Tri Atmoko
Program Studi Primatologi, IPB

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Populasi dan sebaran bekantan (Nasalis larvatus) di Delta Berau Tri Atmoko; Ani Mardiastuti; M. Bismark; Lilik Budi Prasetyo; Entang Iskandar
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Foresty Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18330/jwallacea.2021.vol10iss1pp11-23

Abstract

Bekantan (Nasalis larvatus) adalah satwa primata langka dilindungi yang populasinya terus mengalami penurunan akibat hilang dan rusaknya habitat. Delta Berau adalah salah satu lokasi penyebaran bekantan yang berada di luar kawasan konservasi yang kurang mendapat perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui populasi dan sebaran bekantan di Delta Berau dan sekitarnya. Perhitungan populasi dilakukan secara langsung dari sungai (boat survey) pada pagi dan sore hari. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 1.350-1.774 ekor bekantan yang terbagi dalam 115 kelompok satu-jantan, 5 kelompok semua-jantan, 1 soliter, dan 5 kelompok tidak teridentifikasi. Faktor koreksi sebagai pengali populasi tertinggi pada habitat riparian dan mangrove masing-masing sebesar 1,33 dan 1,27. Kepadatan populasi bekantan secara umum adalah 6,56 ekor/km2(kisaran: 0,91-93,33) atau 0,59 kelompok/km2(kisaran: 0,13-9,17). Nisbah kelamin kelompok satu-jantan pada tipe habitat riparian dan habitat mangrove masing-masing sebesar 1:5,6 dan 1:6,1. Sebaran bekantan tertinggi berada di wilayah Kampung Pulau Besing (Pulau Besing, Pulau Bungkung, dan Pulau Sambuayan), yaitu sebanyak 42 kelompok 426 ekor atau sebesar 32% dari total populasi bekantan. Populasi bekantan yang tinggi menunjukkan bahwa Delta Berau adalah habitat penting bagi bekantan di Indonesia. Inisiasi pengelolaan habitat bekantan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) diperlukan, selain perlindungan bekantan secara lokal oleh masyarakat adat setempat sekaligus sebagai upaya melindungi sumber daya perikanan di sekitarnya.