Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Efektivitas antara Ivabradin 5 mg dengan Bisoprolol 5 mg dalam Menjaga Kestabilan Hemodinamik pada Tindakan Laringoskopi Intubasi Putra, Dany Surya; Syafri Kamsul Arif; Syamsu Hilal Salam; Ramli Ahmad; Andi Salahuddin; Muhammad Rum
Majalah Anestesia & Critical Care Vol 41 No 2 (2023): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif (PERDATIN) / The Indonesian Society of Anesthesiology and Intensive Care (INSAIC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55497/majanestcricar.v41i2.294

Abstract

Background: Laryngoscopy intubation can cause complications in the form of increased blood pressure and heart rate. This can be detrimental to patients with cardiovascular complications, increased intracranial pressure, and vascular anomalies. Various procedures are performed to stabilize hemodynamic fluctuations during laryngoscopy intubation, one of which is the administration of beta-blocking agents (Bisoprolol). In some studies, the administration of Bisoprolol can cause side effects such as hypotension and bradycardia. One drug considered to maintain hemodynamic stability in laryngoscopy intubation with minimal effects is the administration of Ivabradine, which works by regulating diastolic depolarization. Objective: To compare the effectiveness of Ivabradine 5 mg and Bisoprolol 5 mg in maintaining hemodynamic stability in laryngoscopy intubation. Methods: This double-blind randomized clinical trial was conducted at RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar in July-August 2022 with ethical qualifications from the Ethics Committee for Biomedical Research in Humans from the Faculty of Medicine, Hasanuddin University. The sample was the entire population that met the inclusion and exclusion criteria. The data were processed using SPSS 25. The analysis used paired T-test, Mann-Whitney, and Wilcoxon with a 95% confidence level (p<0.005). Result: There was a significant decrease in the mean arterial pressure and decrease in heart rate after induction (T2-T0) in the Bisoprolol group (p<0.05). The mean arterial pressure at T1-T0, T3-T0, T3-T2 did not statistically significant. Conclusion: Ivabradine 5 mg was more effective than Bisoprolol 5 mg in maintaining the stability of mean arterial pressure and heart rate in laryngoscopy intubation.
Syok Kardiogenik pada Pasien Diabetes Mellitus: A Case Report Putri Saskia Aulya; Andi Salahuddin; Fadillah Maricar
The Indonesian Journal of General Medicine Vol. 16 No. 1 (2025): The Indonesian Journal of General Medicine
Publisher : International Medical Journal Corp. Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70070/qpyxxq20

Abstract

Latar Belakang: Syok kardiogenik merupakan kondisi gawat darurat yang ditandai dengan kegagalan pompa jantung sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan perfusi jaringan. Pasien dengan diabetes mellitus memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner dan disfungsi miokard, yang dapat memicu terjadinya syok kardiogenik. Kasus: Seorang pasien laki-laki berusia 58 tahun dengan riwayat diabetes mellitus tipe 2 datang ke instalasi gawat darurat dengan keluhan nyeri dada hebat sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit, disertai sesak napas progresif, hipotensi (tekanan darah 78/50 mmHg), dan penurunan kesadaran. Pemeriksaan EKG menunjukkan elevasi segmen ST pada dinding anterior, dan echocardiography mengungkapkan fraksi ejeksi sebesar 25% dengan hipokinesia luas pada ventrikel kiri. Analisis laboratorium menunjukkan hiperglikemia dan peningkatan troponin I. Pasien segera mendapatkan terapi suportif termasuk oksigen, vasopressor, antiplatelet, dan dilakukan primary percutaneous coronary intervention (PCI). Hasil: Setelah intervensi, tekanan darah pasien membaik (104/70 mmHg) dan kesadaran kembali penuh dalam 48 jam. Pasien dirawat selama 10 hari dengan perbaikan hemodinamik dan fungsi ventrikel yang bertahap. Kesimpulan: Syok kardiogenik pada pasien diabetes mellitus sering berkaitan dengan kejadian infark miokard akut yang luas. Diagnosis dan intervensi cepat, termasuk reperfusi dini, sangat penting untuk meningkatkan angka harapan hidup pasien.