Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBERDAYAAN KELOMPOK UMKM UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KELUARGA DI DESA GEMBLEB KABUPATEN TRENGGALEK Agrienta Bellanov; Desrina Yusi Irawati; Maria Oktaviani Jehanus; Nabila Novianti Romadani
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.14549

Abstract

ABSTRAKHome industri yang berkembang saat ini mulai merambah ke berbagai sektor, seperti sektor kuliner, kerajinan tangan, dan lain sebagainya. Bergabung ke dalam dunia home industri tidak hanya mampu menjadi tempat untuk memanfaatkan waktu luang, tapi juga bisa meningkatkan ekonomi keluarga karena modal yang digunakan tidak terlalu besar. Desa Gembleb merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek. Terdapat banyak bidang UMKM di Desa Gembleb ini seperti UMKM kerajinan tangan (rotan, gerabah, keramik), UMKM makanan, dan lainnya. Tim pengabdian mendatangi salah satu UMKM yang memiliki produk peyek dengan sebutan O-Peyek. Pemilik UMKM menyatakan bahwa semenjak adanya pandemi, kegitan produksi sempat terhenti, sehingga membutuhkan bimbingan khusus untuk memotivasi seluruh anggota agar dapat memproduksi peyek seperti sedia kala, serta untuk melakukan inovasi pada produk O-Peyek agar menjadi produk kekinian yang tidak kalah dengan produk pesaing. Metode yang digunakan pada program ini adalah learning by doing, mulai dari sosialisasi, praktik pembuatan peyek, pengemasan, dan lainnya. Seluruh anggota UMKM merasa sangat antusias selama menjalankan program, dan berupaya untuk mengimplementasikan seluruh ilmu yang diperoleh selama proses pendampingan bersama tim pengabdian UKDC, dan berharap agar pendampingan ini bisa terus dilakukan dilain kesempatan dengan ilmu baru yang sesuai dengan perkembangan zaman. Kata kunci: sosialisasi; UMKM; kuliner; trenggalek ABSTRACTThe home industry that is currently developing is starting to expand into various sectors, such as the culinary sector, handicrafts, and so on. The home industry, which is dominated by mothers, feels that joining the home industry is not only a place to take advantage of free time, but can also improve the family's economy because the capital used is not too large. Gumbleb Village is one of the villages in Pogalan District, Trenggalek Regency. The cohesiveness between the people is still very much felt in this village, so it is not surprising that there are many UMKM. There are many UMKM fields in Gumbleb Village, such as handicraft UMKM (rattan, pottery, ceramics), food UMKM, and others. This research will focus on efforts to develop Peyek UMKM which were stopped due to the Covid 19 pandemic. So that the service team must carry out outreach to re-activate the enthusiasm of local UMKM actors. The Head of Gumbleb Village, has also provided a kiosk located at Condro Geni Tourism as an effort to restore the local community's economy. Therefore, with this program, it is hoped that it can move the Gumbleb Village UMKM group to be active again and use the kiosks that have been provided as much as possible. Keywords: socialization; UMKM; culinary; trenggalek
PEMANFAATAN LAHAN NON PRODUKTIF MENJADI LAHAN BERNILAI EKONOMIS DENGAN BUDIDAYA IKAN LELE DI PERUM SURYA INTI PERMATA JUANDA SIDOARJO David Andrian; Lilis Nurhayati; Maria Oktaviani Jehanus; Fransiska Amelia Imu
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 2 (2023): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i2.15291

Abstract

ABSTRAKIkan lele dikenal memiliki rasa yang sangat gurih dan renyah jika digoreng kering. Kandungan gizinya juga cukupu tinggi, seperti diantaranya adalah kandungan energi, protein, lemak, kalsium, fosfor zat besi dan tiamin, tidak heran jika lele ini juga direkomendasikan sebagai protein yang baik bagi anak-anak. Cara perawatan ikan lele pun terbilang cukup mudah dan membutuhkan biaya yang terjangkau, tidak hanya itu banyak peternak lele juga yang menyatakan bahwa budidaya lele cenderung cepat, karena ikan ikan ini hanya membutuhkan sekitar kurang lebih 3 bulan saja dari bibit hingga siap panen. Budidaya ikan lele juga tidak memerlukan lokasi yang sulit. Tim pengabdian akan memanfaatkan lahan non produktif yang ada disekitar rumah warga. Nantinya tim pengabdian akan melakukan sosialisasi kepada warga tentang bagaimana pentingnya memulai usaha dari lingkungan sekitar, salah satunya adalah dengan memanfaatkan lahan non produktif menjadi lahan produktif budidaya lele. Tidak hanya itu tim pengabdian juga akan memberikan pelatihan secara langsung tentang bagaimana melakukan budidaya lele, mulai dari persiapan area/ lahan budidaya, kemudian persiapan bibit lele, sistem pakanan ikan lele, hingga perawatan lele hingga lele siap dipanen. Warga Perum Surya Inti Permata Juanda merasa sangat antusias karena telah memperoleh edukasi untuk memanfaatkan lahan non produkti menjadi lahan yang memiliki nilai ekonomis.                                                                                                          Kata kunci: budidaya; lele; lahan non produktif ABSTRACTCatfish   is known to have a very savory and crunchy taste when fried dry. Its nutritional content is also quite high, such as the content of energy, protein, fat, calcium, phosphorus, iron and thiamine. It is not surprising that this catfish is also recommended as a good protein for children. How to care for catfish is quite easy and requires an affordable cost, not only that, many catfish breeders also state that catfish cultivation tends to be fast, because these fish only need about 3 months from seed to ready for harvest. Cultivating catfish also does not require difficult locations. The service team will utilize non-productive land around residents' homes. Later the service team will conduct outreach to residents about the importance of starting a business from the surrounding environment, one of which is by utilizing non-productive land to become productive land for catfish cultivation. Not only that, the service team will also provide direct training on how to carry out catfish farming, starting from preparing the cultivation area/land, then preparing catfish seeds, catfish feeding systems, to catfish care until the catfish are ready to be harvested. Residents of Perum Surya Inti Permata Juanda are very enthusiastic because they have received education to utilize non-productive land into land that has economic value. Keywords: cultivation; catfish; non-productive land
Analisis Kecacatan Karton Box Dengan Metode FMEA Perusahaan Karton Box Di Lamongan Maria Oktaviani Jehanus; Desrina Yusi Irawati
Industrial & System Engineering Journals (ISEJOU) Vol 2 No 1 (2023): ISEJOU, Vol 2, No.1 Desember 2023
Publisher : Universitas Katolik Darma Cendika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37477/isejou.v2i1.494

Abstract

Persaingan industri karton box semakin ketat. Perusahaan berlomba untuk menghasilkan kualitas yang terbaik pada setiap produk karton box yang dihasilkan. Salah satu perusahaan karton box yang bergerak di bidang karton box pengemasan adalah perusahaan yang berada di Lamongan. Perusahaan tersebut memiliki masalah terhadap pengendalian kualitas, termasuk pada produk cacat karton box di bagian proses flexo printing. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi kecacatan karton box dengan metode fishbone diagram dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi penyebab kecacatan dan menentukan prioritas kecatatan yang perlu ditangani. Hasil menunjukkan penyebab kecacatan disebabkan faktor manusia, material, metode, mesin, dan lingkungan. Nilai nomor resiko jenis cacat tertinggi sebesar 512, yaitu produk masuk kategori not good karena mesin bekerja tidak stabil. Jenis kecacatan tertinggi pada karton box adalah salah warna. Rekomendasi perbaikan yang perlu dilakukan untuk mesin yang sering mengalami ketidakstabilan adalah evaluasi serta perawatan mesin dan pelatihan pekerja tentang operasional mesin flexo printing secara berkala.
Analisis Postur Kerja Pada Pekerja Bagian Perakitan Dan Pengemasan Berdasarkan Metode REBA Desrina Yusi Irawati; Maria Oktaviani Jehanus
Industrial & System Engineering Journals (ISEJOU) Vol 2 No 2 (2024): ISEJOU, Vol 2, No 2 Juni 2024
Publisher : Universitas Katolik Darma Cendika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37477/isejou.v2i2.559

Abstract

Tri-Wall Natura Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri kardus. Para pekerja bagian perakitan dan pengemasan pada suatu perusahaan seringkali mengalami kelelahan setelah melakukan pekerjaannya. Postur kerja yang tidak ergonomis, gerakan berdiri, menunduk, membungkuk, dan memutar dalam jangka waktu lama sehingga menimbulkan nyeri pada anggota badan. Jika kondisi ini terjadi berulang kali, maka dapat mengakibatkan Musculoskeletal Disorders (MSDs). MSDs merupakan risiko kerja berupa gangguan otot yang disebabkan oleh postur kerja yang salah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab MSDs dengan metode REBA pada pekerja perakitan dan pengemasan. Ini adalah langkah awal dalam mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan postur saat bekerja. Metode REBA digunakan untuk menilai postur kerja dengan memberikan skor risiko satu sampai lima belas. Skor tertinggi menunjukkan tingkat risiko yang signifikan. Hasil penelitian menyatakan bahwa postur kerja pada proses perakitan dan pengemasan memiliki tingkat risiko sedang, dengan level 4-7 terkena risiko MSDs. Tindakan perbaikan yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan mengarahkan postur tubuh yang baik dan tepat pada saat bekerja, menggunakan meja pada saat proses perakitan, dan mengurangi berat kardus pada saat proses aktivasi untuk menghindari cedera.