United National Childrens Fund (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan bahwa anak-anak hanya boleh disusui setidaknya selama enam bulan. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Jawa Tengah cukup rendah. Rendahnya cakupan pemberian ASI pada bayi baru lahir salah satunya disebabkan produksi ASI pada ibu post partum terhambat pada hari-hari pertama setelah melahirkan, sehingga sebagian besar bayi mendapatkan susu formula saat lahir. Tumbuhan obat tradisional di Indonesia yang dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI yaitu buah pepaya. Buah pepaya mengandung laktogogum , saponin, alkaloid, papain berpotensi merangsang hormon oksitosin dan prolaktin sehingga dapat memperlancar produksi ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Carica Papaya pada ibu menyusui terhadap kecukupan ASI pada bayi di RSUI Kustati . Jenis penelitian ini adalah kuantitatif pra-eksperimen (pre-experimental design), dengan pendekatan one group pretest posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang menyusui bayinya pada hari ke-0 di RSUI Kustati , bulan Oktober sampai November 2020 sebanyak 66 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Karakteristik ibu menyusui di RSUI Kustati sebagian besar berusia 20-35 tahun sebanyak 54 responden (81,8%), sebagian besar berpendidikan SMA sebanyak 27 responden (40,9%), sebagian besar memiliki >1 anak (multipara) sebanyak 45 responden (68,2%), dan sebagian besar persalinan spontan sebanyak 47 responden (71,2%). 23 responden (34,8%) memiliki ASI yang cukup sebelum ibu menyusui dan 43 responden (65,2%) memiliki ASI yang tidak cukup. Kecukupan ASI bayi setelah ibu menyusui diberikan Carica Papaya sebanyak 53 responden (80,3%) dan 13 responden (19,7%) tidak cukup ASI. Hasil uji statistik Wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000. (p<0,05). Pengaruh Pemberian Carica Pepaya Pada Ibu Menyusui Untuk Meningkatkan Kecukupan Menyusui Pada Bayi Di RSUI Kustati Surakarta Terhadap Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Post Partum