Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Renal Replacement Therapy sebagai Intervensi Dini pada Tatalaksana Ketoasidosis Diabetik Gusti Andhika Kusuma; Haizah Nurdin; Syamsu Hilal Salam; Ari Santri Palinrungi
UMI Medical Journal Vol 8 No 1 (2023): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v8i1.204

Abstract

Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah gangguan metabolik akut yang secara primer ditandai dengan peningkatan badan keton dalam sirkulasi yang berlanjut menjadi ketoasidosis berat dengan hiperglikemia tidak terkontrol akibat defisiensi insulin. Ketoasidosis diabetik menyebabkan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi meskipun terapi diabetes telah berkembang. Aspek krusial dari tata laksana KAD meliputi pemberian cairan dan elektrolit, dalam jumlah adekuat, dan pemberian insulin secara terus menerus. Pasien dengan KAD sering datang dalam keadaan asidosis metabolik berat dan hiperkalemia yang disertai dengan penurunan kesadaran dan gangguan pernapasan sehingga memerlukan tindakan yang tepat dan perawatan intensif. Laporan kasus ini mengenai perempuan umur 20 tahun mengalami penurunan kesadaran. Pada pemeriksaan ditemukan kadar glukosa darah: 742 mg/dL, dan dari analisis gas darah menunjukkan asidosis metabolik berat (pH: 7,13; HCO3: 4,1 pCO2: 10,9) dan keton urine (+). Terapi KAD yang diberikan diruang ICU meliputi koreksi dehidrasi, terapi insulin untuk kontrol glukosa darah, menejemen infeksi dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit serta terapi intervensi lain seperti ventilasi mekanik dan CRRT. Setelah perawatan hari kelima kondisi pasien mulai stabil dan dapat pindah ke perawatan ruangan. Penatalaksanaan yang tepat pada pasien KAD dapat memberikan keluaran yang baik pada pasien.
Perbandingan Efektivitas antara Ivabradin 5 mg dengan Bisoprolol 5 mg dalam Menjaga Kestabilan Hemodinamik pada Tindakan Laringoskopi Intubasi Putra, Dany Surya; Syafri Kamsul Arif; Syamsu Hilal Salam; Ramli Ahmad; Andi Salahuddin; Muhammad Rum
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 41 No 2 (2023): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v41i2.294

Abstract

Background: Laryngoscopy intubation can cause complications in the form of increased blood pressure and heart rate. This can be detrimental to patients with cardiovascular complications, increased intracranial pressure, and vascular anomalies. Various procedures are performed to stabilize hemodynamic fluctuations during laryngoscopy intubation, one of which is the administration of beta-blocking agents (Bisoprolol). In some studies, the administration of Bisoprolol can cause side effects such as hypotension and bradycardia. One drug considered to maintain hemodynamic stability in laryngoscopy intubation with minimal effects is the administration of Ivabradine, which works by regulating diastolic depolarization. Objective: To compare the effectiveness of Ivabradine 5 mg and Bisoprolol 5 mg in maintaining hemodynamic stability in laryngoscopy intubation. Methods: This double-blind randomized clinical trial was conducted at RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar in July-August 2022 with ethical qualifications from the Ethics Committee for Biomedical Research in Humans from the Faculty of Medicine, Hasanuddin University. The sample was the entire population that met the inclusion and exclusion criteria. The data were processed using SPSS 25. The analysis used paired T-test, Mann-Whitney, and Wilcoxon with a 95% confidence level (p<0.005). Result: There was a significant decrease in the mean arterial pressure and decrease in heart rate after induction (T2-T0) in the Bisoprolol group (p<0.05). The mean arterial pressure at T1-T0, T3-T0, T3-T2 did not statistically significant. Conclusion: Ivabradine 5 mg was more effective than Bisoprolol 5 mg in maintaining the stability of mean arterial pressure and heart rate in laryngoscopy intubation.