Fransine B Manginsela
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Growth Of Brown Algae, Padina australis, In The Coastal waters of Serei Village, West Likupang District, North Minahasa Regency Franklin R Kemenangan; Gaspar D Manu; Fransine B Manginsela
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 5 No. 2 (2017): ISSUE JULY - DECEMBER 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.5.2.2017.17003

Abstract

Marine algae is one resource that has important economic value because it has cagar, carrageen and alginate ontent (Indriani and Sumiarsih, 1999). In the world of science, the word algae comes from the Greek , algor which means cold (Nontji, 2002). Padina australis is a species of marine algae belong to Phaeophyta Division (brown algae) which is commonly found in marine waters, from shallow to deep waters. This algae has a wide transparent brown sheet or filament shape. This study was aimed to observe the growth of algae P. australis by using case study method where samples of Padina algae taken from nature were placed into basket as container for culturing. While the technique used is cultivation using basket; in order to determine the growth, algae was analyzed further by measuring the maximum weight of P. australis living without substrate. Some environmental factors such as temperature, salinity, depth and tides were recorded to see their impact on the growth of P. australis. Serei village is the location of the research on the growth of this P. australis. The result also records that P. australis can only live about three weeks and after that die. The growth of P. australis was greatest in the 8th container weighing 23 gr.Keywords: Growth, Padina australis, Desa Serei ABSTRAKAlga laut adalah salah satu sumberdaya yang mempunyai nilai ekonomis penting karena memiliki kandungan agar, karaginan dan alginat (Indriani dan Sumiarsih, 1999). Dalam dunia ilmu pengetahuan, alga berasal dari bahasa Yunani yaitu Algor yang berarti dingin (Nontji, 2002). Padina australis merupakan spesies alga laut dari Divisi Phaeophyta (alga cokelat) yang pada umumnya tersebar di perairan laut, mulai perairan laut dangkal hingga perairan dalam. Alga ini memiliki bentuk lembaran atau filamen yang lebar yang berwarna cokelat transparan. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pertumbuhan alga Padina australis lewat metode studi kasus dimana sampel alga Padina yang diambil dari alam  kemudian ditempatkan ke dalam keranjang sebagai wadah budidaya alga Padina australis. Sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik budidaya dengan menggunakan keranjang. Pertumbuhan dianalisis berdasrakan pertambahan berat malsimum P. australis yang hidup tanpa substrat. Beberapa factor lingkungan antara lain suhu, salinitas, kedalaman dan pasang surut diukur untuk melihat dampaknya terhadap pertumbuhan P. australis. Desa Serei merupakan lokasi dilakukannya penelitian pertumbuhan alga P. australis ini. Setelah dilakukan pengamatan P. australis hanya bisa hidup sekitar tiga minggu dan setelah itu mati dan hancur. Pertumbuhan P. australis paling besar terjadi pada wadah ke-8 dengan berat 23 gr.                                                                                                                   Kata kunci : Pertumbuhan, Padina australis, Desa Serei
Study Of Fish Layang Otolith, Decapterus akaadsi, Abe 1958 from Amurang Bay Sandra Baweleng; Fransine B Manginsela; Joudy R.R. Sangari
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 6 No. 2 (2018): ISSUE JULY-DECEMBER 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.6.2.2018.20630

Abstract

Fish otolith is a product of biomineralization in the fish body. In several studies, otolith ha been used to estimate fish age that is a crucial parameter to describe fish population and sustainable management of the fish stock. Otolith occurs in all teleosts, i.e. sagitta, utrikulus, and lagena. Until now, the morphometric characteristics of Decapterus akaadsi, Carangidae, otolith have not been described yet, particularly its microstructure, such as length, width, area, perimeer, and biomineral element.The otolith of D. akaadsi was studied on sagittal pair samples (left and right) of 29 males and 22 females. The image of these otoliths was assessed using ImageJ application to describe length, width, perimeter, and area of the otolith. Total body length of D.akaadsi samples was found not significant to determine the major descriptor of the otolith. Morphomeric variations of length (2.24 mm) and width (5.26 mm) did not show difference between left otolith and right otolith as between male and female otoliths.Growth pattern analysis found t cal.  > t tab. meaning that males, females, and  male-female mixture had allometric growth.Keyword: scad, Decapterus akaadsi, otolith, morphometric, growth patten.ABSTRAKOtolith atau batu telinga ikan dikenal sebagai hasil dari biomineralisasi yang berlangsung dalam tubuh ikan. Pada beberapa studi, otolith digunakan untuk mengestimasi umur ikan serta struktur. Otolith dimiliki oleh semua ikan teleost dengan tiga (3) organ otolith antara lain sagitta, utrikulus dan lagena. Hingga kini jenis Decapterus akaadsi family Carangidae, belum pernah diungkapkan karakteristik morfometrik otolithnya, demikian halnya dengan struktur mikro dari morfologi Panjang, lebar, area, keliling otolith dan elemen biomineralnya.Otolith ikan layang, Decapterus akaadsi telah ditelaah dari sampel pasangan otolith sagita (kiri dan kanan) sebanyak 29 ikan jantan dan 22 ikan betina. Citra foto otolith ini ditafsirkan dengan piranti ImageJ untuk mendeskripsikan panjang, lebar, perimeter, dan luas otolith Panjang total tubuh Decapterus akaadsi contoh ditemukann non signifikan menentukan descriptor utama otolith. Sementara variasi morfometrik panjang otolith (2,24 mm) dan lebar (5,26 mm) tidak menunjukkan perbedaan baik antara otolith kiri dan otolith kanan, seperti juga antara otolith dari ikan betina dan ikan jantan.Berdasarkan hasil analisis pola pertumbuhan, uji t terhadap nilai b ikan layang, Decapterus akaadsi jantan memiliki t hit  > t tabe  maka dari itu H1 diterima (alometrik) dan betina t hit > t tabel serta gambungkan (jantan-betina) t hit > t tabel   dimana hipotesis H1 diterima (alometrik).Kata kunci: ikan layang, Decapterus akaadsi, otolith, Karaktistik Morfometrik, Pola Pertumbuhan