN VOLUME 17 NOMOR 2 DESEMBER 2022
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47441/jkp.v17i2.280

Abstract

Angka kemiskinan di Kalimantan Selatan berada pada posisi ketiga paling rendah di Indonesia pada tahun 2020 dan terendah di Wilayah Kalimantan. Namun, secara umum, tren penurunan harga beberapa komoditas yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian, seperti karet, kelapa sawit, dan batu bara, sangat mempengaruhi pendapatan penduduk, terutama di pedesaan. Meningkatnya angka pengangguran pada tahun 2018 dan 2019 turut mempengaruhi angka kemiskinan di Kalimantan Selatan. Sementara itu, pengeluaran pemerintah terus meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan analitik: Analisis Deskriptif dan Analisis Inferensial. Scatter plot digunakan dalam analisis Deskriptif untuk menggambarkan hubungan antara pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. Sebaliknya, Cross-Sectional Time-Series FGLS dan pemodelan Generalized Ridge Regression digunakan dalam analisis inferensial. Tiga dari lima jenis belanja pemerintah secara statistik berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan, yaitu belanja pegawai tidak langsung, belanja pegawai langsung, dan belanja modal. Meski signifikan, ketiga jenis pengeluaran tersebut memiliki hubungan yang berlawanan. Dua dari lima fungsi belanja pemerintah berpengaruh positif terhadap pengentasan kemiskinan, yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung. Namun, kedua pengeluaran tersebut masing-masing hanya tumbuh satu persen. The poverty rate in South Kalimantan is the 3rd lowest nationally in 2020 and the lowest in Kalimantan Region. However, the downward trend in the prices of several commodities that have been the backbone of the economy, such as rubber, palm oil, and coal, greatly affects the population's income, especially in rural areas. The study aims to analyze the effect of government expenditure on economic growth and poverty in South Kalimantan. The study used two analytical approaches: Descriptive and Inferential Analysis. A Scatter plot is used in Descriptive analysis to describe the relationship between government expenditure on economic growth and poverty. Cross-Sectional Time-Series FGLS and Generalized Ridge Regression modeling were used in the inferential analysis. Three out of five government expenditures statistically significantly affect economic growth: indirect personnel, direct personnel, and capital expenditure. Two of the five functions of government spending positively affect poverty reduction: direct and indirect spending.