Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Common intestinal parasitic infections in an improved water access, sanitation, and hygiene profile setting in North Jakarta, Indonesia Narayani, Dewa AJ.; Ali, Soegianto; Surja, Sem S.; Kristin, Helen; Hangestu, Anastasia; Widowati, Tria A.; Wijaya, Meiliyana; Kaisar, Maria MM.
Narra J Vol. 4 No. 3 (2024): December 2024
Publisher : Narra Sains Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52225/narra.v4i3.1264

Abstract

Intestinal parasitic infections (IPIs), caused by helminths and/or protozoa, continue to be a significant public health concern in Indonesia. Water access, sanitation, and hygiene practices (WASH) are influential factors for IPIs, especially among children. The aim of this study was to investigate the association between WASH and IPIs among school-aged children. A cross-sectional study involving 338 school-age children in an urban slum area in North Jakarta, Indonesia, was conducted using stool specimens subjected to microscopic and real-time polymerase chain reaction (rt-PCR) examination. The children underwent a finger-prick blood test and anthropometric measurements to determine anemia and nutritional status. Parents whose children participated in stool and blood examinations were interviewed using a modified WASH questionnaire. Helminth infections were not found in this study, whereas the overall prevalence of intestinal protozoa parasitic infection (IPPI) was 18.3% and 52.4% by microscopy and rt-PCR, respectively. Blastocystis spp. was found to have the highest prevalence (microscopy: 12%; rt-PCR: 48.6%), followed by Giardia intestinalis (microscopy: 0.6%; rt-PCR: 6.7%), Cryptosporidium spp. (microscopy: 5.1%; rt-PCR: 1.6%), and Entamoeba histolytica/dispar (microscopy: 0.6%; rt-PCR: 3.2%). Additionally, Dientamoeba fragilis was detected by rt-PCR at 4.1%. Furthermore, the discrepancies between microscopy and rt-PCR were observed in 8.9% (n=28) of the examined specimens. The majority of the respondents had a low-risk category of WASH profile. School children aged 5–10 years old (OR=2.06; 95%CI=1.27–3.33) and those who drank unprocessed cooking water (OR=1.95; 95%CI=1.07–3.57) were significantly associated with IPPI. The present study demonstrated that rt-PCR provides a better understanding of IPI epidemiology and has potential as a monitoring strategy for managing IPIs. Even though this population exhibits an adequate WASH profile and is not directly associated with IPIs, conducting a more in-depth observation of WASH facilities and practices is recommended to ensure a comprehensive assessment of the WASH profile. Additionally, engaging stakeholders in health promotion programs to ensure the sustainability of a good WASH profile and awareness of parasitic infections will be advantageous in achieving optimal urban health.
Edukasi Masyarakat Melalui Instagram: Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Pencegahan Dengue Surja, Sem S.; Rimbo, Sabian T.; Anathapindika Putra; Stela Eclesia; Ricky Kurniawan; Rafael A. Mario; Daniel L.V. Akris; Hanna Yolanda; Freggy S. Joprang; Maria M.M. Kaisar; Meiliyana Wijaya
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v2i2.5621

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi suatu masalah kesehatan global selama beberapa dekade terakhir, dengan angka kasus yang terus meningkat di berbagai negara, terutama di area tropis dan subtropis. Upaya pengendalian tradisional terhadap DBD sering kali tidak efektif dan berdampak negatif terhadap lingkungan, sehingga diperlukan pendekatan inovatif dalam upaya pengendalian DBD, salah satunya yaitu penggunaan bakteri Wolbachia. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilakukan dengan tujuan untuk menyebarkan informasi serta mengklarifikasi hoax terkait nyamuk ber-Wolbachia kepada masyarakat umum. PkM ini dilakukan dengan melibatkan mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (FKIK UAJ) dan diintegrasikan ke dalam kegiatan perkuliahan. PkM dilakukan dalam bentuk video edukasi yang diunggah melalui platform media sosial Instagram. Hasil dari proyek ini yaitu unggahan reels di akun Instagram FKIK Unika Atma Jaya yang memperoleh 12.960 tontonan dengan 147 like dan 79 shares. Proyek ini berperan dalam meningkatkan kesadaran serta penerimaan dari masyarakat terhadap inovasi nyamuk ber-Wolbachia, serta membantu mahasiswa dalam mengembangkan soft skills dan meningkatkan pengalaman mereka dalam melakukan edukasi kesehatan.
Edukasi Masyarakat Melalui Instagram: Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Pencegahan Dengue Surja, Sem S.; Rimbo, Sabian T.; Anathapindika Putra; Stela Eclesia; Ricky Kurniawan; Rafael A. Mario; Daniel L.V. Akris; Hanna Yolanda; Freggy S. Joprang; Maria M.M. Kaisar; Meiliyana Wijaya
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v2i2.5621

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) telah menjadi suatu masalah kesehatan global selama beberapa dekade terakhir, dengan angka kasus yang terus meningkat di berbagai negara, terutama di area tropis dan subtropis. Upaya pengendalian tradisional terhadap DBD sering kali tidak efektif dan berdampak negatif terhadap lingkungan, sehingga diperlukan pendekatan inovatif dalam upaya pengendalian DBD, salah satunya yaitu penggunaan bakteri Wolbachia. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini dilakukan dengan tujuan untuk menyebarkan informasi serta mengklarifikasi hoax terkait nyamuk ber-Wolbachia kepada masyarakat umum. PkM ini dilakukan dengan melibatkan mahasiswa kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (FKIK UAJ) dan diintegrasikan ke dalam kegiatan perkuliahan. PkM dilakukan dalam bentuk video edukasi yang diunggah melalui platform media sosial Instagram. Hasil dari proyek ini yaitu unggahan reels di akun Instagram FKIK Unika Atma Jaya yang memperoleh 12.960 tontonan dengan 147 like dan 79 shares. Proyek ini berperan dalam meningkatkan kesadaran serta penerimaan dari masyarakat terhadap inovasi nyamuk ber-Wolbachia, serta membantu mahasiswa dalam mengembangkan soft skills dan meningkatkan pengalaman mereka dalam melakukan edukasi kesehatan.